7 - Torturer

1.5K 285 20
                                    

Yunseong tidak tau sejak kapan Sunhee mengenal gadis lainnya yang sejak tadi terus menempel padanya. Setaunya, mereka juga orang baru. Pria kekar bernama Lee Hangyul tadi yang bilang seperti itu.

"Yunseong, bisa bantu aku?" Yohan datang dengan tas besar di tangannya.

Yang diminta bantuan mengangguk, ia mengikut kemana Yohan pergi. Pemuda Kim itu akhirnya memilih untuk duduk di karpet yang dekat dengan ruang kerja Midam. Ah, bukan ruang kerja formal yang seperti kalian kira.

"Apa isinya?" tanya Yunseong, tapi sedetik kemudian dia berjengit terkejut kala Yohan menarik keluar senjata api.

"Kau harus terbiasa Yunseong." Kekeh Yohan pelan.

Yunseong tidak mengerti mengapa pemuda itu bisa setenang ini, bagi Yunseong hanya untuk sekedar memegang benda itu ia gemetar. Apalagi kalau menarik pelatuknya, Yunseong tidak membayangkan ia menjadi sadis suatu saat. Yunseong pikir hanya beberapa, tapi nyatanya banyak sekali. Bahkan di sertai ratusan peluru itu.

"Kenapa banyak sekali?"

"Hangyul yang mengambilnya." Ujar Midam dari kursi putarnya.

"Bukankah ini dilarang?" Mingyu tiba-tiba datang, ia jelas baru selesai mandi dengan handuk kecil yang bertengger di bahunya.

Wooseok datang, ia mengambil duduk di sebelah Yohan. Membantu pemuda itu untuk mengelompokkan macam-macam senjata api itu. Yunseong tampak tidak berguna, untuk sekedar menyentuhnya saja ia tidak berani.

"Siapa yang mau melarangnya? Populasi di sini sudah menghilang, mungkin tinggal tersisa kita dan mereka. Pegang saja Yunseong, ini tidak ada pelurunya. Belum di isi." Setelah mendengar penuturan Wooseok, barulah pemuda Hwang itu berani membantu Yohan Wooseok dan Mingyu.

"Mereka siapa?"

Sihoon datang sambil memberikan pertanyaan, sukses menarik perhatian semua penghuni tempat itu yang semula sibuk dengan tugas masing-masing.

"Woah, lihat betapa hebatnya tempat ini." Yaera datang dan langsung mendekat pada Midam yang duduk di depan meja kerjanya.

Meja kerja Midam adalah beberapa layar monitor dengan keyboard canggih dan kabel-kabel yang entah apa fungsinya. Ia seorang hacker dan pelacak di sini. Ia dengan mudah meretas sistem perkotaan yang sudah tidak stabil semenjak hal ini terjadi. Ia dengan senang hati mengambil semua kebutuhan yang ia perlukan saat semua pemilik tempatnya menghilang tanpa jejak.

Midam yang mendapati dua orang gadis mendekat ke arahnya dengan tatapan kagum hanya acuh, ia malah memilih untuk menjawab pertanyaan Sihoon. "Ilmuwan gila itu."

Ia menunjuk salah satu dari sekian banyak monitor yang seperti tayangan kamera CCTV. "Tunggu, apa ini live?" tanya Yunseong yang diam-diam memperhatikan dengan rasa penasaran.

"Tentu saja, Midam hyung itu bisa meretas apapun." Hangyul datang dan langsung menyaut pertanyaan itu.

"Apa yang mereka lakukan?" tanya Sunhee kala melihat sekelompok orang dengan jas putih panjang mengerubungi seseorang yang duduk pada kursi khusus, kedua tangan dan kakinya seperti di borgol.

"Percobaan, sepertinya mereka anak-anak yang tidak beruntung. Berhasil tertangkap dan menjadi kelinci percobaan. Lihat ini, sebentar lagi mereka akan menyetrumnya." Midam menunjuk layar monitor pada bagian kiri atas.

Membuat semua memfokuskan atensi mereka pada hal yang di tunjuk Midam. Dan benar saja, tak lama setelah hal itu mereka dapat melihat sosok yang tadi di borgol tampak kejang akibat aliran listrik yang dirasakannya. "Tapi, kenapa?"

"Budaya kita." Ujar Wooseok yang masih menata beberapa peluru ke sebuah kotak agar tidak terpencar.

"Orang-orang di kota ini dikenal dengan pertahanan tubuh yang kuat. Karena kita berhasil membudidayakan bunga delphinium itu. Mengkonsumsinya sebagai obat, sehingga membuat daya tahan tubuh mengingkat berkali lipat. Hal itu tentunya mengundang orang-orang kelewat gila seperti mereka untuk mengetes beberapa hal."

Restraint Wall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang