18 - Separate

729 132 10
                                    

Sunhee tidak tau sudah seberapa jauh mereka berlari, kaki-kakinya sudah terasa begitu lelah dan tidak terasa menapak lagi. Makhluk-makhluk itu masih mengejar mereka. Yohan sejak tadi berusaha mencari tempat yang bisa dijadikan tempat bersembunyi. Tapi sayang sekali, tak ada tempat yang cukup aman atau membingungkan untuk bersembunyi dari mereka.

Mingyu menoleh ke belakang, melihat rekan-rekannya yang sepertinya mulai kehabisan tenaga karena berlari dengan sekuat tenaga. Mingyu tentunya kebingungan, namun maniknya tampak cerah saat melihat sesuatu.

"Hyung!" ujar Mingyu pada Yohan yang berlari di depannya, Yohan menganggukㅡkarena yang mereka pikirkan tentunya sama.

Di depan sana, ada sebuah mall yang terlihat bisa menjadi tempat bersembunyi yang cukup bagus karena tentunya banyak beragam toko. Sunhee tau ke mana arah pelarian mereka, dalam hati ia bersorakㅡmeski tau ini bukanlah saat yang tepat.

Mungkin sebuah keberuntunganㅡatau memang tempat ini sudah pernah dijarahㅡpintu tersebut tidak terkunci, juga tidak pecah. Jadi, mereka cukup yakin kalau di dalam sana tidak ada makhluk ituㅡkecuali yang mengikuti mereka nanti.

Suara auman kembali terdengar, mereka yang semula berhenti sejenak karena begitu lelah kembali panik. Tidak mungkin hanya berdiam di sini. Suara bising terdengar dari pintu kaca yang pecah itu, mereka sontak berpencar ke segala arah.

***


Yunseong, Sihoon dan Sunhee sontak berhenti berlari dan mengatur napas. Napas mereka terengah, namun tetap berusaha untuk mengais napas dengan tenangㅡtakut-takut mengundang perhatian makhluk di sana. Mereka ada di supermarket mall ini, sepertinya mereka sudah masuk cukup jauh sehingga tak terlihat makhluk itu lagi.

"Tunggu, di mana Yaera?" bisik Sunhee.

"Sial." Sihoon benar-benar merasa begitu gagal melindungi gadis itu, melepas perhatian dari Yaera saat mereka berpencar tadi adalah suatu hal yang fatal. Sihoon merasa begitu bodoh saat ini. Bahkan, ia hampir saja berlari keluar kalau tidak ditahan oleh Yunseong.

"Hei tenang Kim Sihoon, dinginkan kepalamu. Ia pasti bersama yang
lain."

Sihoon mendengus, hal yang Yunseong katakan mungkin benar. Tapi pikirannya tak bisa lepas dari Yaera, membayangkan gadis itu dalam bahaya saja sudah membuatnya frustrasi.

***


"Pelan-pelan," gumam Yohan pada Mingyu, Midam dan Wooseok.

Mereka benar-benar terpisah, tapi memang sepertinya ini adalah hal yang tepat. Mengingat hal itu bisa membuat makhluk-makhluk itu bingung, dan mungkin tersesat di mall ini. Sehingga hal tersebut bisa menjadi celah bagi mereka untuk kabur. Tapi masalahnya hanya satu, mereka tidak menyusun strategi atau menentukan tempat pertemuan setelah menyebar seperti ini.

Mingyu sejak tadi berusaha memutar otaknya, berusaha memikirkan bagaimana mereka bisa berkumpul nanti. Namun, ia tidak bisa berpikir jernih karena otaknya terdominasi oleh makhluk yang mengejar mereka.

Mereka berempat masuk ke pusat permainan. Benar-benar melangkah dengan hati-hati, karena jika mereka menyenggol sesuatu tentunya akan menimbulkan suara bisingㅡyang akan membahayakan nyawa mereka.

"Woㅡ"

Midam tercekat, Wooseok yang sejak tadi bersamanya kini sudah tergeletak di atas genangan darahnya sendiri. Mingyu dan Yohan sama sekali belum menyadarinya, kakak-beradik itu terus melangkah maju. Kaki Midam seakan menancap di lantai itu, ia tidak berani untuk melangkah menuju Wooseok yang tampak mengais napas dan berusaha memanggilnya.

Restraint Wall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang