20 - The Truth

673 134 5
                                    

Meski dengan penerangan yang minim, mereka tetap berlari mencari tempat perlindungan yang cukup tepat. Mingyu sesekali menoleh ke belakang, memang tidak ada makhluk yang mengikuti mereka. Tapi setidaknya mereka memang harus menjaga jarak agar aman.

Yaera tidak kuat lagi, kakinya benar-benar terasa sakit. Ia melirik pada Hangyul yang sejak tadi masih membantunya untuk berlari, lalu menoleh pada Sihoon yang berlari di depan sanaㅡmemimpin mereka. Gadis itu menunduk, ia hanya menyusahkan Hangyul saja.

"Hangyul, maaf karena menyusahkanmu." lirih gadis itu.

"Tidak, kau tidak menyusahkan. Cepat sembuh saja, agar kau tidak merasa menyusahkan orang lagi."

Tak lama, mereka berbelok dan sepertinya menemukan tempat persembunyian yang cocok. Yaera langsung dibantu Hangyul untuk duduk dan meluruskan kakinya.

"Jadi apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yohan yang sebelumnya tampak sedang membicarakan sesuatu dengan Mingyu.

"Maaf menyela, tapi aku butuh ekstrak bunga." Ujar Hangyul tiba-tiba.

"Ada apa?" tanya Yunseong dari ujung sana.

"Yaera terluka." Mendengar penuturan Hangyul, Sihoon yang sejak tadi berjarak jauh dengan gadis itu langsung menerobos rekan-rekannya guna mendekat ke arah Yaera.

Sihoon terkejut melihat keadaan kaki Yaera yang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Hangyul diam-diam mendecih, sementara Yaera hanya menyunggingkan senyum tipis.

"Kau berlari dengan keadaan seperti ini?" Sihoon meraih pergelangan kaki Yaera, berniat segera menyuntikkan esktrak bunganya pada Yaera. Gadis itu terlihat mengernyit tak nyaman, Hangyul menyadarinya karena gerakkan Sihoon terlalu kasar.

"Pelan-pelan, kau menyakitinya." Cegah Hangyul, membuat Sihoon canggungㅡapa yang sudah terjadi dengan dua orang ini?

"Maaf." Balas Sihoon datar, ia kemudian segera menyuntikkan esktrak bunganya.

Melihat masalah sudah selesai, Sunhee akhirnya dapat bernapas lega. Entah mengapa keadaan tiga orang tadi terasa tegang.

"Jadi, apa yang terjadi?" tanya Wooseok, mengulangi pertanyaan Yohan tadi.

Sunhee dan Yunseong bersitatap, entah mengapa mereka seperti bertelepati untuk menentukan siapa yang akan bercerita.

"Baiklah," Sunhee mengambil alih.

"Jadi, seperti yang dibilang Sihoon tadi. Ada makhluk yang memakan sesama. Apa kalian tadi sempat dipojokkan oleh mereka?" tanya gadis itu, kemudian dibalas angukkan kepala Midam dan Hangyul.

"Lalu tiba-tiba mereka pergi." Sambung Midam.

"Itu karena mereka terancam. Jadi tadi, aku, Sunhee dan Sihoon bersembunyi di supermarket mall itu. Ternyata makhluk yang menakuti mereka ada tepat di depan supermarketnya." Jelas Yunseong.

Midam melirik ke tiga orang ituㅡSunhee, Sihoon dan Yunseongㅡmereka tampak baik-baik saja. Tidak menunjukkan tanda cidera sama sekali.

"Lalu, bagaimana kalian bisa selamat?" tanya Wooseok.

"Entahlah, mungkin hanya keberuntungan? Kami sepertinya sangat beruntung, karena makhluk itu sedang sibuk menyantap makan siangnya, terlebih sepertinya ia juga buta. Namun, sepertinya hanya bisa merasakan sesama mereka."

Wooseok mengangguk, memikirkan kalau benar seperti itu maka hal itu bukanlah ancaman bagi mereka. Yaera yang mendengar itu diam-diam mengeluh, lalu kenapa mereka berlari sejak tadi? Kakinya hampir saja semakin parah tadi.

Restraint Wall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang