Krist terbangun dalam dekapan tubuh Singto, keduanya memang selalu tidur sekamar saat di rumah keluarga Singto. Tapi untuk tidur didalam dekapan sang suami, ini adalah kali pertama untuk Krist. Semburat merah muda nan tipis baru saja menyembur di kedua sisi pipi Krist hingga ke telinga begitu ia mendongakkan kepalanya dan menyadari jika wajah sang suami begitu dekat, hingga nafas Singto menerpa hidupnya.
Menatap Singto dengan jarak sedekat ini membuat jantung Krist tiba-tiba berdegup kencang, hingga ia takut sang suami akan terbangun karena suara degupan jantungnya.
Singto tidak lagi mampu menahan senyuman di bibirnya kala ia merasakan Krist yang masih mengawasi dia dari dalam pelukan.
"Phi sudah bangun?!" Teriak Krist mencoba mendorong tubuh Singto yang masih memeluknya.
Singto membuka kedua matanya, menatap kedua manik mata Krist yang begitu indah, "Bahkan aku masih ingat bagaimana kau mendengkur..."
"Ya! Aku tidak mendengkur!" Protes Krist yang masih dalam usahanya mendong tubuh sang suami mundur, "Ish! Lepaskan! Kenapa Phi masih memejamkan mata jika sudah bangun?" Lanjut Krist yang masih dalam usahanya ingin melepaskan pelukan sang suami.
"Aku ingin tau seberapa nyaman istriku saat tidur dalam pelukanku." Singto tersenyum menggoda yang berhasil membuat Krist menghentikan pemberontakannya. Bahkan Krist tidak protes saat Singto kembali mengeratkan dekapan, membuat pemuda menggemaskan tersebut semakin menempelkan tubuhnya.
Krist memejamkan mata menikmati kehangatan tubuh sang suami cukup lama. Keduanya sama-sama menikmati ketenangan yang sudah tercipta.
Krist memundurkan kepalanya serta mendongak untuk melihat Singto, "Phi..."
"Hmmm???" Singto sudah sedikit menunduk untuk melihat Krist.
"Aku lapar...." Ucap Krist dengan lirih.
Singto tersenyum lembut, "Mandi dulu baru makan. Haruskah kita mandi bersama?"
Krist membulatkan kedua matanya mendengar godaan Singto, "Tidak! Itu memalukan!" Krist mendorong kasar tubuh Singto hingga ia terlepas dari pelukan sebelum beranjak dari tempat tidur dan berlari kecil menuju kamar mandi, tingkah Krist yang malu-malu dengan mencoba kabur membuat Singto terkekeh gemas dengan pasangannya tersebut.
Selesai mandi, Krist langsung pergi ke dapur karena tidak menemukan Singto di kamar.
Hal yang sama juga terjadi di dapur, ia tidak dapat menemukan sang suami di sana, yang terlihat di dapur hanya dua orang maid tengah mempersiapkan sarapan.
"Apa phi Singto belum turun?" Tanya Krist kepada kedua maid yang tengah memasak.
"Belum tuan..." Jawab salah seorang maid yang sudah menghentikan kegiatan memasaknya begitu mendengar pertanyaan dari Krist.
Krist berbalik hendak kembali ke kamar, namun tubuhnya baru saja bertubrukan dengan orang yang dicari sedari tadi.
"Merindukanku?" Ujar Singto yang sudah mendekap tubuh Krist.
"Phi darimana?" Tanya Krist yang entah karena nyaman atau tidak sadar jika Singto sudah mendekap tubuhnya.
"Mandi di kamar sebelah..." Singto menunjukkan sebuah senyuman, berbeda dengan Krist yang sudah mengerutkan keningnya dan tampak kesal.
Krist mendorong tubuh Singto hingga mundur dan melepaskan pelukan, ia berbalik menuju para maid yang tengah memasak.
"Setelah selesai dengan masakan ini, tolong kalian pindahkan semua barang dari kamar sebelah ke kamarku!" Ujar Krist kepada maid yang juga didengar sang suami membuat Singto tersenyum lebih lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Bilang Cinta (SK) (END)
FanfictionKisah couple SK, cerita ini saya tulis berdasarkan permintaan seseorang yang ingin mengaplikasikan kisah sinetron Indo, Benci Bilang Cinta pada karakter kesayangannya, Peraya. Hanya sampai bagian 4 saya mengaplikasikan kisah sesuai sinetron, selebih...