Singto yang mendapati tatapan kecewa dari Krist meraih tubuh itu kedalam pelukannya, "Aku tidak suka kau dekat dengan siapapun." Bisiknya yang sudah memeluk Krist.
Krist tidak membalas pelukan itu namun ia tersenyum tipis sebelum menjawab, "Aku juga tidak suka jika phi marah tidak jelas seperti hari ini. Bisakah kita keluar sekarang? Kasihan tuan Choi menunggu lama...."
Singto melonggarkan pelukannya, "Jangan jauh-jauh dariku ataupun bicara dengan orang asing!"
Krist mengerutkan keningnya, "Hey! Aku bukan anak kecil kenapa kau memberiku nasihat seperti itu?!" Protes Krist.
Singto hanya tersenyum lebar sebagai jawaban protes dari Krist, senyuman yang sering ia tunjukkan hanya untuk orang terdekatnya.
"Terserah!" Krist membuka pintu mobil, mengabaikan Singto yang masih tersenyum lebar.
"Bisa kita ke pertemuan sekarang?" Tanya Krist yang melihat Choi berdiri disamping mobil.
"Tentu tuan..." Ujar Choi dengan tubuh sedikit membungkuk.
Seperti biasa, Singto dan Krist berada dalam satu mobil beserta sopir dan Choi di bangku depan yang juga diikuti oleh dua mobil lain di bagian depan serta belakang.
Rombongan Singto berhenti disebuah hotel dimana Choi membuat perjanjian. Singto dan Krist langsung berjalan menuju sebuah ruangan yang memang sering digunakan untuk pertemuan. Singto langsung diarahkan untuk duduk sebaris dengan seorang perempuan paruh baya yang terlihat angkuh lengkap dengan perhiasan dan make up yang lengkap. Singto menyapa dengan sedikit mengangguk sebelum ia duduk dan memperhatikan seseorang yang langsung naik ke atas panggung presentasi.
Dua orang melakukan presentasi sebagai perwakilan dari perusahaan Singto dan juga perusahaan wanita tersebut. Namun, belum juga presentasi kedua selesai Krist sudah menyandarkan kepalanya kepada bahu Singto.
Singto memberi kode pada Choi untuk mendekat, "Check in satu kamar sekarang untuk semalam lalu kembalilah untuk mengantar Krist kesana." Bisik Singto dengan salah satu tangan yang menutupi mulutnya supaya tidak ada yang menguping.
Choi mengangguk mengerti dan langsung pergi melaksanakan perintah yang Singto berikan.
Singto kembali fokus dengan presentasi saat kepala Krist sedikit bergerak di bahunya mencari kenyamanan.
Tidak perlu waktu lama untuk Choi kembali.
"Krist..." Bisik Singto membuat Krist membuka kedua matanya dengan malas, "Ikutlah dengan Choi untuk beristirahat..." Bisiknya lagi, Krist mengangguk setuju dan beranjak dari posisi awal mengikuti Choi meninggalkan ruangan.
Disisi lain, Singto mulai fokus lagi dengan presentasi sebelum akhirnya ia dan wanita tersebut saling berpindah posisi sehingga duduk berhadapan dalam satu meja. Mereka membahas keuntungan serta kerugian yang mungkin saja mereka dapatkan selama kerja sama berlangsung.
Sekitar dua jam setelahnya rapat tersebut selesai dan menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Begitu pertemuan tersebut selesai, Choi langsung mengantar Singto menuju kamar yang digunakan Krist untuk beristirahat.
"Silahkan tuan..." Ucap Choi yang menyodorkan kunci mobil milik Singto saat keduanya beserta rombongan pengawal berada didepan pintu kamar dimana Krist tertidur.
"Eum, hari ini tidak ada pertemuan lagi kan?"
"Tidak tuan."
"Kalian kembalilah, aku akan kembali nanti malam setelah Krist istirahat." Jelas Singto yang disetujui Choi.
Singto memasuki kamar begitu Choi dan pengawal lain sudah berjalan menjauh meninggalkan dirinya. Ia melihat Krist tengah berbaring di atas tempat tidur dengan begitu nyaman, entah apa yang sudah dilakukannya seharian ini hingga terlihat begitu lelah atau mungkin ini memang waktu Krist untuk tidur siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Bilang Cinta (SK) (END)
FanfictionKisah couple SK, cerita ini saya tulis berdasarkan permintaan seseorang yang ingin mengaplikasikan kisah sinetron Indo, Benci Bilang Cinta pada karakter kesayangannya, Peraya. Hanya sampai bagian 4 saya mengaplikasikan kisah sesuai sinetron, selebih...