Sudah dua hari sejak Singto dan Krist beristirahat di hotel paska pertemuan dengan seorang klien kala itu. Siang ini Krist tengah duduk manis di kantin universitas bersama rekan-rekannya seperti biasa.
"Waaahhhh...." Bass tampak menggelengkan kepalanya pelan karena kagum dengan apa yang baru saja ia lihat dari benda persegi ditangannya.
Tae menoleh ke arah Bass yang duduk disampingnya, mencoba mengintip apa yang tengah di lihat sang teman.
Tae pun memberikan ekspresi yang sama saat mengerti apa yang Bass lihat, membuat Krist yang duduk di seberang keduanya tampak mengerutkan kening karena belum mengerti. Kesal karena kedua temannya tidak ada yang berniat memberitahu apa yang dilihat, Krist dengan cepat mengambil alih ponsel Bass.
Kekesalan Krist semakin bertambah karena ternyata yang dilihat Bass bukan berita lain, melainkan berita dirinya dan Singto makan malam beberapa waktu lalu. Bahkan, salah satu foto juga menunjukkan bagaimana Singto menggendong dirinya di punggung.
"Kenapa berita ini belum surut?" Gumam Krist
Bass terkekeh kecil mendengar gumaman Krist, "Kami benar-benar bangga memiliki teman sepertimu. Kalian benar-benar mesra, aku jadi tidak sabar mendengar berita kehamilan mu."
"Yak!! Aku seorang pria! Bagaimana aku bisa hamil?!" Protes Krist dengan nada sedikit tinggi namun tidak sampai berteriak, menyadari posisi dia di tengah tempat umum, ia harus menjaga image.
Tae terkekeh, "Kenapa memangnya jika kau pria? Bukankah sekarang banyak cara untuk mendapatkan kehamilan di ilmu kedokteran?"
"Tapi bukan itu masalahnya!" Krist mengelak dari tatapan Tae dan Bass dengan menundukkan kepala, salah satu tangannya memainkan sedotan yang ada di gelas berisikan minuman berwarna pink.
"Apa? Kau tidak ingin punya anak? Atau dia tidak ingin punya anak?" Tanya Bass penasaran.
"Jangan bilang jika kalian belum pernah melakukannya?!" Ujar Tae lirih dengan setiap penekanan di kalimatnya.
Krist menatap Tae sebelum menghela nafas panjang dan mengangguk.
"Kenapa?" Tanya Bass yang terkejut, pernikahan Krist dan Singto bukanlah satu atau dua hari saja, tapi sudah berlangsung beberapa minggu. Bagaimana bisa orang yang sudah menikah, tinggal bersama bahkan sudah terlepas dari kedua orang tua mereka, belum juga melakukan sesuatu seperti itu.
Krist menggelengkan kepalanya pasrah.
Tae tampak berpikir sebelum bertanya, "Apa dia tidak pernah memulai?"
"Eum, pernah.... tapi...." Krist menggantung kalimatnya, menatap Bass dan Tae bergantian, "Aku mengalihkan perhatiannya dengan mengatakan lapar. Setelah itu ia tidak pernah memulai lagi." Krist menunduk merasa bersalah.
"Oh tidak... Aku harap dia tidak melampiaskan nafsunya pada orang lain." Ucapan Bass membuat Krist kembali menatap dirinya dengan mata membulat.
"Apa kau tidak pernah memintanya?" Ujar Tae.
Krist menggeleng, "Kenapa aku harus meminta?"
Bass berdecak kesal sebelum menjawab, "Semua itu tidak harus dimulai oleh pihak pemberi. Seperti hanya ungkapan perasaan, tidak mungkin kan dia saja yang selalu mengatakan cinta? Kau pasti juga mengatakannya kan?"
Krist yang tampak ragu dan belum memberikan jawaban membuat Tae bersama Bass saling melemparkan pandangan, "Tidak mungkin!" Ujar keduanya bersamaan.
"Tidak mungkin kalian bahkan belum mengungkapkan perasaan!" Ujar Bass membuat Krist kembali menunduk.
"Aku ragu kalian memiliki perasaan yang sama." Ujar Tae dengan kepala yang sudah menggeleng pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Bilang Cinta (SK) (END)
FanfictionKisah couple SK, cerita ini saya tulis berdasarkan permintaan seseorang yang ingin mengaplikasikan kisah sinetron Indo, Benci Bilang Cinta pada karakter kesayangannya, Peraya. Hanya sampai bagian 4 saya mengaplikasikan kisah sesuai sinetron, selebih...