Number 40

659 99 14
                                    

Hargai penulis dengan cara,
Tinggalkan vote sebelum membaca👍


Happy reading🤗

Pagi ini Yuna sangat tak bersemangat untuk datang ke rumah sakit. Yuna berjalan malas malasan masuk ke dalam mobil. Di perjalanan Yuna masih tak menyangka Sean akan melakukan ini padanya.

Setibanya di RS yuna mulai masuk berjalan di lorong RS, walau Yuna tampak kuat, dia berusaha untuk tak menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di RS yuna mulai masuk berjalan di lorong RS, walau Yuna tampak kuat, dia berusaha untuk tak menangis. Pertemuan kejadian kemarin , benar
benar memporak-porandakan hatinya.

Di depan ruangan staf Yuna berpapasan dengan Andra.

"Selamat pagi dokter Yuna" sapa Andra tersenyum bersemangat.

"pagi ndra" sahut Yuna lesu.

"lo kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu? Lagi putus cinta yaa" tebak andra berusaha menghibur Yuna. Padahal dalam hatinya Andra tersenyum gembira melihat Yuna dan Sean yang saat ini sedang pecah belah dan tak mungkin bisa bersatu.

"gue gapapa ndra, gue masuk dulu yaa.. Ntar kita lanjut lagi" pamit Yuna. Yuna hanya ingin sendiri untuk saat ini.

Di dalam ruangan, Yuna tidak melihat satu pun dokter yang berada di dalam ruangan, dan Yuna merasa sedikit lega karena akhirnya ia bisa menyendiri dulu.
Yuna menundukkan kepalanya di atas meja sambil memikirkan kembali apakah ia memang harus menyerahkan surat pengunduran dirinya dari RS ini.

Clekk

Pintu terbuka, terlihat vanessa datang menghampiri Yuna.

"dokter Yuna" panggil vanessa pelan.

Merasa terpanggil Yuna pun mengangkat kepalanya.

"ada apa dokter vanessa?" Tanya Yuna dingin.

"apa yang telah terjadi? Mengapa prof sean menjauh dari ku?" akting vanessa berpura-pura seolah tidak tau.

"aku rasa kita tidak perlu membahas masalah itu lagi" ucap Yuna yang sudah merasa muak jika harus membahas masalah itu lagi.

"baiklah kalau begitu, oh iya dokter Yuna ini data pasien yang harus segera di operasi. Wali pasien sudah setuju, kali ini kita memerlukan persetujuan dari profesor" ucap vanessa lagi. Yuna pun mengangguk mengerti.

Dengan berat hati Yuna pergi ke ruangan Sean. Melihat Yuna datang Sean benar-benar ingin memeluk Yuna dan menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi, tetapi raut wajah Yuna tampak sedang tak ingin berdebat. Sean pun kembali mengurungkan niatnya, ia akan menunggu waktu yang tepat.

Yuna membaca hasil rontgen seorang pasien dan berkata kalau tumor pasien ini sudah menyerang paru-paru, dan menyebar ke ruas jantung kiri, arteri pulmonalis, dan juga aorta. Ada resiko tinggi terjadinya pendarahan jika operasi dilakukan.

Hospital LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang