Chaiden melihat daddynya melangkah keluar. Walaupun ia masih sangat kecil Chaiden sebetulnya bisa memahami sedikit apa yang sedang ia alami. Mungkin orang dewasa dapat berkata seribu kali bahwa semua baik-baik saja namun Aiden merasa sebaliknya.
Mommy tidak akan pulang, hatinya berkata begitu sejak tadi. Ayahnya selalu berkata anak laki-laki tidak boleh menangis tapi ia begitu rindu pada Ibunya. Aiden adalah anak yang patuh, ia tidak akan melakukan sesuatu yang dilarang mommy atau daddynya tapi hari ini ia menjadi nakal karena Aiden menutup mulutnya dan mulai menangis.
Malam semakin larut dan tangis Aiden mulai mereda. Bocah itu sudah lelah dan mengantuk setelah menangis cukup lama namun ia tetap berharap dapat melihat Ibunya membuka pintu, menyalakan lampu kamar dan memberikannya susu seperti biasanya.
"Mommy,.."
Sebuah kata yang keluar dari bibir mungil Aiden sebelum menutup mata, rasa kantuk menelannya sangat cepat dan begitu dalam.
***
"Kenapa tidak dibawa ke kantor polisi ?"
"Dia pasti anak dari salah satu penghuni apartemen disini."
"Lalu kalau sudah bangun nanti mau pergi mengetuk satu persatu pintu di apartemen ini?"
Suara percakapan itu membangunkan Aiden dari tidurnya. Ia melihat ada 2 orang dewasa yang wajahnya cukup familiar.
"Uncle Syuho ? Uncle syumin?"
"Uncle ?"
Suho dan Xiumin terkejut, bocah itu dengan santai menyebutkan nama mereka walaupun dengan pelafalan yang tidak sempurna.
"Kau kenal kami ?"
Aiden mengangguk pada mereka.
"Apa ini kelakuan Exo-L sengaja menaruh anak mereka di depan dorm kita ?"
"Tidak mungkin! Apartemen ini punya pengamanan cukup ketat, tidak mungkin mereka bisa masuk apalagi sampai menaruh bocah didepan pintu"
"Siapa namamu nak ?"
"Chaiden, you call me Aiden just like my father.."
"Dia pakai bahasa Inggris wahaha.." Suho terpana dengan cara Aiden berbasa Inggris.
"Kau bisa bahasa Korea ?"
"Sure,.."
"Kau tinggal di bangunan ini juga ? Dimana rumah mu ? Kenapa kau tidur di depan pintu kami ?"
Aiden tidak mengerti, tidur di depan pintu ? Semalam ia tidur di kamarnya seperti biasa.
"Ada apa ? Kenapa berisik sekali ?" Kai keluar dari kamar dengan piyama dan rambutnya yang masih acak-acakan.
"Uncle Kai !!"
Aiden melompat bangun dan berlari ke arah Kai.
"Wowowoww siapa bocah ini ?" Kai berjalan mundur membuat Aiden merasa tidak enak.
"Bukan keponakan mu?" Tanya Xiumin.
Kai menggeleng bingung.
"Ku pikir ia keponakan mu, dari caranya memanggil"
Suho menghampiri Aiden dan berlutut untuk menyamakan tingginya.
"Jadi kau kenal kami ?"
Aiden mengangguk takut. Ia merasa semua orang bertingkah aneh.
"Orang tua mu mengenal kami ?"
"Daddy bilang friends and family.."
"Daddy?"