Ara Ratu Diandra adalah seorang gadis dari keluarga yang sederhana. Ara tinggal dengan Bunda nya. Sebenarnya Ara mempunyai seorang Abang tetapi Abang Ara tinggal bersama dengan Ayah nya. Ara tidak pernah tau kabar tentang Ayah dan Abang nya. Ayah nya pergi membawa Abang nya. Ara menjadi tulang punggung untuk Bunda nya.
"Bunda, Ara berangkat kerja sekarang. Nanti selepas Ara pulang, Ara bawa Bunda kerumah sakit" bisik Ara ditelinga sang Bunda yang masih tidur
"Ara akan bekerja keras supaya Bunda bisa sembuh, dan tetap bersama Ara" bisik Ara denga berkaca-kaca. Ara menaruh sarapan untuk Bunda nya diatas meja samping tempat tidur
"Ara pamit Bunda, Assalamu'alaikum" ujar Ara lalu mencium kening Bunda nya dengan sayang
"maafkan Bunda Ara" batin Bunda Riani dengan menitihkan air mata
Ara berjalan menuju ketempet kerjanya. Ara bekerja di sebuah perusahaan sebagai staff biasa. Ara bersyukur bisa bekerja diperusahaan tersebut walaupun hanya sebagai staff biasa, karena Ara memang hanya seorang gadis lulusan SMA. Di perusahaan tersebut Ara mempunyai banyak sekali teman
"Ara..." teriak Riska
"assalamu'alaikum, Ris" ujar Ara
"hehe, wa'alaikum salam, Ra" ujar Riska dengan cengengesan
"Ra, gimana kabar Bunda?" tanya Riska
"Alhamdulillah Ris" ujar Ara
"ntar pulang kerja aku main kerumah kamu yah" ujar Riska
"boleh Ris, pasti Bunda seneng lihat kamu" ujar Ara
"okeh nanti pulang bareng aja yah" ujar Riska
"iyah Ris" ujar Ara. Lalu kemudian mereka masuk ke kantor. Di perjalanan mereka banyak bercerita sambil tertawa. Ara dan Riska, mereka berteman sejak bangku SMA, jadi jangan heran dengan kedekatan mereka.
BRUK
"punya mata nggak sih" ujar seorang laki-laki dengan marah
"maaf pak, maaf saya tidak sengaja" ujar Ara dengan menunduk
"punya mata dipake jangan buat pajangan" ujar orang tersebut
"sekali lagi saya minta maaf pak" ujar Ara
"dasar nggak guna!" ujar orang tersebut lalu meninggalkan tempat tersebut
"Ya Allah ganteng banget" ujar Riska terus melihat orang tersebut sambil tepukan dipundak menyadarkan Riska
"eh maaf Ra, kamu baik-baik aja kan Ra?" tanya Riska
"iyah aku baik-baik saja" ujar Ara
"Ra, kamu tau nggak cowok tadi siapa?" tanya Risa, Ara hanya menggeleng
"dia bos kita, Ra" ujar Riska heboh
"terus?" tanya Ara acuh
"dia ganteng banget Ra" ujar Riska
"bukan mahrom" celetuk Ara lali meninggalkan Riska
"Ra, tungguin" teriak Riska sambil mengejar Ara
Seorang lelaki berjalan menuju ruangan dengan perasaan dongkol karena kejadian tadi pagi
"selamat pagi, pak Hisyam" ujar Rima sekertaris Hisyam, tetapi Hisyam tidak merespon
BLAMM
"Sabaaarr, punya atasan kok gitu banget" gumam Rima
"brengsek, gara-gara cewek nggak tau diri bikin mood gue ilang aja" ujar Hisyam dan menghempaskan tubuhnya disofa
TOK TOK TOK
"masuk" ujar Hisyam
"bapak pagi ini mempunyai rapat dengan pihak Podomoro Grub" ujar Rima
"batalkan rapatnya" ujar Hisyam dengan memejamkan mata
"tapi pak...."
"saya bilang batalkan, atau saya kamu pecat" teriak Hisyam
"ba..baik pak" ujar Rima terbata dan langsung meninggalkan ruangan bos nya
"sial!" umpat Hisyam
"loe kenapa sih bro pagi-pagi udah marah-marah" ujar Adit
"ngapain loe pagi-pagi kesini?" tanya Hisyam ketus
"santai kali bro, nggak perlu ngegas" ujar Adit tetapi mendapat pelototan tajam dari Hisyam
"la kan gue beberapa bulan bakal dipindahin kesini sama bokap gue" ucapan Adit membuat alis Hisyam berkerut
"loe lupa kita kan udah jadi rekan bisnis" ujar Adit. Podomoro Grub adalah perusahan keluarga Adit, sahabat Hisyam.
"langsung keruangan loe sana" usir Hisyam
"yaelah masak gini amat penyambutan loe sama gue" keluh Adit
"bodoh amat" ujar Hisyam lalu memejamkan matanya
"loe kenapa sih?" tanya Adit
"mood gue ancur" ujar Hisyam dengan sebal
"emang kenapa?" tanya Adit
"loe bawel yah, udah loe keluar dari ruangan gue sekarang" ujar Hisyam melempar bantal kearah Adit. Adit yang tau sebentar lagi akan ada bom meledak memutuskan untuk keluar
"kalo bukan teman udah gue batalin nih kontrak" gerutu Adit sambil berjalan menuju ruangannya
"Ra, laporan yang saya minta sudah selesai?" tanya Rifat
"ini pak, sudah selesai" ujar Ara sambil menyerahkan laporannya
"kamu bisa pulang sekarang" ujar Rifat
"tapi pak..."
"saya tau, hari ini waktu cek up Bunda mu, Ra" ujar Rifat. Rifat tau setiap hari apa jadwal cek up Bunda nya Ara. Karena dokter yang menangani Bunda nya Ara ada Umi nya Rifat. Rifat bercerita banyak tentang Ara terhadap Umi nya. Dan Rifat juga bercerita tentang perasaannya terhadap Ara. Umi nya Rifat jelas merestui perasaan Rifat terhadap Ara. Karena Ara adalah seorang gadis cantik, baik, sholeh dan berbakti kepada Bunda nya.
"terima kasih banyak, pak" ujar Ara tersenyum. Senyum yang selalu menghangatkan perasaan Rifat
"Ris, aku balik dulu yah" ujar Ara
"iyah kamu hati-hati. Nanti, Insya Allah habis pulang kerja aku mampir kerumah" ujar Riska
"iyah Ris, assalamu'alaikum" ujar Ara dengan tersenyum hangat
"wa'alaikum salam, Ra" ujar Riska
"teruslah terseyum, Ra" lirih Riska
Ara berjalan keluar, sungguh Ara tidak menyangka bisa pulang lebih cepat dan membawa Bunda nya berobat supaya cepat sembuh. Sungguh, Ara akan melakukan apapun demi kebahagiaan dan kesembuhan Bunda nya. Karena hanya Bunda yang Ara punya. Ara sudah berusaha mencari kabar dan keberadaan Ayah dan Abang nya, tetapi sampai sekarang belum menemukan hasil. Seakan semua yang Ara lakukan sia-sia. Jujur saja, Ara ingin menyerah. Tetapi Ara harus menemukan Ayah dan Abang nya. Mereka harus tau bagaimana keadaan Bunda nya sekarang.
happy reading.......

KAMU SEDANG MEMBACA
Salam Untuk Hatimu
Romance"Ara bersyukur bisa hidup bersama Mas Hisyam, walaupun Mas Hisyam tidak pernah sekalipun melihat Ara. Ara akan melepas Mas Hisyam ketika Ara sudah benar-benar lelah mempertahankan Mas disisi Ara" Ara Ratu Diandra "saya tidak pernah menginginkan kamu...