part 15

366 32 7
                                        

Sebelum kita lanjut, tolong dibaca ulang part sebelumnya yah. Karena di part sebelumnya saya revisi biar nyambung sama part yang ini 😂😂
















































Seminggu berlalu hubungan Ara dan Hisyam masih sama dingin tidak ada perubahan. Ingin rasanya Hisyam melamar Ara secara langsung ke keluarga besar Ara. Tetapi dari informasi yang Hisyam dapat, Ara hidup berdua dengan Ibu nya. Di tambah lagi Umi dan adiknya sering sekali berkunjung ke kantornya. Setelah pertemuang seminggu yang lalu, Umi Zahwa menyatakan kesediannya untuk menjadikan Ara sebagai menantunya. Pernyataan itu sontak membuat Hisyam senang, tetapi Ara tidak mau menikah dengannya. Apakah Hisyam harus melamar Ara kembali? atau Hisyam harus membuang perasaan ini?. Ingin rasanya menjadikan Ara miliknya.

"Bang" panggil Alya

"apa dek?" tanya Hisyam

"Abang mau nggak anter adek ketoko buku?" tanya Alya

"ngapain?"

"iya beli buku lah bang, masak beli bakso" gerutu Alya

"tumben ngajakin Abang, biasanya juga pergi sama teman-teman adek" ujar Hisyam

"iya kan Abang jarang banget punya waktu buat adek, ini juga udah tau hari libur masih ada tuh muka didepan laptop" gerutu Alya

"iya kan kerjaan Abang banyak dek" ujar Hisyam yang masih sibuk dengan laptop yang ada di depannya

"kan Abang punya karyawan banyak, masak iya hari libur Abang di depan laptop terus" Hisyam pun membuang nafas lelah lalu mematikan laptopnya

"puas!" ujar Hisyam dengan menatap wajah Alya

"puas bangett" ujar Alya sambil tertawa

"dasar" ujar Hisyam sambil mengacak-acak hijab Alya

"Abanggg... hijab Alya jadi rusak lagi kan" ujar Alya dengan cemberut

"udah sana keluar, Abang mau siap-siap dulu" ujar Hisyam

"yang cakep" ujar Alya dengan tersenyum. Hisyam hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adiknya. Tidak membutuhkan waktu lama, Hisyam kemudian turun menghampiri adiknya.

"tumben anak-anak Umi udah pada rapih?" tanya Umi Zahwa yang datang dari arah dapur

"adek mau kencan sama Abang, Umi" canda Alya, Umi Zahwa yang mendengarnya hanyanbisa geleng-geleng kepala

"kencan kok sama Abang sendiri" timpal Umi Zahwa

"kan nggak ada yang tau Umi kalau Abang, Abangnya adek"

"Abang kamu udah terlalu tua buat nemenin adek kencan" sahut Abi Kahfi. Hisyam yang mendengar hanya bisa memberenggut kesal. Selalu saja Abi nya itu membuat mood Hisyam langsung anjok. Lain halnya dengan Alya, Alya yang mendengar celetukan dari Abi nya malah tertawa

"berarti sudah saatnya buat nikah kan, Bi? canda Alya

"udah mau kepala tiga, belum juga menikah" ujar Abi Kahfi, Alya yang mendengar malah semakin tertawa. Hisyam yang kesal beranjak dari duduknya

"eh Abang mau kemana?" tanya Alya

"ke kamar" jawab Hisyam dingin

"kok kekamar sih bang, katanya mau temenin adek ketoko buku?" ujar Alya

"adek berangkat sendiri saja, atau enggak pergi sama Abi aja" ujar Hisyah

"yah kok Abang marah sih, kan adek cuma bercanda" tetapi Hisyam hanya diam

Salam Untuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang