Dua Permintaan Elang

85 16 5
                                    

Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Detik-detik yang berlalu saat ini terasa sangat mendebarkan bagi Kinanti. Pasalnya, ia telah selesai mengerjakan psikotest dan melakukan wawancara. Pihak HRD mengatakan bahwa hasil test akan segera keluar satu jam lagi. Kinanti diminta untuk menunggunya saat itu juga.

Mendengar suara adzan dzuhur telah berkumandang, Kinanti bergegas menuju ke mushola kantor berniat untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Tak lupa ia juga memanjatkan do'a agar diberikan hasil yang terbaik atas ikhtiar yang tadi telah dilakukannya. Mushola itu tidak terlalu ramai, jadi ia memutuskan untuk duduk di sana sembari  menunggu hasil testnya keluar.

Mendekati waktu pengumuman, Kinanti bergegas keluar menuju lobi kantor percetakan itu. Kini tibalah waktu yang sejak tadi ia tunggu-tunggu.

"Merangkum hasil tes tertulis dan wawancara yang telah anda selesaikan dengan baik, saya selaku perwakilan tim HRD di perusahaan ini ingin mengucapkan kepada anda, selamat begabung bersama perusahaan kami."

Wanita yang diketahuinya bernama Emy itu mengulurkan tangannya untuk menyalami Kinanti. Gadis itu membelalakan matanya tak percaya, kedua tangannya bergantian menepuk pipinya untuk memastikan bahwa hal yang baru saja ia dengar bukanlah merupakan sebuah mimpi.

Kinanti menghentikan tingkah konyolnya begitu melihat tangan kanan wanita paruh baya tadi masih setia bertengger di depannya. Kinanti segera menjabat tangan wanita  yang kini tengah menatapnya dengan senyuman geli itu.

"E-eh.. Maaf sekali, Bu. Jadi saya beneran diterima, Bu?"

Kinanti meringis, ia merasa tidak enak karena telah bertingkah aneh.

"Iya.. Sekali lagi saya ucapkan selamat. Saya akan memberikan lembaran berisi beberapa hal mengenai tugas-tugas anda di perusahaan ini. Nanti bisa anda pelajari di rumah. Mulai besok senin anda bisa langsung mulai bekerja. Ada yang mau ditanyakan lagi?"

"Tidak, Bu. Kalau begitu saya pamit dulu. Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya akan bekerja dengan baik."

"Sama-sama. Baik, silakan."

Kinanti keluar dari ruangan itu dengan perasaan bahagia yang tak terkira. Ia terus melangkah dengan bibir yang melengkung sempurna. Hal itu membuat beberapa orang menatapnya aneh. Ah.. Kinanti tidak memedulikannya, yang terpenting ia pulang dengan hati riang.

Begitu sampai di depan kantor, pandangannya menangkap bayangan sesosok manusia yang pagi ini berusaha ia hindari. Sesosok manusia yang dikenalnya sebagai Erlangga. Pria itu kini sedang duduk di atas jok motornya. Lengkungan di bibirnya memudar secara perlahan. Ia cepat-cepat membalikkan tubuhnya.

"Kenapa Mas Elang ada disini?" batinnya bertanya penasaran.

Kinanti hendak mencari jalan lain agar tidak bertemu dengan Sagara setidaknya untuk saat ini. Entahlah, ia merasa harus mendengarkan saran Atika demi kebaikannya.

"KINAN.."

Pria itu kini malah memanggil namanya keras-keras. Mau tak mau Kinanti harus memutar balik langkahnya menemui Sagara, karena ternyata pria itu telah memergoki dirinya tadi.

"Mas Elang kenapa di sini?"

"Enggak.. Saya tadi kebetulan habis nganterin customer ke sini. Terus saya inget pesan kamu tadi pagi. Katanya kamu ada interview hari ini. Saya pikir kamu belum pulang, jadi saya iseng nungguin kamu sampai keluar."

Sagara berbohong mengatakan itu semua. Kenyataanya, ia telah berada di tempat itu selama kurang lebih hampir 3 jam lamanya. Ia memang seniat itu menunggui Kinanti. Gadis yang kini mulai mengisi relung hatinya yang semula hampa.

COMFORT ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang