MCP •16•

3K 336 9
                                    

AUTHOR POV

"Wah si pahlawan datang!" Ucap Kai mengeluarkan pisau nya.

"KAU!! JANGAN PERNAH MENYENTUH MILIK KU!!" Teriak Jisoo langsung menuerang Kai. Kai langsung menunduk dan menggoreskan pisau nya di kaki Jisoo.

"Arghhh-" Pekik Jisoo terhuyung ke lantai. Kai melempar pisaunya dan berjalan ke arah Jisoo yang masih di lantai.

"Haha Kim Jisoo! Jangan pernah berharap kau memiliki Jennie! Karena aku sudah merebut first kiss nya, kau pasti tidak tahu betapa lembutnya bibir gadis itu." Ucap Kai berjongkok dan tersenyum licik.

"Haha, kau salah Sunbae! Aku lah orang pertama yang mencium Jennie, di saksikan langit malam penuh bintang." Ucap Jisoo dengan tawa nya.

"Dan bila sekarang aku terkapar tak berdaya, bukan berarti seterusnya aku tidak berdaya! PRIA BRENGSEK!!" Ucap Jisoo memegang kaki Kai dan membanting nya keras ke lantai.

"Arghhh, si-sialan!" Kai berusaha mengambil pisau yang tadi ia lempar, namun Jisoo lebih cepat menendangnya, yang Jisoo tendang bukan hanya pisau nya, tapi tangan kai juga ia tendang.

"Arghhh! Tanganku!!" Pekik Kai dan memegang tangannya, bisa di bilang tangan nya patah.

"Hahaha lihat lah siapa yang GOBLOK disini? Kau pasti mengira dengan menyerang kaki ku dan membuat ku tak bisa berjalan akan mudah membunuh ku? Tidak bodoh! Kekuatan ku ada di tangan dan mata ku!" Ucap Jisoo.

"Jangan takut mati okay! Aku tidak akan membunuh mu, mungkin luka bantingan itu merusak rusuk mu, kira kira 2 tahun sembuh. Tangan mu mungkin tidak bisa, karena ku yakin tulang mu sudah terpisah." Ucap Jisoo melihat Kai bengis dan dengan senyum liciknya.

"Kau! Ba-bagaimana bi-bisa tau kami disini?" Tanya masih kesakitan.

"Aku mengikuti ku dari pulang sekolah, aku melihat kau memasukan obat tidur ke dalam minuman Jennie, aku sudah mengambil video nya, dan juga tentang pelecehan mu tadi, semua sudah ku rekam." Ucap Jisoo berjalan ke arah pisau milik kai.

"Kelihatan nya pisau mu sangat mahal, rasa pedih nya belum hilang, akan ku jadikan barang bukti." Ucap Jisoo mengeluarkan ponselnya untuk memfoto, namun tiba tiba.....

Dorr.... Dorr.... Dorr....

"ARGHHH!" 3 peluru melesat ke kedua kaki Jisoo dan perutnya, kini Jisoo kembali terkapar. Namun ia merangkak ke arah kai. Kai yang ingin menembakkan nya lagi, tidak bisa karena pelurunya hanya 3.

"Ka-kau! Be-benar benar, min-minta DIBUNUH YAA!!!!" Ucap Jisoo dan langsung menancap kan pisau nya ke perut kai, tidak puas dengan 1 tusukan, Jisoo pun berulang kali menusuk Kai dan melepas nya.

"Sebelum aku mati.... Asalkan kau tau? Peluru itu ada racun yang mungkin efek nya sebentar lagi, mari bertemu di neraka pembunuh!" Ucap kai yang semakin lama semakin lemah dan akhirnya mati.

"Arghh efek nya mulai terasa, Jen aku akan melepaskan mu!" Ucap Jisoo merangkak ke arah Jennie dan dengan susah payah memutus tali yang mengikat tangan dan kaki Jennie.

"Arghh!" Pekik Jisoo dan mencengkram lantai rumah itu.

"JISOO-YA!! BERTAHAN LAH!"

JENNIE POV

Aku panik saat melihat Jisoo menggeram di lantai, aku pun meletakan kepala nya di paha ku.

"Jen, kalau memang ini waktu ku untuk pergi, bisakah aku meminta sesuatu dari mu?" Tanya Jisoo menatap mata ku sendu. Sungguh menyakitkan melihatnya seperti ini.

"Ani! Jisoo ya! Kau masih bisa hidup!" Ucap Ku yang tak sadar mulai menangis.

"Aku juga mau hidup dengan mu, bisa kah kau berikan sesuatu pada ku?" Tanya nya, dan aku mengangguk.

"Dekatkan lah wajah mu." Perintahnya, aku pun hanya menurut dan mendekatkan wajah ku padanya.

Dan tiba tiba.....

Chup.....

Ia mencium bibir ku! Jika waktu itu tidak di sengaja, kali ini ia melakukannya dengan intens. Ia memasukan lidahnya ke dalam rongga mulut ku dan menyesap bibir bawah ku.

Aku merasa oksigen di sekeliling ku habis dan memukul pelan bahunya. Ia pun melepas tautan mulut kami.

"Bila begini, bersih sudah noda si brengsek itu." Ucap Jisoo yang tiba tiba tak sadarkan diri.

"JISOO-YA!! BANGUN LAH!!" Teriak ku dan menepuk nepuk pipinya.

Dan tiba tiba ada yang datang menghampiri kami.

"Jennie-ahh! Ini aku Lisa! Ayo ke mobil ku, biarkan mayat pria brengsek ini di urus polisi, ayo bawa Lisa ke rumah sakit!" Itu Lisa!! Terlihat Lisa menggendong Jisoo dan berlari ke mobilnya. Aku ingin berdiri namun kaki ku sangat lemas akibat tali itu.

Tiba tiba Rose datang dan membantuku berdiri.

"Lisa! Kau duluan bawa Jisoo! Aku yang membawa Jennie!" Teriak Rose pada Lisa. Terlihat Lisa mengangkat jempol nya dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

"Kenapa kalian bisa kemari?" Ucap ku ketika Rose mulai merangkul ku dan membantu ku duduk di kursi.

"Awalnya Lisa takut Jisoo kenapa napa, karena Lisa melacak ponsel Jisoo dan berada di tempat sepi seperti ini, cukup sulit untuk kami kemari, karena sulitnya sinyal, tapi beruntuk tiba tiba koneksinya bagus." Jelas Rose pada Jennie.

"Permisi, maaf menggangu. Apakah ini milik teman mu?" Tanya salah satu seorang polisi memberikan sebuah ponsel. Dan itu milik Jisoo.

"Ahh ne! Khansamida!" Ucap ku ingin mengambil ponselnya namun di tarik lagi, ini membuat ku agak kesal.

"Sebelum kami mengembalikan ini, kau harus ikut ke kantor polisi sebagai saksi, karena ini sudah termasuk kasus pembunuhan." Ucap nya yang benar benar membuat ku naik pitam. Aku mengepalkan tanganku.

Namun Rose memegang tangan ku dan berkata.

"Jangan marah dulu Jen, pasti Jisoo menang di kasus ini, dan ku yakin Jisoo memiliki bukti kuat." Ucap Rose yang membuat ku ingat kalau Jisoo sudah merekam semua kejadian dari awal aku di beri obat tidur.

Skip~

Saat di kantor polisi, polisi mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Pria yang terbunuh itu sebelumnya nya memasukkan obat tidur di dalam minuman ku saat kami makan bersama, dan ia mulai melecehkan ku saat di rumah kosong tadi." Ucap ku pada pak Polisi.

"Apakah kau punya bukti?" Tanya nya.

"Bisa berikan ponsel teman ku? Dia sudah merekamnya." Ucap ku berusaha meyakinkan pak polisi.

"Kau bisa di percaya?" Tanya nya yang membuat ku gemas.

"Iya pak polisi! Kalau aku kabur, kau boleh menghukum mati diriku sekarang." Ucap ku kepada pak polisi itu, dan akhirnya aku mendapatkan ponselnya.

Aku pun membuka galeri Jisoo dan mencari sebuah video dan dengan mudahnya ketemu. Aku pun memutarnya.

"Ini saat pria itu memasukkan obat tidur di minuman ku, bisa di lihat kan?" Ucap ku.

Aku pun menyetel video ke dua.

"Ini saat dia melecehkan ku, lihat lah kata kata nya, bukankah ini sudah cukup?" Tanya ku menatap pak polisi itu.

"Okay kami percaya padamu, sekarang kenapa pria itu bisa mati dengan luka tusukan?" Tanya nya.

"Itu bermula karena pria ini menembakan 3 peluru ke teman ku, dan ia bilang memiliki racun." Jelas ku.

"Kami memang menemukan pistol yang pria itu pegang, baiklah alasan valid! Kalian tidak salah, cepat sembuh untuk teman mu." Ucap pak polisi dengan senyumnya.

"Aku ralat, ia kekasih ku!" Ucap ku langsung keluar ruangannya dan membawa ponsel Jisoo.

TBC

Noh triple up dari author buat kalian para rebahan club', makasih support commen nya hehehe, bagaimana kah nasib Jisoo selanjutnya? Mari tunggu chapt selanjutnya.

Jangan lupa bintang
👇

My Cute Puppy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang