MCP •17•

3.2K 327 29
                                    

AUTHOR POV

Terlihat sekumpulan orang di depan ruang oprasi, menunggu dengan gelisah.

"Apakah dia masih bisa selamat?" Tanya Irene dengan tangan nya yang bergemetar.

"Tenang lah Bi, kita tunggu dokter keluar dan memberi tahu kabarnya." Ucap Seulgi memeluk Irene.

Tiba tiba datang lah Jennie dengan orang tuanya. Dan juga terlihat Rose menyusul.

"Bagaimana keadaan Jisoo? Apakah dia baik baik saja?" Tanya Jennie pada teman temannya.

"Sabarlah, kita juga gelisah dari tadi, percayakan ini pada dokter." Ucap Joy pada Jennie. Terlihat wajah Jennie pucat dan dia tidak bisa diam. Mondar mandir tanpa henti.

Hingga akhirnya dokter keluar dan teman teman Jisoo pun mengerubungi dokter itu.

"Dok! Bagaimana keadaan teman kami dok?!" Tanya Lisa menatap dokter penuh harap.

Dokter itu hanya menghela napas pelan namun agak berat.

"Semua maafkan kami, racun 3 peluru itu sudah menyebar luas ke seluruh tubuh nya, mungkin salah satu dari kalian mau menjenguk nya?" Tanya dokter yang membuat semua orang itu terdiam. Terlihat para uke memeluk pasangannya dan menangis di dalamnya, para seme pun juga menangis. Terlihat Jennie perlahan berjalan menuju dokter.

"Aku yang akan masuk." Ucap Jennie menahan tangis nya. Ia pun masuk keruangan Jisoo. Dalam 1 ruangan hanya dirinya dan Jisoo, benar benar hanya berdua.

Jennie menghampiri Jisoo dan menatap wajahnya. Tak kuasa melihat sang pujaan pergi demi menyelamatkan dirinya.

"Jisoo-ya~ ka-kau jahat hiks! Kenapa kau pergi Jisoo-ya?! Ini semua salah ku Jisoo-ya hiks.... Aku sangat bersalah sekarang Jisoo-ya hiks...." Terlihat bulir mata Jennie berjatuhan di wajah Jisoo. Di bagian mata, hidung dan mulutnya sudah dibasahi air mata Jennie.

"PABO JISOO-YA! KAU BODOH JISOO-YA! KENAPA KAU MENGORBANKAN NYAWA MU JISOO-YA?! HIKS....HIKS...." Teriak Jennie dengan tangisnya, ia pun mengelap air matanya, walau masih terlihat sesugukan.

"Miane Jisoo-ya, saranghae...." Ucap Jennie mengecup bibir Jisoo dan keningnya. Ia ingin keluar dari kamar namun tiba tiba jari jari kaki Jisoo bergerak. Jennie yang melihat itu langsung memanggil dokter.

Dokter pun dengan segera mengecek Jisoo dan tidak tersangka bahwa detak jantung Jisoo kembali bekerja dan racun di semua tubuhnya hilang begitu saja.

Dokter pun tersenyum dengan perubahan tak terduga ini, ia melepas stetoskop nya dan melihat Jennie dan tersenyum.

"Mungkin karena kasih mu besar dan sangat menyayangi nya beberapa oragannya dapat mendengar, maka mereka bekerja lebih keras untuk menghidupkan kembali organ yang lain, soal racunnya kami bingung kenapa bisa hilang, mungkin air mata mu lah yang menghilangkannya." Ucap sang dokter tersenyum lebar pada Jennie. Yang sebelumnya Jennie sangat sedih, sekarang ia bersorak bahwa Jisoo dapat hidup kembali.

Jennie dan dokter pun keluar dari ruangan dengan senyuman nya yang tidak pudar sedari tadi.

"Kenapa kau tersenyum Jennie-ah?! KAU MEMBUNUH TEMAN KU!!" Ucap Wendy menatap Jennie tajam dan suara yang mengeras. Joy pun menggenggam tangan Wendy kuat.

"Jangan seperti itu anak muda, orang yang kau tuduh membunuh teman mu itu adalah penyelamat teman mu, karena kasih besarnya, semua tubuhnya bekerja keras dan akhirnya ia kembali sadar." Jelas sang dokter membuat Wendy dan teman teman nya menatap tak percaya.

"Mian.... Jennie-ah!" Ucap Wendy dengan menundukkan kepalanya.

"Gwenchana Wendy-ah! Aku juga akan seperti itu pastinya, gomawo semuanya, kalian boleh pulang, aku yang akan menemani Jisoo disini, sekali lagi gomawo!" Ucap Jennie menunduk pada teman temannya. Dan di balas oleh senyuman, mereka pun hendak pulang. Tersisa Jennie dengan sang dokter.

My Cute Puppy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang