يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا
"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata, 'Alangkah baiknya andaikan kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul."
(QS. Al-Ahzab: 66)⭐🌟⭐
"Mengapa semua ini bisa terjadi?" Suara paruh itu memecah keheningan yang tercipta, sekaligus membuka pembicaraan yang serius ini. Pria tua dengan kerutan yang tampak jelas di wajahnya itu menyenderkan tubuh di sofa ruang keluara seraya menghembuskan nafas lelah.
Kemudian pria tua yang di kenal sebagai kiyai bernama Mansyur itu memberikan tatapan sayu pada putranya yang ada di hadapan. Ia kecewa, namun ia harus bisa mengendalikannya agar tidak menimbulkan kebencian ataupun emosi berlebih.
"Kenapa tidak mencegahnya?" Tanyanya lagi, dengan harap putranya itu menjawabnya.
"Ibram tidak ingin mencegah apa yang memang bukan ditakdirkan untuk Ibram."
Dan jawaban itu membuat Mansyur tak puas. "Kamu takdirnya. Kamu suaminya. Dan seharusnya kamu pun yang harus bisa mengendalikan masalah dalam rumah tangga kalian!"
Terlihat Mansyur terengah-engah dengan nafasnya. Jika tidak ada istrinya--Bilqis--yang menjadi penengah, mungkin ia sudah tersulut oleh hasutan setan. Karena jika menyangkut perceraian seperti ini, Mansyur tak segan-segan akan turun tangan, apa lagi ini pasal rumah tangga putranya.
Entah apa yang di pikirkan Ibram saat ini. Lelaki itu melepas Safa tanpa ada sedikitmu kesedihan di wajahnya. Jika saja Safa tidak berbicara kepada Bilqis dan Mansyur. Mungkin masalah ini tak akan pernah Mansyur ketahui.
"Apa sebenarnya maumu ini huh! Sudah di berikan istri shaliha seperti Safa, tapi sikapmu padanya malah seperti itu. Baba mendidikmu bukan untuk menyakiti hati wanita seperti ini. Mana usahamu untuk menyelamatkan rumah tanggamu sendiri?"
Ibram masih saja bersikap biasa. Kadang heran, apa lelaki itu tidak mempunyai perasaan?
"Oleh sebab itulah Ibram melepas Safa, karena Ibram tak ingin Safa tersu terjebak dalam hubungan yang membuat wanita itu terluka."Mansyur kemudian menegakan tubuhnya, lalu bertanya serius, "apa kamu masih mencintai Hawa?"
Tak ada jawaban. Baik Mansyur dan Bilqis pasti sudah tahu jawabannya akan seperti apa jika Ibram diam. "Astagfirullah! Dosa apa yang membuat Baba di hadapkan dengan seperti ini!"
"Istigfar kamu Ibram. Apa kamu tidak sadar apa yang kamu lakukan sekarang adalah termasuk zinah? Bahkan dosa besar karena mencintai istri orang lain, di tambah mengacuhkan istri sendiri."
Usapan halus di bahunya membuat pria paruh baya itu menghembuskan nafas sabar seraya memijit pelipisnya. Bilqis sangat berpengaruh untuk ketenangan Mansyur kali ini. "Ibram. Bicaralah, katakan apa yang kamu pendam. Jangan sampai membuat masalah baru lagi."
Begitulah perkataan Bilqis. Memang Ibram itu selalu menyembunyikan yang dia rasakan, tanpa mengetahui masalah lain menanti ketika diamnya tidak di waktu yang tepat.
"Apa Baba dan Ammi mengerti perasaan Ibram? Ibram berusaha buat melupakan Hawa, tapi Baba dan Ammi tiba-tiba saja menyuruh Ibram melamar wanita lain dengan alasan supaya Ibram bisa cepat melupakan. Namun, nyatanya apa yang Baba dan Ammi putuskan itu tak berpengaruh sama sekali untuk Ibram, bahkan putusan itu membawa wanita baik seperti Safa dalam masalah ini. Apa Baba dan Ammi menyadari itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/221395756-288-k343288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Imam
EspiritualKehidupan yang bahagia telah ia rajut sedari kecil, cinta dan kasih sayang terangkai bagai benang-benang tipis sebuah takdir. Namun, ketika kini masa semakin menuntutnya dalam menerima kenyataan yang penuh luka, benang-benang tersebut menjadi kusut...