BAB 8

174 15 7
                                    


Kini hari sudah semakin malam, Clarissa baru saja menyelesaikan makan malam bersama Mona. Setelah membantu cuci piring dan membersihkan meja makan, Clarissa kembali ke dalam kamar untuk bersantai. Membawa beberapa cemilan dan segelas cappucino latte kesukaannya.

Clarissa melirik jam dinding yang menunjukkan angka 9, ia pun meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Berharap ada panggilan atau pesan masuk dari James. Namun hasilnya nihil, Clarissa pun menekan ikon bergambar telepon.

Telepon tersambung, tetapi James sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Berulang kali Clarissa melakukan hal yang sama. Tak mau menyerah, hingga 30 menit ia sudah melakukan hal yang sama sampai pada akhirnya telepon pun tersambung.

“Halo Kak James.”

**


Di suatu tempat yang begitu ramai dengan orang-orang yang sedang asik menikmati lagu sambil menari-menari, aroma alkohol menjadi ciri khas tempat tersebut. Suara dentuman musik yang memekakkan telinga siapa saja. Namun, tak sedikit pun orang ikut menggoyangkan tubuhnya sesuai dentuman musik tersebut.

Di sinilah James berada, di tengah puluhan manusia yang mungkin beberapa dari mereka berada di luar kesadaran masing-masing akibat pengaruh alkohol, dikelilingi wanita-wanita berpakaian minim. Dan beberapa minuman di atas meja yang terlihat begitu menggiurkan.

“Sayang, apa kau mau minum lagi?” tawar seorang wanita yang berada di samping James dengan pakaian yang kurang bahan itu.

“Aku ingin segelas lagi,” ucap James menyodorkan gelasnya pada wanita tersebut.

Dengan gayanya yang anggun dan menggoda, wanita tersebut menuangkan sebuah minuman ke dalam gelas James. Lalu menyerahkannya pada James, dengan sekali tegukan isi gelas tersebut tandas kembali. James pun menyandarkan tubuhnya sejenak pada punggung sofa. Sedangkan wanita tersebut masih bergelayut manja pada tubuh James.

James mengambil ponselnya dari dalam saku celana, ketika benda tersebut menyala, begitu banyak notifikasi yang masuk. James tahu jika semua itu pasti dari Clarissa, karena memang sengaja seharian ini James mematikan ponselnya.

“Merepotkan sekali!” gerutu James dengan kesal.

“Ada apa?” tanya wanita yang sedang bersandar manja di dada James.

“Begitu banyak notifikasi dari gadis bodoh itu!”

“Balas saja terlebih dahulu, siapa tau itu penting.”

“Huh! Baiklah, aku akan kemar mandi untuk menerima telponnya,” pamit James pada wanita tersebut lalu pergi mencari tempat yang sedikit sepi.

Sesampainya di toilet, James pun langsung mengangkat telepon Clarissa.

“Halo Kak James.”

“Ada apa, Sayang?” jawab James dengan santai.

“Ada apa? Kak James benar-benar lupa tentang janji Kakak kemarin?” terdengar suara Clarissa yang kesal.

James pun memutar bola matanya malas. Bukan lupa, tetapi memang sengaja melupakannya.

“Astaga! Aku benar-bebar lupa, Sayang. Maaf, aku sekarang lagi berada di luar kota menemui ibu. Karena mendapat kabar jika ibu sedang tidak sehat. Jadi aku sangat khawatir dan tidak sempat mengabarimu. Maaf ya, Sayang,” ucap James dengan suara yang berpura-pura menyesal.

Love For Clarissa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang