Hari yang melelahkan bagi Clarissa, tetapi ia sangat menikmati hari pertamanya bekerja. Jam sudah menunjukkan waktu setengah tiga siang yang artinya sebentar lagi adalah pergantian sift. Dan Clarissa bisa pulang untuk beristirahat di rumah, ia sudah bisa merencanakan bagaimana membagi jadwal antara kuliah dan bekerja. Ia merasa sangat menikmatinya, ditambah orang-orang di sekitar tempat kerjanya bersikap ramah padanya.
Dan kini Clarissa sedang berada di ruangan khusus karyawan, ia akan mengambil tasnya yang ada di dalam loker. Setelah mengemas barang-barangnya, Clarissa pun berpamitan kepada semua rekan kerjanya yang baru saja datang untuk menggantikan jam kerja berikutnya. Namun, ia sama sekali tidak melihat Devano di sana, Clarissa pun akhirnya memilih pamit tanpa menyapa Devano.
Setelah keluar dari kafe, Clarissa langsung berjalan menuju halte bis terdekat. Duduk sejenak di sana dan mencari ponselnya untuk memastikan sesuatu.
“Masih belum ada kabar, ya,” gumam Clarissa dengan lesu.
Clarissa kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tak lama bis datang, segera Clarissa masuk ke dalam bis.
Selama perjalanan pulang ia tak henti-hentinya memikirkan James, antara rasa khawatir dan juga kesal menjadi satu. Clarissa tak habis pikir dengan James yang tiba-tiba menghilang bagai ditelan bumi.
Kak James, apa kamu gak kangen sama aku? Kenapa akhir-akhir ini kamu sering menghilang? Batin Clarissa sambil melihat keluar jendela.
Sesampainya di rumah, Clarissa langsung masuk dah bertemu dengan Mona di ruang tengah yang sedang menonton televisi.
“Mamah, Clarissa pulang…,” panggil Clarissa.
“Eh, anak Mamah sudah pulang, gimana hari pertamamu bekerja?” tanya Mona dan Clarissa pun duduk di sampingnya.
“Capek, Mah, tapi Rissa sangat senang dan menikmatinya.”
“Baguslah kalau begitu, atur jadwal kulian dan kerja kamu dengan baik ya, Sayang.”
Clarissa pun mengiyakan, setelah itu ia beranjak ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Setela keluar dari kamar mandi dan sudah terlihat lebih segar, Clarissa duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba ada suara notifikasi dari ponselnya, menandakan sebuah pesan masuk. Dengan cepat ia menyambar benda tipis tersebut, berharap itu pesan dari James.
Namun, sangat disayangkan. Lagi-lagi itu adalah nomor asing yang berbeda dari sebelumnya. Isi pesannya sama, mengirim sebuah alamat, tetapi kali ini adalah alamat sebuah bar. Clarissa hanya bisa mengerutkan dahi karena bingung dan kemudian lebih memilih mengabaikan pesan tersebut, tetapi ponselnya kembali berbunyi.
Dari : 08123XXXXXX
Datanglah jam 9 malam ini ke bar tersebut, kamu akan tahu siapa James sebenarnya.Itulah isi dari pesan yang Clarissa terima, terkejut karena kali ini berhubungan dengan nama kekasihnya.
“Ada apa dengan Kak James? Kenapa aku jadi sangat penasaran?”
Clarissa pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Rachel dan berencana untuk meminta bantuan pada sahabatnya itu.
“Halo, Hel,” ucap Clarissa begitu telepon tersambung.
“Iya, Sa, ada apa?”
“Aku ingin minta bantuanmu malam ini, bisa?”
“Malam ini, ya? Kebetulan aku malam ini sudah janji dengan ibuku, gimana kalau sama Kak Vano aja?” tawar Rachel.
“Gimana, ya. Ini tentang Kak James, Hel.”
Di seberang telepon sana Rachel hanya bisa mengerutkan dahi karena bingung. Akhirnya ia pun meminta Clarissa untuk menceritakan apa yang terjadi.
Clarissa pun menceritakan dengan detail apa yang terjadi tentang pesan singakat yang ia terima dari nomor asing. Saat mendengar kata ‘bar’ Rachel menyarankan agar Clarissa sebaiknya ditemani oleh Devano. Karena tempat itu begitu berbahaya jika hanya mereka berdua saja yang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Clarissa ✔️
Romansa[COMPLETED] [TAHAP REVISI] Saat kepercayaan diruntuhkan, saat itu juga semua telah berubah. Puing-puing kepercayaan yang berserakan, dapatkah bersatu kembali? Clarissa, gadis yang begitu ceria dan ramah. Berubah menjadi sosok gadis yang dingin tak t...