"Serius Le, lo diteror?!"
Semua anak kelas menatap kearah bangku tempat duduk kami, "Ihhhh zizah gausah kenceng-kenceng ngomongnya" dengan santainya Zizah menjawab "Yaudah sih biarin, apa kalian lihat-lihat kepo ya?" Melirik kesegala pasang mata yang menatap kearahnya.
Aku menghembuskan nafas panjang, "Eheeem. Udah ah kalau lo berisik kaya tadi gue gamau lanjutin ceritanya" Ucapku mengancam
"Iyaaa engga volume suaranya udah gue atur" Katanya mengecelikan nada suaranya,"Jadi gimana kelanjutannya, siapa yang ngasih uler dalam kotak itu?" tanyanya penasaran
"Yaa mana gue tau! waktu gue ngerasa ada yang jalan disekitar kamar itu posisinya dalam keadaan gelap. Pokonya pas gue teriak lampunya baru nyala." Jawabku menjelaskan
"Kok aneh ya, lampunya bisa langsung nyala saat lo teriak? Berati ini teror yang direncanakan"
Benar juga ucapan zizah, aneh juga lampu bisa menyala saat aku berteriak? Kadang hidup memang semisterius ini. Semoga aja hari ini tidak ada kejadian aneh lagi, pasti hanya orang iseng atau salah alamat mungkin? Ah tapi suratnya atas nama lengkap aku.
"Berduaan aja, serius amat lagi cerita apaan sih kalian? Bagi dikit dong kalau ada yang menarik" Galih tiba-tiba datang bersama rafael lalu mengambil posisi duduk disebelah musuh bubuyutannya, siapa lagi kalau bukan Zizah. Sedang Rafael memilih berdiri saja, kok hari ini aku tidak melihat andrean ya?
"Ihhh makhluk jadi-jadian titisan nyai blorong raja siluman. Ngapain lo duduk dibelah gue?Sana jaga jarak!"
"Yeh galak banget sih lo, lagian gue mau deket sama Alea bukan nenek sihir!" Timpalnya ngegas
"Nenek sihir? Ngaca lo raja siluman!" jawab zizah tak mau kalah
Rafael terheran-heran melihat sahabatnya selalu bertengkar---lucu kali ya kalau mereka saling jatuh cinta. Akhirnya Dosen mata kuliah filfasat ilmu pun datang. Salah satu mata kuliah yang aku sukai.
Tiba-tiba aku memikirkan sesuatu, kok aku inget seseorang yang pernah menolong memberikan pulpen saat diruang validasi ya? masih menjadi misteri sampai sekarang dan aku belum ketemu lagi dengannya. Tapi kalau nanti dijalan pas-pasan juga percuma aku kan gatau bentuk wajahnya seperti apa?
Pak Jaya memanggil namaku, "Alea are you okay?"
"Ehh, iya pak fine" Kataku segera menjawab, duh kenapa pake bengong segala. Meskipun mengajar filsafat ilmu tapi dosen satu ini sering menggunakan bahasa inggris di beberapa kalimatnya.
"Baik semuanya--minggu lalu Bapak menyuru kalian untuk membaca bab 2 tentang hakikat epistemologi. Tugas kalian adalah menganalisa mengapa teori espistemologi ini bisa dipakai dalam menentukan cara dan arah berfikir manusia. Kerjakan dikelas dengan sebaik mungkin. Bapak ada urusan keluar, dikumpulkan tugasnya di Alea ya" ucapnya menjelaskan dengan detail.
Semua anak kelas menganggukan kepalanya pertanda mengiyakan perkataan dosen itu. Tidak dengan ku yang hanya diam saja, kecewa karna mata kuliah favoritenya hanya diberi tugas bukan diskusi santai seperti biasanya.
Aku masih duduk memikirkan cowo yang pernah menolongku memberikan pulpen diruang validasi, yang aku ingat hanya baju putih corak seperti gambar koran dan sepatu vans berwarna biru lusuh. Pulpennya pun masih ada, aku taro saja bila nanti menemukannya pasti akan aku kembalikan dan mengucapkan terima kasih. Coba waktu itu aku melihat wajahnya sudah pasti bertemu, atau mungkin selama ini aku selalu bertemu dengannya hanya saja aku tidak menyadari keberadaannya karna tidak tau wajahnya seperti apa?
IHH Apa-apaan sih aku ngapain mikirin dia segininya? Udah le kamu fokusss-waktunya mengerjakan tugas. Walau rasanya tidak ada semangat sama sekali.
_______
Setelah matakuliah filsafat selesai, aku langsung berjalan kekantin teh yana salah satu tempat favorite berkumpulnya anak-anak bacotan kuy. Aku berjalan sendirian karena tadi merapihkan tugas anak kelas terlebih dahulu dan menaruhnya diruangan pak Jaya sedang teman yang lain udah pergi duluan.
Tiba-tiba aku kebelet pipis, jadi muter dulu deh kearah toilet. Ketika melewati arah gudang seperti ada suara yang meminta tolong, ha siapa ? Aku langsung menuju sumber suara, pintunya terbuka--saat aku masuk kedalam....
/Brakkk/Pintunya tertutup dan aku dikunci dari luar oleh seseorang. Aku panik, langsung berlari kepintu menggedor-gedornya sambil teriak sekuat tenaga.
"BUKAAA PINTUNYA, LO SIAPA YANG KUNCI GUE DARI DALEM?"
"BUKAAA, GAUSAH JAIL PLEASE!"
"Gue takuttt disini gelap, bukaaaa" Tidak ada respon apapun akhirnya aku menangis dibelakang pintu. Berharap ada yang menolongku. Aku sangat takut sekali dengan kegelapan. Bang fazza--mbok inem--pak joko--dena--andrean siapapun tolong..Aleaaa takut disini.
Aku langsung mengeluarkan handphone disaku celana, batre yang tinggal 10 persen lagi semoga bisa menjadi titik terang untuk mengeluarkan aku disini. Aku menelepon Galih.
Tuttt-tuttt-tuttt
"Angkat dong galih, angkatt alea takut" Batinku dalam hati penuh keresahan..
Akhirnya diangkat "Hallo le?"
"Gaa gaa liihh too loongg ale.. dikun.." ucapku gemeteran menahan isak.
"Lo kenapa le, lee--haloo? Hallo? Tutt-tut-tut, suara handphoneku mati.Aku kembali berdiri memukul-mukul pintu berharap ada yang lewat dan mendengarkan gedoran pintu gudang ini. Tiba-tiba saja ada suara dibalik pintu yang entah siapa.
"Mundur, jangan dekat pintu. Gue coba dobrak!" Katanya, yang entah siapa.
/Brakkkkk/ gagal.. Kedua kalinya...
/BRAKKKKK/ Berhasil.Aku berdiri menatap cowo bertubuh tinggi-kulit sawo matang-dan alis tebal memakai hoodie hitam. aku memperhatikannya dari ujung kaki sampai kepala. Sedang ia berbalik badan kemudian berjalan meninggalkanku yang masih terbujur kaku. Aku melihat sepatu yang ia pakai, vans biru lusuh? Apa jangan-jangan dia pemilik pulpen diruang validasi? Aku langsung berjalan cepat mengejarnya yang sudah berjalan jauh.
"Houhh, houhh, tunggu jangan cepet cepet" Aku ngos-ngosan mengejarnya mencoba mensejajarkan langkah kaki kami. Akhinya dia berhenti, dan akupun juga. Kita sama sama diam. Aku mengawali pembicaraan dan menjabatkan tangan.
"Gue, Alea Yasmin dari falkutas Ilmu Komunikasi. Kayanya lo bukan anak komunikasi ya? btw makasih ya udah nolongin gue" Seruku dengan senyuman
Cowo misterius itu kembali berjalan tidak menghiraukan jabatan tanganku, tanpa kata apa-apa. Aku menatap tanganku, lalu melihat dirinya yang sudah berjalan jauh meninggalkan diriku seorang diri. Dan baru kali ini aku berbicara dengan kalimat panjang dengan orang yang tak kukenali.
Dasar cowo so misterius, sombong banget jadi orang. Apa dia bisu? Ah tapi tadi dia mengeluarkan suara saat sebelum mendobrak pintu. Tiba-tiba suara tepukan dari belakang pundaku.
Ternyata itu lala, berserta teman sepergenganku. "Aleaaa lo ngapain disini?Bengong lagi! Bikin khawatir tau ga!"
Aku hanya nyengir menampilkan gigi kelinciku beserta dua gingsul dikanan-kiri. "Panjang ceritanya, udah yu kekantin lagi gue laper"
Akhirnya mereka mengiyakan tanpa bertanya apa-apa lagi, aku berusaha membersihkan pikiran-pikiran jelek tentang kejadian tadi.
Ini semakin tidak waras, siapa yang tega menguncinya digudang?apa ada hubungannya dengan teror semalam soal bangkai uler? Aku harus lebih hati-hati lagi, bang fazza harus tau tentang ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Sembilan Bulan
Random🔸Sinopsis {SUDAH TERBIT OLEH GUEPEDIA.COM) 🧚♂️🧚♂️ Alea punya sisi gelap tentang masa kecilnya yang malang. Bertemu dengan Arkana bukan inginnya, manusia kaku dengan sedikit kata tak suka basa-basi. Lahir ke bumi masuk kedalam dunia Alea, hidupn...