Bab 1

289 56 51
                                    

Alea Pov

"Duh ini dosen beneran gapunya otak deh!"

     "Ngasih tugasnya lebih banyak dibanding ngejelasin materi"

"Tapi materi yang dia kasih juga dikit, sisanya cerita kebucinan dia doang"

Isi kelas ramai sekali dengan dumelan mahasiswa yang kepusingan mengerjakan tugas dari Pak Dadan. Kupingku saja muak mendengarkannya. Tapi ada benarnya juga dosen satu ini paling khatam dalam memberikan tugas. Tapi percuma saja bicara terus-menerus tugasnya tidak akan selesai dengan sendirinya.

Dena menghampiri ku bertanya sambil cengengesan "Alea udah beres belum", Aku menjawabnya dengan santai, "Udah baru aja selesai kenapa mau lihat?"

"Weh Alea udah selesai nih, contekin berjamaah yu!" timpal andrean, salah satu ketua kelas paling rajin nyontek ketimbang usaha.

"Nih dengan catatan tugas gue hanya sebagai contoh. Kalau diantara kalian ada yang sama dengan jawaban gue. Awas lo!" Ucapku sinis.

"SIAP RATU ALEA" Jawab teman kelasnya serentak

"JANGAN NYONTEK AJA! ENTAR LO SEMUA JADI TITISAN PAK DADAN YANG GAPUNYA OTAK!" Ucap ku berteriak, beranjak meninggalkan bangku yang sudah dipenuhi kerumunan teman-teman.

Hari ini udaranya segar sekali, aku berjalan disekitaran taman belakang kampus sambil menikmati hembusan angin yang masuk kerongga kulitku. Kayanya cuaca seperti ini enaknya diem di bawah pohon akasia sambil mendengarkan musik.

Sekarang aku sudah dibawah pohon akasia. Disini sepi sekali hanya ada aku seorang. Rumornya sih dipohon ini banyak hantunya, tapi tetap saja dari dulu sampai sekarang masih jadi tempat favorite untuk menikmati ketenangan.

Bunda-melly goeslaw. 

Kubuka album biru, penuh debu dan usai

kapandangi semua gambar diri, kecil belum ternoda

Kata mereka----diriku selalu dimanja

kata mereka----diriku selalu ditimang

Ada sesuatu yang tumpah, benar saja air mataku menetes membasahi kulit pipi.  Yak sanggup bila melanjutkan tiap lirik lagunya. Aku benar-benar merindukan sosok itu, kejadian pahit yang menghantarkan pada trauma kehilangan yang mendalam, sampai lupa rasanya bahagia yang asli seperti apa.

Tiba-tiba Seseorang menyikut lenganku, "Heh kok malah nangis"

"E..Ehehh Nggak-nggak" Jawabku, menghapus air mata yang  terus mengalir

"Masa?Itu sembab"

"Guee... ih kepo banget sih"

Andrean ini salah satu teman yang paling paham denganku, dari sd sampai Kuliah pun selalu barsama seperti upin-ipin yang tidak pernah terpisahkan.

"Rindu Ibu ya?"

"Iyaa" Jawabku singkat. 

"Ko bisa tiba-tiba ada disebelah gue sih?" sambungku lagi. Andrean ini memang selalu tau keberadaanku dimana lalu tiba-tiba muncul seperti setan. 

"Ya tau lah, pake insting wlee" katanya, sambil menjulurkan lidahnya.
"Kayanya rumor soal setan pohon akasia bener deh"
Andrea melongo, "ha?"
"Iya elo setannya"

"Ndree..." Tanyaku 

 "Andre pernah ngerasain kehilangan paling dalem sampai trauma?" ucapku lagi

Andrean menatapku kaget, lalu tersenyum menunjukan gingsul indah nya sangat manis "Pernah"

Mulai mendekatkan badannya kearahku, menatap dengan penuh arti "Tapi ya Ale setiap manusia itu pasti akan merasa kehilangan. Tergantung menghadapinya dengan cara seperti apa?! Kalau Ale mau terus-terusan terjebak di suasana itu, pasti Ale akan ngerasa sedih terus" Ucapnya panjang lebar dengan sangat bijak.

"Cara Andrean lewatin masa-masa itu kaya gimana?" tanyaku sekali lagi, menghapus air mata yang terus terisak

Jawab Andrean santai, "Dengan Ikhlas, mau marah sama garis takdir tuhan juga buat apa?! Yang hilang biarlah hilang pasti akan tergantikan dengan yang lain meskipun yang datang berbeda. Setiap cerita yang baru itu akan datang seseorang yang baru lee, entah menetap atau hanya singgah sebentar untuk menitipkan pelajaran, dunia ini tempat nya belajar dari setiap peristiwa yang terjadi. Jangan pernah sesali itu, semua yang terjadi skenario tuhan, dan kita sebagai peran ikutin alur itu.  Intinya setiap orang yang hadir itu nggak menetap selamanya. Dunia ini gaada yang abadi le"

Sambungnya lagi "jadi, mulai dari sekarang belajar menerima segala ketentuan tuhan dengan hati Ikhlas ya?"

Aku berusaha tersenyum meskipun air mataku tak bisa dibendung "Jadi siapapun yang datang, mereka pasti akan pergi?"

"Hmm, begitulah leaa. Duh gue berasa anak mario teguh hahaha" Ucapnya, ditengah keseriusannya tertawa kecil.

Aku juga ikut tertawa mendengarkan kalimatnya barusan, "Hahaha, lo kebanyakan makan quotes timeline Intagram" Kami berdua pun sama-sama saling tertawa. 

Semesta terima kasih sudah selalu kirim orang-orang baik buat alea. Tidak bisa berjanji untuk selalu bahaga tapi setidaknya belajar ikhlas harus aku lakukan. Bu, doakan alea bisa melewati ini semua ya. 

Misteri Sembilan Bulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang