[ • satu • ]

195 11 4
                                    

Seorang gadis cantik, manis dan imut terbangun dari tidurnya. Menyambut pagi dengan senyum manisnya.

Percaya akan mengawali hari dengan tersenyum bisa memberi berkah.

Gadis itu bernama Zivanna Nazalva, panggil saja Ziva.

Ia beranjak dari kasur empuknya dan beralih ke kamar mandi untuk mandi pastinya.

Selesai mandi, ia menggunakan seragam sekolah dan menyiapkan tasnya lalu pergi keluar kamar untuk sarapan.

Tak perlu dandan, wajahnya sudah sangat sempurna tanpa olesan make up.

Ia sarapan seorang diri. Tinggal dirumah yang lumayan besar tapi hanya dia sendiri.

Orang tuanya? Sedang sibuk bekerja diluar negeri.

Tapi hubungan ia dengan keluarganya tidak renggang, orangtuanya masih sering menghubunginya, mereka juga sering video call an disaat orangtuanya tidak sibuk.

Orangtuanya jarang pulang, sangat. Tapi Ziva paham, orangtuanya melakukan itu untuknya. Buktinya, ia masih bisa membeli apapun yang ia butuhkan tanpa memikirkan uang yang akan habis.

Orangtuanya selalu mentransfer uang untuknya sebulan sekali dengan jumlah yang banyak.

Sampai Ziva pun bingung uang itu dipakai untuk apa. Karena Ziva bukan tipe cewek matre dan manja yang banyak keinginan.

Seperti inilah Ziva, sederhana.





"Eh Ziva udah dateng, tumben awal? Biasa kan nunggu angkot lama."

Baru saja Ziva masuk kekelas, sudah disambut ocehan dari sahabatnya, Delia Mileda. Teman sebangkunya.

"Gue udah beli motor, jadi sekarang pake motor sendiri." Jawab Ziva saat sudah duduk dibangkunya, disamping Delia.

"Akhirnya lo beli jugaa, daridulu kek. Punya uang banyak tapi lebih milih naik angkot daripada beli motor, Ziva zivaa."

"Iya, sekarang udah beli kan? Puas?"

"Puasss bangetttt hehehe"







Bel istirahat berbunyi.

Seperti biasa, Ziva memilih membaca novelnya. Ia kadang membaca komik Detective Conan. Tapi saat ini ia sedang malas untuk berfikir, jadi ia memilih membaca novel saja.

"Ihh Zivaaaa!!" Teriak Delia sambil menggoyangkan lengan Ziva.

Ziva pun menoleh Delia yang berada disampingnya.
"Kenapa sih Delll??"

Delia melepaskan tangannya dari lengan Ziva.

"Sekali iniii ajaaa, pliss temenin gue kekantin. Gue males kekantin bareng geng Queenda, gibah teruss.. yang ada dosa gue makin menumpuk dengan mereka terus." Ucap Delia dengan wajah cemberut yang diimut imutkan seperti anak kecil.

"Nggak, males."

"Yawlaaa, sumpah yaa.. selama ini lo disekolah cuman berada dikelas terus gak keluar keluar. Nggak bosan apa?"

"Enggak hehe."

"Ck kesel deh! Au ah." Delia pun kekantin dengan geng Queenda, terpaksa.

Ziva anak baru, baru pindah 2 minggu yang lalu. Sekolah lamanya bernama Gardigran. Dan sekolahnya sekarang bernama Adipura.

Sang BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang