[ • sepuluh • ]

56 5 0
                                    

Bara, Arka, Leo dan Rafi hanya terdiam mematung, bingung harus berbuat apa.

Delia kini sedang menangis layaknya anak kecil yang kehilangan mainan kesukaannya.

Bara dkk pun saling tatap.

"Bujuk gih lo kan paling ahli kalau udah tentang cewek." Suruh Bara kepada Leo sedikit berbisik.

"Tapi masalahnya gue nggak pernah bujuk cewek yang lagi nangis Bar, gue nggak pandai."

"Jadi gimana yawla, lo sih kenapa malah bawa dia kesini." Ucap Bara yang masih berbisik, takut Delia dengar.

"Lo nggak kasihan apa lihat dia digituin?"

"Kasihan sih—"

"Udah udah." Rafi menengahi.

"Nama lo Delia kan?" Tanya Rafi lembut.

Delia yang tadi menunduk kini mengangkat kepalanya dan menatap Rafi.

Delia hanya menangguk.

Mukanya sangat menyedihkan sekali. Sembab matanya langsung terlihat, ketauan sekali kalau gadis ini menangis hebat.

"Tinggalin cowok kek gitu, gak guna. Lo cantik, banyak yang mau. Tinggal pilih mana yang baik buat lo." Ucap Rafi.

"Tapi aku sayang banget sama dia kak —hiks.."

"Lo bego banget sih! Udah tau tuh cowok kek gitu masih aja lo sayang ama dia." Cerocos Bara tanpa melihat keadaan.

Terjadilah Delia yang kembali merengek rengek seperti anak bayi.

"Eh buset." Kaget Bara.

"Lo sih Bar! Ngomong nggak mikir mikir dulu, buruan minta maaf!" Ucap Leo sambil memukul kepala Bara. Balas dendam.

"Iye iyee."
"Sorry kalo kata kata gue nyakitin lo, tapi emang udah faktanya kek gitu. Ngga usah lagi harepin tu cowok!"

Rengekan Delia mereda.

Mereka benar, buat apa sayang dengan cowok brengsek kek gitu. Cuih!

Pintu cafe terbuka, menandakan ada yang datang.

"Loh Delia? Kok dia ada dengan Bara dkk sih." Gumam Ziva.

Ziva pun menghampiri Delia.

"Del?"

Delia menoleh ke sumber suara.

"Astaga mata lo kenapa sembab gitu? Lo nangis?"

Delia langsung memeluk Ziva.

Bara dkk hanya melihat tontonan drama ini. Dasar cewek.

Tapi kok Bara ngerasa pengen gantiin posisi Delia ya? Heh! Dasar.

Loh? Leo juga mau gantiin posisi Ziva?
Sembarangan! Emang iya kan? Hm ya, eh?

"Udah nanti aja pelukannya, mending duduk dulu." Ucap Rafi.

Mereka pun melepas pelukannya dan duduk.

Ziva pun mengambil kursi dan duduk disamping Delia.

Karena Delia yang terus saja diam. Ziva pun bertanya kepada empat cowok didepannya ini.

"Delia kenapa kak?"

"Abis mergokin pacarnya selingkuh." Jawab Leo.

"Serius?! Yaampun, udah deh nggak usah sedih lagi gue janji bakal nemenin lo kekantin terus."

Delia yang sedih langsung semangat 45.

"Bener yaa!! Awas aja kalo boong!"

Disinilah Ziva, menyesali apa yang telah ia katakan. Ia tak menyangka kalau Delia bisa sesenang itu jika kekantin bersamanya.

Sang BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang