[ • enam • ]

69 10 0
                                    

"Va." Panggil Delia sambil menyenggol tangan Ziva.

"Apa?" Tanya Ziva yang tetap fokus dengan komiknya.

Membaca komik Detective conan memang butuh kefokusan lebih dan menguras tenaga otak untuk berfikir.

"Va." Panggil Delia lagi.

Ziva pun menoleh Delia,

Delia terlihat syok seperti sedang melihat hantu dan menatap kedepan.

Ziva pun mengikuti arah pandang Delia.

"Kak Bara?" Gumam Ziva.

Bara tersenyum hangat, tampan!

Bara kini sudah berada didepan bangku Ziva dan Delia.

"Nih, kotak bekal lo gue balikin. Makasih ya kue cokelatnya enak gue suka." Ucap Bara sambil menyodorkan kotak bekal milik Ziva.

Saat dirumah Ziva, Bara terlalu fokus dengan gadis itu hingga lupa untuk mengembalikan kotak bekalnya.

Ziva mengambil kotak bekalnya, dan hanya mengangguk. Tak lupa, tersenyum.

Senyum yang ditunggu Bara. Eh?

"Oiya satu lagi, gue ada tanding basket nanti pas istirahat, gue harap lo mau nonton ya."

"Iya kak, liat aja nanti."

"Oke, gue balik ke kelas dulu. Dahh." Ucap Bara tersenyum lalu melangkah pergi keluar kelas.

"Va cubit gue!" Ucap Delia.

"Hah? Buat?"

"Sumpah ini tu kek mimpi woi!! Seorang Bara ngomong dengan cewek, bukan Bara banget anjir."

Ziva hanya menggeleng pelan melihat tingkah sahabatnya ini.

Plis deh, yang diajak ngomong itu Ziva tapi mengapa Delia yang heboh. Eh ralat deh, seluruh warga sekolah Adipura.







"Abis darimana lo?" Tanya Leo.

"Balikin kotak bekal Ziva."

"Aelah lu nyamperin dia kok nggak bilang bilang. Gue kan juga pengen ketemu dia. Ada yang lupa gue tanyain ke dia."

"Apa?"

"Dia udah punya pacar atau belum. Hehehe."

Bara berdecak sebal dan menatap Leo sinis.

Tunggu dulu, pacar?

Oiyaa, bagaimana kalau Ziva sudah memiliki pacar?

Duh kenapa rasa penasaran Bara semakin besar terhadap Ziva.







"Va, udah istirahat nih. Lo nggak mau nonton kak Bara tanding?" Tanya Delia pada Ziva.

Saat bel istirahat Ziva langsung membaca novelnya. Seperti tak ada niat sama sekali untuk beranjak dari kursi kesayangannya itu.

Ziva hanya menggeleng.

"Ishhh.. jahat banget! Lo itu cewek pertama yang kak Bara ajak untuk nonton dia tanding, harusnya lo itu senang vaa.. eghh kesal gue!"

"Nggak deh, disitu pasti ramai banget. Gue nggak suka ramai!"

Sang BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang