Seorang gadis dengan malu malu menghampiri geng cogan sekolah Adipura.
Yang membernya adalah Bara Narta Excel, Arka Dargaraka, Leo Arkananta, Rafi Hiadi Putra. Para cogan yang memiliki wajah tampan diatas rata rata, namun memiliki sikap yang berbeda beda.
Bara? Kalian sudah tahu bagaimana sikapnya, jadi skip aja.
Arka, pria dingin, cuek, jutek, irit suara, pintar, paling waras di geng ini, tapi urutan kedua. Ngga warasnya Arka adalah, terlalu dingin! Nggak punya pacar, dan tak berniat sama sekali untuk berpacaran.
Leo, resek, jahil, Suka bercanda tapi kalau udah serius.. serem. Jomblo hepi.
Rafi, memang lumayan pendiam, tapi ramah, pintar, paling bijak diantara semuanya. Orang waras pertama di geng ini. Dan tak tertarik soal hal percintaan.
Dan mereka semua satu kelas. XI MIPA 1.
Ya, Leo dan Bara meskipun nakal, kepintaran mereka memang tak bisa di elak.
Oke kembali ke gadis itu.
Gadis itu memberi kotak bekal kepada Arka.
"Kak Arka, ini kue buatan aku sendiri.. tolong diterima ya kak." Ucap gadis itu dengan malu malu."Hm." Arka hanya berdehem sambil mengangguk lalu mengambil kotak bekal itu.
Gadis itu pun pergi.
Arka sebenarnya enggan untuk menerima, cuman ibunya selalu berpesan untuk harus menjaga hati perempuan, jangan disakiti.
Itulah pesan terakhir ibunya ketika menghembuskan nafas terakhirnya.
"Aelahh yang ulang tahun siapa, yang dapat kue siapa. Lo sih Bar semenjak lo ngebentak dan caci maki mati matian cewek yang kasih lo hadiah, jadi nggak ada satupun cewek yang berani kasih sesuatu ke lo." Oceh Leo.
"Dihh biarin, lagian liat tuh gaya cewek tadi sok imut ihhh najis ngeri gue liatnya." Jawab Bara .
"Ishh, padahal kalau lo juga sering dikasih kan gue jadi lebih hemat uang jajan."
"Bangsad lu." Ucap Bara sambil melempar batu kecil ke arah Leo.
"Anj—" ucapan Leo terpotong karena melihat seorang gadis cantik yang sedang membawa kotak bekal dan menghampiri mereka.
"Yes dapat lagi jatah makanan."
Gadis cantik itu Ziva.
Ziva sudah berada dihadapan para geng cowok. Tadi Delia menunjuk ke arah sini, katanya ada Bara disini. Dan Ziva langsung pergi dan lupa bertanya Bara yang mana.
Alhasil, kini dia terdiam karena tidak tahu Bara yang mana. Dan menatap bingung para cowok disitu.
"Lah kok diem neng? Itu Arka udah nungguin kotak bekalnya." Ucap Leo dan mendapat tatapan sinis dari Arka.
"Arka?" Ziva mengerutkan alisnya.
"Iya, lo pasti fans nya Arka kan? Terus mau kasih kotak bekalnya untuk Arka, tuh orangnya." Ucap Leo sambil menunjuk Arka.
Ziva pun menoleh ke Arka. Namun hanya sekejap. Ia teringat tujuan utamanya adalah Bara bukan Arka.
Ia tak mau berlama lama disini, dengan para cowok yang tak ia kenal sama sekali. Memang mereka sangat tampan, namun Ziva sudah tak tertarik lagi untuk suka dengan cowok, yang bisa berakhir patah hati.
"Gue cari Bara." Ucap Ziva.
Arka dan Rafi, yang tadi tak perdulikan Ziva kini menoleh ke gadis itu.
Dan pastinya Bara, karena namanya disebut.
Tapi sebelum namanya disebut ia juga sudah memperhatikan Ziva karena ingin melihat gerak geriknya. Kebiasaan Bara ketika ada fans Arka yang menghampiri mereka.
Namun Bara terheran melihat tingkah Ziva tidak seperi gadis lainnya yang terlihat kegatelan, sok malu malu, sok kecantikan. Gadis ini terlihat biasa saja.
Dan terkejut juga saat Ziva tak mengenali Arka. Ziva pun hanya melihat Arka biasa saja, tidak seperti gadis lainnya yang menatap Arka dengan tatapan kagum.
"Gadis ini berbeda." Batin Bara.
"Bara yang mana?" Tanya Ziva tanpa memperdulikan mereka semua yang kini menatapnya.
"What?! Dia juga nggak kenal gue?" Batin Bara.
Leo pun menunjuk dimana Bara berada dengan takut takut.
Ziva pun mendekati Bara.
Ia menyodorkan kotak bekal nya ke hadapan Bara.
"Nih kue cokelat buatan gue untuk lo."Bara hanya diam.
Lalu tak lama ia berdiri, berada dihadapan Ziva.
Dan hanya diam sambil menatap Ziva dengan tatapan.. entahlah.Leo yang paham akan suasana ini pun berniat untuk mengambil kotak bekal itu. Cuman terhenti, karena melihat Bara menerima kotak bekal itu.
"Selamat ulang tahun." Ucap Ziva dengan tersenyum hangat lalu pergi dari situ dan kembali ke kelas.
Bara masih terdiam, dan terus menatap Ziva sampai gadis itu benar benar hilang dipandangannya.
"Tuh cewek nggak bakal hilang." Sindir Rafi untuk Bara, karena ia memerhatikan Bara yang terus menatap Ziva.
Bara pun tersadar, lalu kembali duduk. Dan menatap kotak bekal yang diberikan Ziva.
"Wow!! akhirnya setelah sekian lama seorang Bara mau menerima sesuatu dari fansnya yang tidak mengenalinya. Suatu keajaiban dunia!" Ucap Leo heboh.
"Fans kok nggak kenal idolanya. Itu bukan fans namanya, dodol." Ucap Rafi sambil menjetikkan jarinya di kening Leo. Leo pun meringis kesakitan.
"Tumben?" Kini Arka mengeluarkan suara. Pertanyaannya ditujukan untuk Bara.
"Gatau, tu cewek nggak kek cewek yang lain. Dia biasa aja nggak kek kegatelan gitu, yaudah gue terima."
"Iya juga." Sahut Rafi.
Arka hanya mengangguk.
"Keknya status kita yang populer disekolah ini harus dimusnahkan deh." Ucap Leo sok sedih.
Semua menatap Leo, bingung.
"Kenapa emang?" Tanya Bara.
"Karena masih ada yang nggak kenal kita."
"Iya juga ya, gue juga jarang liat tuh cewek." Sahut Bara.
"Dih, emang lo pernah ngelirik cewek disekolah ini?" Tanya Leo.
"Nggak.. hehehe basa basi doang."
"Tapi emang iya sih, muka tu cewek asing banget." Ucap Leo.
"Anak baru kali." Sahut Rafi.
"Ya bisa jadi."
💖🖤❤️
Vote dan komen.
![](https://img.wattpad.com/cover/221930009-288-k749127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bara
Romance[ end + completed ] Bara Narta Excel. Pria tampan yang paling risih dengan cewek yang mendekatinya. Hingga tak ada satupun cewek yang berani mendekatinya. Tapi tiba tiba datang seorang gadis bernama Zivanna Nazalva yang biasa dipanggil Ziva. Seorang...