Sad

1.3K 43 7
                                    

" Kamu ialah bidadariku. Kehadiranmu sudah cukup menyempurnakan hidupku"

Four Years Later

Aku menitiskan air mata untuk kesekian kalinya. Sudah empat tahun berlalu. Anak kembarku kini sudah memasuki tadika. Dan aku....

Aku mengesat air mata yang terus membasahi pipiku. Aku tidak dapat mengawal kesedihan meski sudah berulang kali Daniel memujukku.

"Sabar, sayang. Kita sudah ada Darvyn dan Darycel. Dua sudah cukup," kata-katanya hanya dapat menenangkan aku sebentar sahaja. Beberapa jam setelah itu aku akan menangis lagi.

Clek! Aku memandang ke arah pintu ruang rawatku. Daniel masuk dengan dua bungkusan di tangannya. Daniel menghampiri katil tempatku berbaring setelah meletakkan bungkusan yang di bawanya di atas meja.

"Apa khabar, sayangku?" Daniel mengecup bibirku.

"Kamu menangis lagi, Tatiana?" jemarinya mengelus pipiku, menyingkirkan sisa-sisa air mataku di sana.

"Aku ingin memiliki bayi lagi, Daniel. Aku ingin memiliki bayi perempuan," aku kembali terisak.

"Shhh... kita akan memilikinya, sayang. Suatu hari nanti Tuhan akan memberikannya pada kita. Kita hanya perlu bersabar dan berdoa."

"Aku sudah tiga kali keguguran, Daniel," ucapku sendu.

"Nanti, kalau sudah sembuh, kita akan proses bayi lagi," katanya. Dia cuba tersenyum untuk menyenangkan hatiku.

Tiga kali aku keguguran. Namun keguguran sekali ini meninggalkan kesan yang amat mendalam dalam hatiku. Usia kandungan yang sudah mencecah usia tiga bulan memberiku harapan bahawa kali ini kandunganku akan baik-baik sahaja hingga mencapai saat melahirkan. Namun dugaanku ternyata silap.

Semalam selesai aku menghantar si kembar ke tadika, aku merasakan rasa sakit yang teramat pada perutku. Aku segera menelefon Daniel.

Sepanjang perjalanan aku berdoa agar kandunganku selamat. Namun, belum sempat sampai di hospital, darah sudah meluncur keluar membasahi tempat dudukku.

"Aku takut, Daniel. Bagaimana kalau aku mengandung dan keguguran lagi," Daniel tidak menyahut. Dia hanya memelukku sambil memejamkan matanya.

💕💕💕

Daniel Stephen's POV

Aku memejamkan mata mendengar setiap keluh kesah Tatiana. Dia ingin mengandung dan menpunyai bayi lagi. Aku tahu Tatiana terlalu ingin memiliki anak perempuan. Setiap kali kami membeli pakaian untuk si kembar, aku selalu memerhatikan Tatiana membelek pakaian untuk anak perempuan.

Entahlah, aku ingin sekali memakbulkan keinginannya. Aku sudah berusaha membuatnya mengandung lagi. Aku tidak merokok, tidak juga mengambil minuman beralkohol untuk memastikan sperma yang akan aku tembakkan ke dalam rahimnya benar-benar sperma yang berkualiti.

Namun ternyata bukan spermaku yang tidak berkualiti. Buktinya, Tatiana mudah hamil, cuma kandungannya tidak dapat bertahan lama. Kata doktor, rahim Tatiana dalam keadaan lemah.

"Aku takut, Daniel. Bagaimana kalau aku mengandung dan keguguran lagi," kata-kata Tatiana membuatku takut. Kebimbangannya membuatku sedih.

Just Three Words ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang