Everything I Do, I Do It For You

1.1K 45 1
                                    

Kisah ini terinspirasi dari sebuah kisah hidup yang disiarkan dalam rancangan 'Pendiau Pengidup Aku'. Hanya terinspirasi. Ditokok tambah oleh penulis, biar terlihat kurang nyata daripada kehidupan sebenar.

"Kuingin pulang ke pangkuanmu, sayang. Aku rindu, hanya itu yang mampu kuucapkan"

Daniel Stephen's POV

Aku merindukannya, isteriku yang bernama Tatiana Bellina. Sedar tidak sedar, sudah dua minggu aku meninggalkannya. Aku pasti saat ini Tatiana sudah melahirkan anak-anak kami. Aku ingin menghubunginya, bertanyakan khabarnya, tetapi tiada cara untuk aku menghubunginya. Ibuku telah menyimpan telefonku. Semuanya diambil dariku saat aku baru menjejakkan kaki di rumah ibuku.

Mereka semua kejam. Mereka telah berpakat menipuku. Alex mengatakan ibuku sakit dan sudah beberapa hari dimasukkan ke wad. Tetapi semua itu hanya kebohongan. Mereka membohongiku agar aku pulang dan meninggalkan isteriku.

"Mengapa, Lex? Mengapa kau sanggup melakukan semua ini, sedangkan kau tahu bagaimana keadaan Tatiana?" aku benar-benar kecewa dengan sepupuku itu.

"Aku minta maaf, Danny. Kau sendiri kenal ibumu bagaimana. Dia mengugut akan menghancurkan hidup keluargaku jika aku enggan menurut arahannya," jelas Alex.

Aku memandang padanya, dengan pandangan marah dan benci. Dia tahu saat memintaku pergi, Tatiana sedang menunggu saat melahirkan.

" Sabar, bro. Aku akan sesekali pergi ke sana untuk menjenguk Tati, " Alex memecah keheningan. Aku benci mendengar suaranya. Dia berjanji akan menjenguk isteriku, buat apa? Adakah maksudnya dia ingin menggantikan tanggungjawabku terhadap anak dan isteriku?

" Tidak perlu. Aku tidak mahu kalian mendekati isteri dan anak-anakku," kataku. Alex diam tidak bergeming.

"Bantu aku keluar dari sini, Lex. Atau kau juga akan menyesal suatu hari nanti," kataku. Namun Alex menggelengkan kepalanya. Dia bangun dan menghampiriku.

"Turuti saja kehendak ibumu, Danny. Semuanya akan baik-baik saja. Isteri dan anak-anakmu akan selamat," katanya sambil menepuk keras bahuku.

"Apa maksudmu?" tanyaku. Aku dapat menghidu mereka telah merancang sesuatu. Mungkin mereka akan menyakiti keluargaku jika aku enggan menurut kehendak mereka.

"Biar kujelaskan, Danny. Aku kasihan pada kau dan Tati. Jadi turuti saja kehendak ibumu. Turuti saja, Danny. Ingat, turuti saja," Alex mengulangi kata-katanya sebelum berlalu meninggalkan aku. Di belakangnya aku mendengar pintu kembali tertutup dan dikunci dari luar.

Aku berdiri di tepi tingkap di bilik tidurku. Pemandangan di luar kelihatan begitu tenang dan damai. Gunung gading yang membiru kelihatan menjulang di hadapan mata.

Namun semua keindahan itu terasa tiada nikmatnya. Fikiranku berkelana pada seseorang yang sejak dulu selalu membuatku hanyut dalam khayalan yang indah tidak bertepi. Dia Tatiana Bellina. Gadis yatim piatu yang begitu ayu dan manis.

"Bagaimana rupa anak-anak kita, sayang?" Aku berbicara dengannya.

"Rupa mereka persis kamu, Daniel," Tatiana menjawab dengan senyum manisnya. Entah bila dia muncul di hadapanku, mengendong bayi kembar kami. Aku membalas senyuman Tatiana.

"Akhirnya kita bersama, sayang," aku mengambil si kembar dari gendongannya.

"Danny!" Tiba-tiba ada tangan yang merentap kasar si kembar dari tanganku. Perempuan ini lagi.

Just Three Words ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang