You Complete My Life

2K 58 25
                                    

"Kau adalah pelengkap hidupku. Hadirmu membuat hidupku terasa sempurna"

Aku mengelus perut yang kini kelihatan begitu besar. Kandunganku kini sudah memasuki usia sembilan bulan. Bila-bila masa sahaja aku akan melahirkan.

Setelah beberapa tahun menunggu, akhirnya aku diberi peluang untuk mengandung lagi. Masih ku ingat, Daniel menangis terharu tika doktor memberitahu bahawa aku mengandung lagi. Lebih mengharukan bila doktor mengatakan ada dua jantung yang berdegup di dalam rahimku.

Yah, aku disahkan mengandung anak kembar lagi. Mengandung anak kembar untuk kedua kalinya memang tidak pernah ku impikan. Tetapi itulah kenyataannya, aku mengandungkan anak kembar. Maksudnya setelah anak kembar ini lahir, aku dan Daniel akan mendapat empat orang anak.

"Hai, sayang," Daniel masuk ke bilik tidur dan berbaring di sebelahku. Tangannya turut mengelus perutku.

"Apa khabar mereka hari ini?" tanya Daniel. Memang itu pertanyaan yang sering keluar dari bibir Daniel. Menanyakan tentang aku dan bayi yang masih berada di dalam kandunganku.

"Mereka baik-baik saja. Semakin aktif dan semakin kerap menendang," jawabku. Memang sejak akhir-akhir ini bayi-bayiku semakin aktif hingga kadang-kadang menimbulkan rasa tidak selesa pada bahagian pinggang dan ari-ariku.

Daniel mengusap perutku sambil sesekali memberikan kucupan di sana.

"Mereka bergerak, sayang," Daniel tertawa sambil menyentuh lagi. Dia begitu seronok setiap kali merasa tendangan dari dalam sana.

"Mereka dapat merasa sentuhanmu, Daniel," Daniel mengangguk.

"Aku ayah mereka. Ayah yang menunggu kehadiran mereka," Daniel bangun dan bersandar pada kepala katil. Dia menarikku agar ikut bangun dan memintaku agar bersandar pada dadanya.

"I love you, Tatiana," dia menempelkan pipinya pada pipiku. Kedua lengannya memeluk perutku sambil membelai si kecil yang ada di dalam sana.

"I love you too, Daniel," aku mengusap lengannya yang kini memeluk perutku. Aku memang suka mengusap lengannya, merasakan seksinya bulu-bulu yang tumbuh pada lengannya.

"Berjanji kamu akan kuat saat melahirkan nanti," ucap Daniel. Suamiku ini terlihat risau sejak kebelakangan ini. Sedangkan aku sudah berjanji semuanya akan berjalan lancar. Melahirkan kali kedua selalunya tidak akan sesukar ketika melahirkan buat pertama kalinya.

" Aku berjanji, Daniel. Aku dan bayi-bayi kita pasti akan kembali semula ke rumah ini," ku cium bibir Daniel sebagai janji bahawa aku akan selalu terus bernafas untuknya.

💕💕💕

Sudah empat jam aku mengalami kontraksi. Air ketuban sudah pecah kira-kira sejam yang lalu. Namun bukaan pintu rahim belum cukup untuk membolehkan aku meneran.

"Sakit?" Daniel mengelap peluh yang membasahi dahiku. Aku mengangguk. Aku menggiggit bibir, menahan rasa sakit yang sesekali terasa mencengkam hingga ke pangkal hati.

"Kuat ya, sayang," Aku dapat melihat betapa tegangnya wajah Daniel meski mulutnya memintaku agat kuat. Jemarinya yang menggenggam tanganku terasa begitu sejuk.

"Berjanji kamu akan terus bersamaku, Tatiana. Berjanji kamu tidak akan pernah meninggalkan aku dan akak_anak kita."

Aku mengangguk entah untuk yang ke berapa kalinya. Aku terus berjanji untuk tidak akan meninggalkannya. Tetapi andainya jodoh kami tidak panjang dan aku harus meninggalkannya, aku pasrah. Aku sudah melengkapkan hidupnya, sudah memberikan seluruh cintaku untuknya.

"Aww.. Daniel," aku mengerang tika merasakan kontraksi yang begitu hebat yang terasa ingin mencabut nyawaku. Serentak dengan itu, tanpa sedar aku meneran dengan kuat.

Just Three Words ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang