I Will Find You, Honey

1.1K 43 3
                                    

Daniel Stephen's POV

"Aku percaya, sejauh manapun kita terpisah, takdir akan selalu mempertemukan kita kembali,"

Ibu memandangku dengan sayu. Aku tahu dia ingin mengatakan sesuatu, namun keadaan dirinya tidak memungkinkan dia berkata-kata lagi. Hanya air mata yang terus menitis tanpa henti.

"Jangan risau, ma. Aku berjanji akan mencari Tatiana dan cucu-cucu mama. Aku akan membawa mereka pulang, ma," kukucup tangan ibuku. Akhirnya dia merestui hubunganku dengan Tatiana.

" Alex, hubungi peguam kita. Minta dia urus segera penceraianku dengan Liana. "

" Tidak perlu, Danny. Dia tadi sudah menandatangani borang penceraian. "

" Apa maksudmu, bro? "

" Liana datang secara sukarela, bro. Dia datang bersama kekasihnya. Semuanya sudah settle, bro," sahut suara di hujung sana.

Aku menarik nafas lega. Akhirnya wanita ular itu tahu di mana tempatnya dan sanggup menyerah tanpa menuntut apa-apa.

Sekarang aku hanya memikirkan soal Tatiana dan anak-anakku. Aku tidak tahu ke mana lagi aku harus mencarinya. Hampir setiap daerah sudah kukunjungi. Namun ternyata Tatiana bersembunyi di satu tempat yang begitu sukar aku temukan.

"Di mana kamu bersembunyi, Tatiana?" aku cuba mengingat teman-teman Tatiana. Setahuku teman rapatnya cuma Janet. Tetapi tidak mungkin Russel tidak memberitahuku jika mereka tahu keberadaan Tatiana dan anak-anakku.

Wait! Aku teringat satu nama. Lela. Ya, Lela juga salah seorang teman Tatiana. Cuma setelah tamat universiti, hubungan mereka tidak lagi rapat seperti hubungan Tatiana dan Janet. Lela kembali ke daerahnya kelahirannya.

Tapi di mana daerah kelahiran Lela?

💕💕💕

Janet menyambut kedatanganku dengan wajah masam. Aku tahu dia masih marah kerana apa yang terjadi pada hubunganku dan Tatiana.

"Please, Janet. Aku cuma mahu tahu alamat Lela. Aku cuma ingin mengunjungi Lela. Aku tidak tahu mengapa. Tapi hatiku kuat mengatakan Tatiana ada bersama Lela," kataku. Seketika Janet terlihat ragu untuk mengatakannya. Namun akhirnya dia bangun dan menuju ke bilik tidurnya.

Janet kembali ke ruang tamu dengan sebuah buku kecil.

" Nah, kamu cari sendiri. Aku pun tak tahu alamat Lela ada tak dalam buku tu. Kalau ada pun, mungkin itu alamat lama. Tak mustahil dia sudah berpindah alamat memandangkan dia sudah menikah. Kali terakhir yang kudengar, dia mungkin mengikut suaminya," terang Janet dengan panjang lebar.

Aku hampir tidak mendengar apa yang dijelaskan Janet. Mataku fokus untuk mencari alamat Lela. Hampir sepuluh minit berulang kali menyelak helaian demi helaian, akhirnya kutemui alamat Lela.

" Yes, now I will find you, Tatiana."

"Apa yang akan kau lakukan, Danny?" tanya Russel.

"Aku akan pergi ke alamat ini. Tidak yakin, tetapi naluriku kuat mengatakan mereka ada bersama Lela," kataku sambil menyandarkan tubuh pada sofa. Beberapa bulan kebelakangan ini memang aku terlalu sibuk mencari Tatiana dan anak-anakku. Waktu rehatku hampir tiada.

" Aku dan Janet akan ikut, Danny. Bawa Alex juga, " cadang Russel.

" Okey, " balasku.

" Aku menyesal membiarkan kamu menikah dengan Tatiana. Kamu yang membawanya menjauh dari kami," Janet meluahkan rasa kesalnya tika dia menghantarku sampai ke pintu.

"Aku mencintainya, Janet. Aku berjanji akan mencarinya," janjiku.

💕💕💕

Mencari Lela bukan satu kerja yang mudah. Tujuh jam memandu, barulah kami menemui rumah keluarga Lela. Rumah besar yang terletak di kawasan perkampungan yang agak terpencil.

"Lela tak lagi tinggal di sini. Dia mengikut suaminya berpindah ke bandar," begitu penjelasan ibu Lela yang kami temui di rumah itu.

Wanita itu memberikan satu alamat kepada kami. Aku memandang alamat itu dengan sedikit rasa ragu. Bagaimana jika dia memberikan alamat yang tidak tepat? Bagaimana jika wanita itu pun ragu untuk memberikan alamat Lela yang betul kepada kami?

" Danny, kenapa tidak minta nombor telefon Lela? Kita boleh menghubunginya, lebih mudah untuk mencarinya," cadang Janet.

Sarannya memang masuk akal. Namun aku menggelengkan kepala.

"Jangan. Kalau kita call Lela, dan jika Tatiana ada di sana, aku pasti Tatianna akan bersembunyi lagi," Janet, Alex dan Russel mengangguk faham.

"Jangan beritahu Lela yang kami akan datang, mak cik. Kami ingin memberikan kejutan kepadanya," pintaku yang diberikan anggukan oleh wanita itu.

Kami bergerak menuju ke arah bandar. Perjalanannya sedikit jauh. Janet sudah memuncungkan mulut menahan lapar. Akex dan Russel juga begitu. Namun aku masih enggan berhenti rehat. Aku bimbang, sesaat sahaja terlambat, aku akan terlewat untuk menemui Tatiana dan anak-anakku.

"Susah juga mencari alamat itu," keluh Alex. Aku terus memandu sambil memerhati persekitaran di kiri dan kananku.

"Kita singgah makan dulu, Danny. Aku lapar. Hari pun sudah hampir petang," Janet mengeluh lagi.

"Okey, okey, kita singgah. Tapi lepas ni, kita teruskan. Selagi tak jumpa, kita takkan balik," kataku.

Vote dan komen..
Happy reading.

Tbc....

Just Three Words ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang