CERITAKU - 5
Tidak ada kata-kata memohon dari jongin. Tidak ada air mata, tidak ada nestapa, sehun bahkan melihat jongin tersenyum begitu lebar dihari sidang pertama perceraian mereka. Sehun bahkan melihat dua anaknya begitu dekat dengan pengacara jongin.
Daejoon memeluk pengacara jongin sebelum masuk ke dalam ruang siang begitu pula jungwoo Yang bahkan mencium pipi pria tinggi bertelinga lebar itu. Pria itu bahkan membiarkan sekertarisnya menjaga dua anaknya sementara jongin diruang sidang mengurus perpisahan mereka.
Sehun keheranan dengan sikap dua anaknya. Kenapa mereka bisa begitu dekat? Kenapa mereka terlihat sangat akrab? Kapan mereka bertemu dan menjadi dekat? Banyak hal membuat sehun merasa pening.
Jongin tidak menuntut apapun, jongin hanya menginginkan kedua anaknya ikut bersamanya. Hanya itu, jongin tidak menyinggung tentang harta gono-gini atau uang bulanan untuk anak-anak. Jongin benar-benar hanya menuntut hak asuh anak-anak nya saja.
Sidang kali ini hanya membacakan tuntutan masing-masing pihak jadi tentu berjalan dengan cepat. Sehun melihat jika jongin dan pengacaranya itu saling melambai sebelum berpisah. Jongin dan dua anaknya masuk ke mobil jongin. Pandangan sehun sempat bertemu dengan tatapan mata daejoon tapi bocah cilik itu hanya diam.
Jungwoo juga diam. Padahal biasanya jika jungwoo bertemu dengannya mereka akan saling memeluk dan hari ini entah kenapa jungwoo bahkan seperti enggan melihat kearahnya. Apa jongin Yang mengajarkan mereka untuk bersikap dingin pada sehun? Apa Yang jongin katakan pada kedua anaknya hingga mereka engga menghampiri sehun?
Jika benar jongin melakukan itu jongin keterlaluan. Hanya dia dan sehun Yang akan berpisah. Jongin boleh memusuhinya tapi bukan berarti anak-anak juga melakukan hal Yang sama, memusuhinya juga.
Pikiran sehun penuh, tidak bernafsu untuk bekerja apalagi bertemu luhan. Sehun hanya ingin memastikan semuanya pada jongin. Apa Yang terjadi pada anak-anak.
Jadi Yang sehun lakukan adalah menyetir mobilnya menuju rumah, rumah Yang dulu sangat hangat Yang kini berubah super dingin. Ketika sampai jongin sudah duduk di ruang tengah bersama anak-anak Yang seperti sedang mengerjakan pr mereka.
"Selesai" ucap si bungsu sambil menutup buku kemudian bersandar pada jongin. Ketiganya duduk di karpet dengan si bungsu duduk dipangkuan jongin
"Adik hanya mewarnai saja sih" ucap si sulung tidak terima
"Sini adik bantu pr kakak biar selesainya cepat seperti adik" ucap si bungsu dengan nada menyebalkan.
"Nono terimakasih"
"Ayo kakak ayo ayo"
"Nonono"
"Sudah sudah, adik mewarnai lagi dengan mama jangan ganggu kakak" jongin menengahi keduanya
"Bosan mewarnai" ucap si kecil sambil cemberut. Sehun tersenyum melihat wajah cemberut jungwoo Yang lucu dan sangat mirip dengan jongin saat merajuk dulu.
"Berhitung kalau begitu"
"Bagaimana dengan game mama?" Rayu si bungsu dengan puppy eyesnya membuat jongin nyaris tergoda
Jongin nyaris menjawab tapi melihat kehadiran sehun membuatnya enggan mengeluarkan kata-kata. Daejoon diam dan si bungsu juga diam. Melihat wajah sehun benar-benar menyiksa sekarang.
"Aku ingin bicara jongin" ucap sehun
"Anak-anak ayo naik kekamar kalian dulu. Mama dan papa ingin bicara sebentar" ucap jongin membuat daejoon menghela nafas panjang sebelum beranjak kekamar dengan sang adik Yang juga sama diamnya dengannya.
"Ingin bicara apa?" Jongin berdiri dan membereskan peralatan belajar anak-anak.
"Kenapa anak-anak diam padaku dan lebih dekat dengan orang lain?" Tanya sehun membuat jongin berhenti membereskan barang anak-anak dan berdiri memandang sehun dengan pandangan Yang tidak mengerti.
"Kamu tanya pada mereka jangan tanya padaku" jawab jongin singkat
"Kamu berusaha menjauhkan mereka dariku?"
"Bukannya kamu Yang menjauhi mereka? Bukannya kamu Yang sibuk dengan pacar kamu sampai melupakan mereka? Kenapa sekarang kamu menuduhku?" Ucap jongin membuat sehun tersentak.
"Saat kamu bersama dengan pacarmu apa kamu mengingat mereka? Apa kamu memikirkan mereka? Tidak kan? Jadi biarkan saja mereka tidak memikirkanmu dan dekat dengan orang lain" kata jongin tajam dan akan berbalik saat sehun berkata
"Kenapa kamu tidak menangis dan memohon untuk rumah tangga kita?" Tanya sehun Yang membuat jongin tertawa keras
"Film apa Yang kamu tonton akhir-akhir ini? Aku tidak sudi menangisi pria brengsek sepertimu. Untuk apa aku memohon jika kamu bahkan tak akan merubah pikiranmu?" Kata jongin
"Itu tandanya kamu juga tidak mencintaiku lagi"
"Debaran disini masih ada" jongin menunjuk dadanya sendiri. "Tapi bukan lagi rasa bahagia. Sakit, sangat sakit. Cinta? Cinta bukan hanya tentang memiliki. Cinta juga tentang melepaskan orang Yang kita cintai demi kebahagiaannya. Dan disini aku melepaskanmu demi kebahagiaanmu. Aku akan tetap menjaga anak kita dengan cintaku padamu. Jadi aku mohon biarkan mereka bersamaku"
Jongin mengepalkan tangannya dan beranjak dari hadapan sehun dengan wajah memerah menahan semua emosi Yang ingin keluar. Sehun melihat mata jongin juga memerah menahan tangis.
🐻🐻🐻
Malam hari datang begitu saja setelah pembicaraan beratnya bersama jongin. Malam ini luhan mengajak sehun untuk makan malam bersama jadi disinilah mereka berada, disebuah restoran mewah dengan hidangan steak Yang menggugah selera tapi sepertinya selera makan sehun hilang karena teringat wajah sedih jongin Yang membuat hatinya sakit juga.
"Sehun ada apa?" Panggil luhan dengan lembut membuat sehun menoleh dan keluar dari lamunanya.
"Tidak, aku hanya banyak pikiran saja" jawab sehun sambil memijat pangkal hidungnya.
"Ada apa? Kamu bisa bercerita padaku"
"Ini tentang jongin. Dia hanya meminta hak asuh anak-anak tidak dengan pembagian harta atau apapun"
"Loh bukannya bagus jika begitu? Nanti kamu juga akan punya anak dariku jika kita menikah. Untuk uang jongin sudah kaya tanpa hartamu sehun jadi sudahlah tidak apa"
"Apa maksudmu?"
"Kita akan hidup bahagia. Hanya aku dan kamu biarkan masalalumu pergi. Itu kan akan menyenangkan"
"Mereka tetap anak-anakku. Aku menyayangi mereka. Mereka bagian dari hidupku, aku menantikan kehadiran mereka" sehun menukikkan alisnya dalam
"Lalu jika mereka seberharga itu kenapa kamu tinggalkan mereka? Bukankah itu berarti mereka tidak berharga. Tidak perlu dibawa ke masa depan, mereka hanya akan jadi masalalumu, dan aku masa depanmu" ucap luhan membuat sehun bangkit dan pergi setelah menaruh beberapa lembar uang Yang lebih dari cukup untuk membayar makanan juga membayar taksi luhan untuk pulang.
Semua Yang luhan katakan benar lalu kenapa sehun marah? Harusnya sehun bahagia tidak harus mengurusi jongin dan anak-anak tapi sehun benar-benar marah. Bagaimanapun mereka adalah bagian hidup sehun Yang tak bisa digantikan.
Tapi kenapa sehun berpaling dari mereka? Kenapa? Sehun kesal, marah, emosinya ada dipuncak. Semua orang seolah menyalahkannya dan pelan-pelan sehun menyadari jika semua memang salahnya.
Tbc
Yuhuuuuu!!! 100 komen dan up okay? Ehehe 🤣🤣🤣🤣
Hari ini aing ikut yudisium U-19 tahu kan kan kan?? Heboh disini wkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dah ya pai pai
Mau up lagi? Gampang hanya spam komen saja Yang buanyak
See yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITAKU (END)
FanfictionSEHUN X KAI SEKAI HUNKAI KOMEN, FOLLOW, VOTE AND THANK YOU