CERITAKU - 16
seharian penuh sehun ada di rumah mertuanya meski disambut sangat dingin awalnya tapi sang ibu mertua ternyata masih memiliki belas kasihan padanya dan masih mau memasak untuknya meski hanya diam, tanpa mau bicara sama sekali.
setelah sarapan sehun hanya menunggui kedua anaknya yang sedang bermain dan bercanda berdua. sehun juga ada di dekat keduanya di belakang rumah keluarga kim yang hijau dengan beberapa pohon buah yang berdaun cukup rindang. ketiganya duduk diatas karpet yang digelar diatas rumput gemuk hijau yang aman untuk anak-anak tentu saja.
sehun cukup kaget dengan apa yang daejoon lakukan untuk jungwoo, daejoon selalu memberikan apa yang jungwoo inginkan meski itu mainan yang sedang dia mainkan. meski berakhir dengan jungwoo campakan hingga akhirnya daejoon menyarankan agar keduanya bermain bersama saja menggunakan mainan yang sama juga.
sehun tersenyum getir, dirinya sempat mengira bahwa jongin tidak membesarkan anak mereka dengan baik padahal pada kenyataannya, jongin membesarkan kedua anak mereka dengan sangat baik.
mulai dari merawat fisik mereka hingga keduanya tumbuh seperti anak seusia mereka bahkan lebih dalam segi kecerdasan, lalu jongin bahkan merawat batin mereka dengan baik hingga keduanya punya kecerdasan emosional yang lebih dari teman seusia mereka yang lainnya.
memikirkan jongin dan semua yang ada di dalam dirinya membuat sehun semakin merasa kecil dan teramat sangat menyesal. jika orang lain berkata bahwa penyesalan akan terasa saat orang yang kita lukai sudah pergi dan tidak terlihat lagi . maka bagi sehun semua adalah kebalikannya.
sehun merasa sangat menyesal saat jongin ada di dekatnya, tersenyum untuknya, merawatnya dengan baik dan bahkan masih mau memeluknya. karena saat itu sehun menyadari bahwa dirinya sudah melukai seorang malaikat yang menjadi sumber kebahagiaannya. karena saat itu sehun menyadari betapa bodohnya dirinya karena sudah membuat air mata mengalir karena kelakuan bodohnya.
itu lebih terasa menyakitkan karena sehun akan ingat disetiap tarikan nafasnya. di setiap detik yang dihabiskannya bersama jongin ataupun kedua anaknya. berbeda jika orang yang kita lukai menghilang maka waktu akan menghapus semuanya, meski entah sampai kapan.
ada di samping jongin adalah anugrah sekaligus hukuman untuk sehun dan juga jongin karena keduanya terjebak dan saling mengikat. jongin akan selalu mengingat bagaimana bejatnya kelakuan sehun dan sehun akan selalu mengingat sakit hatinya saat melihat jongin menangis dan tersakiti.
terdengar tidak adil memang tapi ini adalah pilihan yang dipilih oleh keduanya. karena sehun sangat berarti untuk jongin begitu pula jongin yang sangat berharga untuk sehun.
"sehun" panggilan sang ibu mertua membuyarkan lamunan sehun tentang dirinya dan jongin.
"ah iya ibu?" jawab sehun ragu, karena baru kemarin sang ibu menamparnya dengan kemarahan. sehun menoleh dan mendapati kedua anaknya sudah tidak ada di sampingnya lagi. kini hanya ada dirinya dan sang ibu mertua.
"apa.. apa yang membuatmu mencoba menggantikan jongin dengan orang lain?" tanya sang ibu mertua dengan nada bergetar. terdengar santai namun sehun tahu jika sang ibu sedang menahan dirinya.
"aku sempat lupa dimana aku berada, siapa aku, bahkan melupakan orang-orang yang menungguku. aku juga tidak percaya pada diriku sendiri ibu. aku tidak tahu jika aku sangat bodoh dalam menilai sesuatu hingga membuatku jatuh dan menyakiti banyak orang"
"maafkan aku ibu, maaf memang tidak akan mengubah masalalu kami tapi aku janji aku akan perbaiki semuanya" ucap sehun
"Aku tidak tahu apa Yang aku lakukan, aku tidak bisa menyalahkan siapapun karena nyatanya aku Yang sebenarnya bersalah disini. Maafkan aku ibu. Maaf sudah melukai jongin, maaf karena aku tidak menepati janji Yang aku ucapkan sendiri saat aku melamar jongin dulu. Aku menyesal, benar-benar menyesal, aku memang bersalah tapi tolong jangan pisahkan kami" sehun menunduk dalam, bicara dengan suara bergetar berusaha menahan tangisnya.
Jika dulu sehun sangat yakin dirinya akan bahagia bersama luhan maka hari ini sehun merasa dunianya akan berakhir jika jongin tak disampingnya. Ternyata jongin adalah kelemahannya bukan luhan.
Tanpa luhan sehun akan tetap berdiri tegak karena akan ada jongin dan keluarganya Yang akan menyangga tubuhnya tapi jika jongin pergi maka sehun akan jatuh karena Yang menyangga hidupnya sudah pergi.
"Aku tidak punya hak apapun untuk memisahkan kalian karena jongin milikmu selama tuhan masih mengikat kalian. Kalian sudah sama-sama dewasa, kalian tahu mana Yang harus dan tak harus dilakukan untuk keluarga kalian sendiri. Aku disini hanya mengingatkan sebagai orang tua"
"Aku kecewa sangat kecewa. Kamu melukai anak Yang aku besarkan dengan penuh kasih sayang. Aku merawatnya dengan semua Yang aku punya hingga orang lain datang menjanjikan kebahagiaan untuknya hingga mau tak mau aku melepaskan anakku untukmu tapi nyatanya bukannya bahagia, anakku malah menangis dibelakangku. Berbohong dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja"
"Tapi seberapapun sakitnya seorang ibu, hatinya akan tetap luluh dengan satu senyuman. Senyuman bahagia milik anaknya. Maaf memang tidak bisa menghapus masa lalu, tapi maaf akan mengubah masa depan. Tidak ada penghianatan lagi kamu mengerti?" Tanya ibu jongin setengah bercanda namun dengan kedua mata Yang sama basahnya dengan mata sehun.
"Iya ibu, sudah cukup jongin meninggalkan aku seorang diri selama ini. Aku tersiksa dan sangat terluka. Aku tidak akan mengulangi kesalahanku, tidak akan pernah lagi. Aku berjanji ibu" ucap sehun sambil menggenggam tangan ibu jongin erat.
"Buktikan semua penyesalanmu. Aku percayakan anakku sekali lagi padamu jadi tolong hanya buat dia bahagia" ibu jongin balas menggenggam tangan sang menantu Yang bagaimanapun sehun, sehun adalah kebahagiaan jongin anaknya.
"Terima kasih ibu. Terima kasih" ucap sehun sebelum memeluk sang ibu mertua, sehun sangat bahagia, benar-benar bahagia hingga air matanya mengalir begitu saja.
"Hei sampai kapan kamu akan jadi cengeng seperti ini?" Tanya ibu sambil memukul punggung sehun sedikit keras.
"Aku bahagia ibu, tidak ada Yang lebih membahagiakan dari pada ini" jawab sehun sambil berusaha menghapus air matanya.
"Hey jangan senang dulu, pr mu masih banyak" ucap ibu
"Memang aku daejoon ibu?"
"Daejoon ratusan bahkan ribuan kali lebih baik darimu"
"Aku terluka jika ibu bilang begitu"
Obrolan akrab kembali terjadi antara sehun dan ibu jongin. Membuat jongin Yang awalyha ingin memanggil keduanya untuk makan siang menjadi urung dilakukan karena melihat sepertinya ibunya dan sehun sedang ada di mode berusaha berbaikan.
Jongin tersenyum dan bersedekap saat melihat keduanya tertawa. Ternyata memaafkan sehun disamping sangat berat dan menyakitkan tapi ternyata ada banyak tawa Yang jongin lihat.
Jongin melihat tawa kedua anaknya, melihat tawa ibunya bahkan melihat tawa miliknya kembali.
Lamunan jongin berakhir saat seseorang berdiri di sampingnya dan merangkul bahunya. Mengagerkan jongin hingga membuat lamunannya berakhir begitu saja.
"Maafkan ayah. Jika dulu ayah tidak pernah menghianati ibumu mungkin saat ini kamu tidak akan melalui jalan terjal karena karma ayah membuatmu ikut merasakan pedihnya dikhianati" ucap ayah jongin dengan nada sedihnya
"Jika tidak ada masa lalu maka masa depan tidak akan pernah ada ayah. Kini Yang bisa kita lakukan hanya memastikan anak-anak tidak akan melakulan kesalahan Yang sama, seperti Yang para orang tua lakukan. Berhenti menyesal dan bantu kami ayah" ucap jongin sebelum memeluk sang ayah, bersandar pada sang ayah Yang meski sudah tidak lagi muda tapi ayah masihlah tempat bersandar Yang paling nyaman untuk jongin.
"Iya, ayah akan membantu sebisa ayah untuk kalian"
"Terima kasih ayah"
Tbc
Yuhuuuuu!!!! I'm back!!!!
Kangen?? Kudu lah yaAyo kita selesaikan book ini secepatnya karena aing sudah mana tahan lihat jongin tersakiti melulu. Ih kezaaaaal!!
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITAKU (END)
FanfictionSEHUN X KAI SEKAI HUNKAI KOMEN, FOLLOW, VOTE AND THANK YOU