CERITAKU - 15
sehun benar-benar tumbang setelah itu. demam nya menjadi parah dan jatuh pingsan begitu saja dipelukan jongin. membuat semua orang panik dan segera mengangkat sehun ke kamar jongin juga menelfon dokter keluarga kim.
ibu jongin yang tadinya marah sangat marah pun tiba-tiba luluh saat dokter bilang jika sehun kelelahan, di tambah dengan sistem pencernaan yang bermasalah juga stress yang membuat semua penyakit menjadi semakin parah maka akhirnya sehun tumbang juga.
jongin hanya bisa duduk di samping sehun yang berbaring nyaman, belum sadar dari tidur panjangnya. jongin tersenyum melihat sehun tidur dalam diam tidak terganggu sedikitpun meski anak-anak datang dan mengganggu papa mereka beberapa kali seharian ini. mulai dari menciumi wajah sehun hingga memeluk sehun menyuarakan kerinduan keduanya pada papa mereka. tapi sehun sepertinya masih sangat kelelahan jadi bukannya bangun sehun malah semakin lelap.
ini pertama kalinya jongin melihat sendiri sehun tidur sangat lama, seharian penuh. karena saat jongin akan menutup matanya sehun masih tertidur. jongin jadi bertanya-tanya seberapa lama sehun terjaga selama ini. sekeras apa kehidupan sehun setelah kepergiannya? akan jongin tanyakan esok hari karena kini jongin ingin mengarungi mimpinya bersama sehun yang ada di sampingnya.
🐻🐻🐻
pagi hari datang dan sehun terbangun saat jam di dinding ada di angka 6 yang berarti pagi sudah datang. sehun terkejut saat mendapati jongin meringkuk nyaman di pelukannya sama seperti dulu saat belum ada rumah mewah yang menaungi mereka dari teriknya matahari dan dinginnya malam. sebelum semua kemewahan menutup kedua mata sehun dan juga hatinya.
sehun mengusap sudut matanya yang tiba-tiba berair hanya karena mengingat masa lalunya bersama jongin. sehun kembali memeluk jongin lebih erat tapi juga berusaha tidak mengganggu tidur jongin. rasa bahagia memenuhi dirinya hanya karena jongin ada disini disisinya bahkan bisa di peluknya. sehun merasa sangat beruntung karena setidaknya sehun memiliki kesempatan untuk merubah masa depannya bersama jongin untuk menebus masa lalu menyakitkan mereka.
sehun kembali mengingat isi pesan yang luhan kirimkan pada jongin. sehun segera meraih ponselnya dan segera meghubungi orang yang paling dia percaya. cukup sehun bersikap bodoh satu kali, melukai jongin juga cukup satu kali saja. tidak ada yang boleh membuat air mata jongin turun membasahi pipinya lagi. sehun tidak akan membiarkan kebodohannya kembali.
setelah mengirim pesan selesai sehun kembali memandangi jongin yang sepertinya masih enggan untuk bangun dari tidurnya. bagaimana mungkin dulu sehun menyia-nyiakan seorang seperti jongin? bagaimana dulu bisa dirinya ingin membuang jongin?
sehun bertanya-tanya apa yang sehun lihat dari seorang luhan hingga bisa menggeserkan posisi jongin di hatinya dengan begitu mudah? karena kini luhan terlihat biasa saja di mata sehun. jongin memang yang paling utama kini. sehun merendahkan wajahnya dan akan mencium kening jongin tapi...
"duk" sebuah tendangan tepat mengenai punggung sehun membuat aksi mari mencium jongin tidak terjadi.
"Aduh" gumam sehun kaget karena tendangan Yang cukup keras dirasakan oleh sehun.
Sehun menoleh dan mendapati dua anaknya Yang sedang tidur saling berpelukan dengan kaki junwoo yang berada di atas pinggangnya. Anak keduanya ini memang mirip dalam segalanya dengan jongin. Mulai dari wajah lucunya hingga tingkahnya saat tertidur.
Sehun jadi mengingat-ingat kapan terakhir kali dirinya tidur bertiga seperti ini. Sepertinya sudah lama sekali sejak saat itu. Bagaimana bisa sehun mengabaikan keluarganya begitu lama. sehun merasa sangat bodoh, benar-benar bodoh.
ponsel di genggaman tangan sehun bergetar tanda sebuah telpon masuk membuat sehun mau tidak mau bangkit dari berbaringnya dan pergi ke teras kamar jongin untuk mengangkat telpon tentu setelah memasang beberapa bantal untuk memisahkan jongin dan dua anaknya yang bisa saja tidak sengaja menendang saat mereka tidur
"halo?" ucap sehun sambil menutup pintu ke teras dan memasang wajah serius nya.
"tuan, kami sudah bersama tuan luhan saat ini. tapi dia tidak mau mengatakan apapun" kata orang diseberang sana membuat alis sehun mengerut dalam.
"pakai cara yang lebih keras. kalian punya lebih banyak otoritas disana untuk membuat seseorang mengakui kesalahannya dengan mulut mereka sendiri" jawab sehun santai
"tapi tuan, tuan luhan berkali-kali bilang jika anda begitu mencintainya dan akan menikahinya. kami merasa tidak enak jika harus melukai tuan luhan"
"katakan padanya untuk berhenti bermimpi. aku sedang bersama keluargaku sekarang dan kami tidak butuh orang lain untuk mengganggu kehidupan kami." ucap sehun dingin
"baik tuan" ucap orang diseberang sana sebelum sehun menutup telponnya.
sehun menghela nafas panjang. sehun masih tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. hingga detik ini sehun masih bertanya pada dirinya sendiri apa yang membuatnya sampai jatuh hati pada luhan? dan bagaimana mungkin melupakan jongin dan anak-anak yang menemani hidupnya?
lalu sekarang? kemana perginya cinta yang dulu sehun rasakan untuk luhan? kemana perginya rasa yang begitu menggebu darinya untuk luhan? semua hilang tak tersisa didalam hatinya. kini yang sehun rasakan hanyalah rasa bersalah yang semakin dan semakin menunpuk untuk jongin, untuk ketiga anaknya. penyesalan yang menggerogoti setiap jengkal hatinya. sehun benar-benar menyesali semuanya.
🐻🐻🐻
jongin sebenarnya sudah terbangun sejak merasakan sehun bergerak, jongin mendengarkan setiap detakan jantung sehun yang gelisah. jongin mendengar helaan nafas panjang sehun yang terdengar putus asa. terdengar seperti seorang yang sedang menanggung hal yang sangat berat dan itu membuat jongin ikut sedih juga. tapi jongin memilih untuk tetap diam dan pura-pura tertidur.
saat sehun bangun dari ranjang dan berjalan menjauh jongin langsung membuka kedua matanya. melihat bagaimana wajah serius sehun saat sedang berbincang dengan entah siapa di seberang sana. terlihat jelas meski terhalang pintu kaca dan juga tirai tipis yang menutupi pintu teras dikamar jongin.
pengakuan luhan lewat pesan singkat kemarin sebenarnya membuat jongin kembali meragukan sehun. tapi jongin begitu mengenal sehun dan segala yang ada dalam diri pria itu sampai-sampai jongin yakin jika sehun tidak akan pernah menyentuh seseorang sebelum keduanya terikat dengan sangat kuat dalam sebuah hubungan bernama pernikahan.
jongin memang tidak punya bukti apapun, jongin hanya merasa yakin dengan apa yang ada di dalam benaknya, jongin hanya yakin jika sehun tidak berbohong dengan semua penyesalannya jongin hanya akan yakin dengan hal itu. jongin yakin jika sehun akan memperjuangkan dirinya, memperjuangkan anak-anak mereka dan keluarga mereka agar kembali utuh.
jongin duduk bersila dan melihat kearah sehun, sehun memang sempurna, tampan dan juga kaya raya. jelas banyak orang diluar sana yang menginginkan sehun untuk berada disamping mereka termasuk luhan yang terlihat begitu tergila-gila pada sehun.
jongin masih duduk bersila saat sehun masuk kedalam kamar mereka, membuat jongin kaget dan bangun dari lamunannya dan sehun juga kaget karena mendapati jongin sedang merenung dengan wajah murung. sehun berjalan mendekat dan mengusap pipi jongin.
"ada yang tidak nyaman?" tanya sehun yang membuat jongin menggeleng pelan
"maafkan aku" sehun duduk di hadapan jongin dan menggenggam tangan jongin. "aku butuh sedikit waktu untuk membereskan masalah dengan luhan. aku harap kamu masih mau bertahan sedikit lagi" ucap sehun membuat jongin mengangguk dan tersenyum tipis.
sehun tahu akan ada seribu rintangan untuk dirinya setelah ini karena mencoba mendapatkan hati jongin akan ribuan kali lebih sulit dari saat dulu. sehun memeluk jongin erat dan menggumamkan kata maaf berkali-kali sedang jongin hanya bisa menepuk punggung sehun sambil berkata iya tidak apa-apa berkali-kali juga.
tbc
Yuhuuuuu I'm back!!!!
Kangen?? Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITAKU (END)
FanfictionSEHUN X KAI SEKAI HUNKAI KOMEN, FOLLOW, VOTE AND THANK YOU