CERITAKU - 14
benar jongin tahu dimana kebahagiaannya jadi yang jongin harus lakukan hanyalah menjemputnya. tidak peduli apa kata orang lain karena ini kehidupannya, kebahagiaannya dan hanya jongin yang tahu dimana kebahagiaannya berada bukan orang lain. jongin yang akan bahagia bukan orang lain.
"jika kebahagiaan ibu adalah aku maka sama dengan ibu kebahagiaannku adalah daejoon, jungwoo dan anakku yang satu ini" ucap jongin sambil mengelus perutnya sendiri.
"jika ibu bisa menahan rasa sakit puluhan tahun lamanya maka aku juga sama ibu. aku sudah bilang akan memberi sehun kesempatan pertama dan terakhir. aku akan mencoba bu" ucap jongin membuat semua orang kaget.
"Maafkan ibu jongin" gumam sang ibu disela tangisnya sambil memeluk jongin erat.
Ayah jongin menunduk dalam, merasa sangat bersalah karena sang anak seperti menerima karma buruk atas apa Yang dirinya lakukan dimasa lalu. Ternyata sangat menyakitkan karena melihat jongin menangis, seperti tertikam. Kesakitan tapi tidak berdarah.
Sedangkan sehun menunduk dalam menyesali semua perbuatannya dan bertanya-tanya bagaimana jongin bisa sekuat ini? Bagaimana jongin bisa menerima sehun? Satu kesempatan sekaligus kesempatan terakhir Yang tidak akan pernah sehun sia-siakan. Tidak akan ada luka lagi. Hanya akan ada tawa bahagia jongin setelah ini, sehun janji dan janjinya kali ini tidak akan pernah sehun ingkari.
Karena kehilangan jongin adalah neraka dunia Yang sehun miliki. Dan sehun bukan keledai bodoh Yang akan jatuh di lubang Yang sama dua kali.
🐻🐻🐻
Jongin dan sehun duduk di belakang rumah orang tua jongin dalam diam. Sehun menggenggam tangan jongin erat-erat membuat jongin merasa keheranan dan bertanya-tanya tentang apa Yang terjadi pada sehun akhir-akhir ini.
Jongin hanya pergi satu bulan tapi sehun sudah begitu kacau dan terlihat menyedihkan. Sehun berantakan dan tak terurus. Kedua mata sehun juga sembab dan berair.
"Bacalah" jongin mengulurkan ponselnya pada sehun, sehun menerima ponsel itu tanpa melepaskan genggaman tangannya pada tangan jongin.
Sehun keheranan saat melihat foto sebuah test pack berwarna biru dengan dua garis merah Yang menandakan jika si pemilik sedang hamil. Semakin keheranan saat membaca rentetan kata Yang ada di pesan itu.
"Aku tidak pernah tidur dengan luhan jadi jelas itu bukan anakku" kata sehun dengan tegas dan jongin tersenyum setelahnya.
"Aku tahu, maka aku berikan itu padamu. Bukan untuk meminta belas kasihanmu tapi aku ingin kamu membereskan masalahmu dengan luhan terlebih dahulu baru kemari. Aku tidak ingin hal-hal buruk terjadi. Aku tidak akan kuat jika terus diserang rasa cemas dan takut, karena aku sedang menjaga nyawa lain di dalam diriku" ucap jongin balas menggenggam tangan sehun erat dan memandangi wajah sehun.
"Kamu masihkah sehun Yang aku kenal? Kamu masihkah sehun Yang aku cintai dan mencintaiku sepenuh hatinya? Yang akan jadi apapun untuk melindungiku seperti dulu? Aku takut jika kamu berubah menjadi orang tak tidak aku kenal. Aku takut kamu akan kembali membuat kesalahan Yang sama. Aku benar-benar takut"
"maaf jongin, aku akan lakukan apapun untuk membuktikan bahwa aku akan berubah untukmu, untuk keluarga kita"
"ya kamu memang sudah berubah, kamu bukan lagi sehun yang dulu. kamu berani menduakan aku. menomor sekiankan keluarga kita. kamu bahkan berfikir akan menikahi orang lain"
"aku memang bodoh jongin dan aku menyesali semuanya. maafkan aku. aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu dan menghancurkan keluarga kita"
"tapi nyatanya kamu bahkan sudah melakukannya sehun. dan lagi luhan hamil. kita tidak tahu dengan siapa dia hamil tapi sehun aku..."
"tidak jongin percaya padaku, aku tidak pernah melakukan apapun dengan luhan. aku akan bereskan ini semua dan kembali padamu. aku janji jongin jadi jangan tinggalkan aku" ucap sehun penuh penyesalan dan jongin bahkan melihat air mata sehun mengalir begitu saja. jongin juga bisa merasakan suhu tubuh sehun yang panas, terasa di genggaman tangannya pada tangan jongin.
"aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu, tanpa anak-anak. kau tidak tahu apa aku akan bertahan tanpa kalian jadi jangan tinggalkan aku" bisik sehun penuh dengan nada sedih yang terdengar karena nada suara sehun terdengar putus asa dan bergetar.
sehun demam, berantakan, lebih kurus dan terlihat sangat mendung membuat jongin tidak tega melakukan hal lain kecuali mengusap rambut sehun yang sudah memanjang dan berantakan. bagaimanapun jongin memang masih sangat mencintai pria didepannya ini.
pria yang mengisi setiap harinya dari dulu hingga detik ini walau bukan lagi hal menyenangkan yang jongin rasakan tapi rasa sakit hati yang mendominasi. setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sehun hanyalah manusia biasa yang bisa melakukan sebuah kesalahan, besar ataupun kecil. dan bukankah setiap kesalahan selalu punya kesempatan untuk memperbaikinya?
menyedihkan saat jongin disini bahagia memandang kedua anaknya dan satu anak lain yang masih akan tumbuh sedangkan sekarang sehun di depannya terlihat begitu menyedihkan. sehunnya yang dulu sangat kuat, tidak pernah menangis dan selalu bangkit juga kembali berjuang kini menunduk sedih dengan tangisan yang tidak terbendung.
semua karena keputusannya untuk pergi sejenak. semua karena keinginan sesaatnya yang membuat sehun terpisah darinya dan juga anak-anak yang begitu sehun kasihi. meski sempat terlupakan tapi jongin tahu jika di lubuk hati sehun yang paling dalam akan selalu ada tempat untuknya dan juga anak-anak. sehun hanya melupakan saja bukan membuangnya. karena nyatanya sehun juga terluka saat mengingat semuanya.
jongin kini menyadari jika dirinya masih begitu mencintai sehun. melihat sehun menangis sekarang membuat hati jongin sakit dan menusuk terlalu dalam dan menyakitkan. saat sehun menangis jongin juga akan menangis. menyedihkan memang karena saat melihat sehun menangis jongin kembali luluh meski sudah merasa sangat tersakiti.
"maafkan aku" bisik jongin sambil sesenggukan juga dan mengusap rambut sehun.
"aku yang bersalah aku yang harusnya minta maaf, kenapa kamu yang minta maaf jongin?" tanya sehun sambil mendongak dengan nada frustasi dan tidak habis fikir dengan jongin.
bagaimana mungkin jongin begitu baik dan polos, bagaimana bisa jongin masih bersimpati padanya setelah semua yang dilakukannya? bagaimana mungkin sehun berusaha menukarkan seorang seperti jongin dengan orang lain yang bahkan tidak sehun kenal dan tidak akan bisa seperti jongin. sehun kini menyadari kebodohannya sendiri.
"maaf, maafkan aku jongin." sehun memeluk jongin erat-erat tidak peduli jongin akan menolaknya atau bahkan membencinya, sehun tidak peduli karena yang sehun tahu hanyalah sehun merasa sangat bersalah dan tenyata dirinya begitu mencintai jongin. jantungnya masih berdegup kencang karena memeluk tubuh jongin.
sehun kembali merasa bodoh karena tidak pernah mencoba mendekat kearah jongin dan mencoba merasakan kembali degupan di jantungnya yang selama ini hilang. bagaimana sehun menjadi sangat pasif dan tidak mencoba mendekati jongin lagi dan lagi? bukankah dulu sehun yang lebih dulu mengejar jongin? lalu kenapa saat menikah sehun berhenti mengejar jongin? sehun memang bodoh.
pagi menyedihkan karena sehun kembali menangisi kebodohannya dan jongin ikut menangisi pilihannya untuk pergi. tak apa menangis, setidaknya keduanya kembali saling memeluk dan menyadari bahwa cinta tidak pernah pergi, hanya sedikit tertutupi saja. jika mau mencari semua jelas dan tidak pernah tergantikan. ada di tempat yang sama, tidak berpindah apalagi tergantikan.
Tbc
Tim minta sekai cerai maapken aing ye wkwkwkwk 🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITAKU (END)
FanfictionSEHUN X KAI SEKAI HUNKAI KOMEN, FOLLOW, VOTE AND THANK YOU