Tinggi, putih, cool, hemat ngomong, ganteng. Apa lagi? Semuanya ada dalam diri Revano Al Dino. Kita panggil saja Revan. Siswa kelas 2 SMA yang sangat disukai banyak gadis-gadis di SMA Bangsa. Gak diragukan lagi, setiap pagi di meja Revan selalu ditemuka benda-benda yang ia tak tau asalnya dari mana. Sebut saja salah satunya cokelat. Ya kira-kira kayak Silverqueen atau Delfi atau sejenisnya.
Revan tak pernah masalah dengan itu. Setiap pagi ia akan memasukkan semua makanan itu ke dalam laci mejanya. Atau enggak, memberikannya ke Reza. Ya, pasti Reza menerima dengan lapang dada dan lapang tangan. Siapa coba yang gak mau cokelat atau makanan lezat? Cuma Revan yang gak mau.
Pesona Revan sudah memancar di seluruh sudut sekolah. Gak ada yang bisa mengalahkan ketampanan pria itu. Dari kalangan gadis sampai kalangan pria bertulang lunak, pasti menyukai pesona Revan yang kalem dan bikin pangling. Sikap dingin pria itu membuat semua penghuni sekolah semakin penasaran dengan pria itu. Siapa nanti yang akan jadi pacarnya? Siapa nanti yang jadi istrinya. Ahhh!!! Sungguh beruntung gadis itu.
Karena terlalu tampan, Revan sampai memiliki fanbase yang isinya tentang keseharian Revan. Banyak yang rela jadi paparazzi untuk mendapatkan foto-foto serta informasi tenyang Revan. Berdasarkan informasi yang ada, Revan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Yang pertama adalah perempuan yang sekarang sudah kuliah fakultas kedokteran di universitas bergengsi di kotanya. Informasi lain, Revan adalah orang kaya. Udah segitu saja dulu. Selanjutnya nanti kalian ketahui sendiri.
Revan tak pernah memiliki niat untuk memiliki pacar. Mengurusi dirinya sendiri saja dia sudah sedikit pusing. Apalagi nanti mengurusi orang yang menjadi kekasihnya. Bisa-bisa dia makin pusing sendiri.
For your information, Revan adalah anak yang keras kepala, berhati batu dan susah ditebak. Semua obrolannya selalu random dan orang lain pasti susah mengerti. Reza aja selalu kalang kabut kalau ngobrol dengannya. Gak tau entah bahasanya yang terlalu tinggi, atau orangnya memang gak jelas. Tapi, biarpun begitu, penggemarnya banyak.
Karena pesonanya yang terlalu tampan, Revan kadang pusing bila pergi ke sekolah. Untuk itu, supaya gak terlalu bising dan bisa mengabaikan semuanya, ia selalu memakai earphone di telinganya. Mendengar musik kesukaannya. Sehingga bisa mengabaikan semua teriakan-teriakan gak jelas dari para penggemarnya. Oh iya, kalian belum tau nama penggemarnya? Okey, nama penggemarnya adalah Revanolicious. Bukan Revan yang membuat itu. Tapi para penggemarnya lah yang melakukannya. Ia sama sekali tak tau perihal fanbase itu.
Seperti biasa, pagi ini Revano pergi ke sekolah. Memakai seragam sekolahnya yang pas di tubuhnya. Gak terlalu longgar dan gak terlalu kecil. Standard lah. Revan bukan tipe orang yang suka mengecil-ngecilkan pakaian seperti anak alay pada umumnya. Kalau baju itu kebesaran atau kekecilan ia akan menggantinya.
Langkah demi langkah Revan menyusuri koridor sekolah yang sudah dikerumuni banyak siswa gak jelas. Ia berjalan bak model yang sedang melakukan fashion show. Tangannya masih saja aktif memainkan ponselnya. Mengabaikan semua orang yang terus meneriakinya. Hingga tak sengaja, ia menabrak seseorang dan membuat langkahnya terpaksa terhenti. Matanya menatap orang itu dan orang itu melakukan hal yang sama.
Tak ada yang keluar dari mulut mereka berdua. Mata mereka saling beradu menembus segala cahaya yang membuat tatapan mereka semakin menimbulkan pertanyaan. Ekspresi wajah Revanvsama seperti biasa. Datar dan tak berekspresi. Begitu juga dengan ekspresi orang yang ia tabrak, eh... Yang menabraknya, atau siapapun lah yang menambrak.
"Mampus gak lo, dua cowok kalem berpapasan," ucap salah satu gadis yang kini berdiri di depan kelas bersama sahabatnya.
"Mampus, mampus, mampus. Mana dua-duanya kasep pisan ya Allah!" jawan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Addictive [end]
RomanceRanked: #1 - gaylove [6/25/2020] #1 - homo [7/20/20] [8/12/20] Dicintai oleh orang yang kita cinta itu bahagia ya. Tapi pernah gak sih liat orang yang sama-sama gak merespon, sama-sama bodoh amat, sama-sama cuek bisa jadi sepasang kekasih? Bukan...