Varel dan Revan duduk di kantin bersama Yulia dan Reza. Mereka sedang menikmati bakso yang mereka pesan. Di meja hanya ada 3 porsi bakso. Milik Yulia, milik Reza, dan yang satu lagi pastinya milik Revan dan Varel. Mereka hanya membeli satu bakso. Kalau kata orang, sepiring berdua.
Revan menusuk satu bakso pakai garpu lalu menyuapkannya ke mulut Varel. Anak itu cuma nurut membuka mulutnya lalu memakan bakso suapan Revan.
"Diabetes gue lama-lama kalo bareng lo berdua!" ucap Yulia.
"Kenapa?" tanya Varel.
"Eneg gini gue liat lo disuap sama Revan."
"Ya lagian lo jangan jomblo!" timpal Reza.
"Eh! Lo juga ya bangke!"
"Gue jomblo! Tapi gue jomblo elegan! Lo gak tau aja banyak yang ngantri mau jadi pacar gue."
"Belagu lu pede! Cakep kali lo, Anjrit!! Muke lo tuh anjritt!!"
"Sembarangan lo kalo ngomong, gue slepet juga lu!"
Sejak Varel dan Revan dekat, Yulia dan Reza juga jadi dekat. Mereka sering berantam seperti tom and jerry. Tapi di antara mereka gak ada yang marah. Walau ucapan mereka kadang bikin orang sakit hati.
Melihat tingkah dua orang itu, Varel dan Revan hanya bisa tertawa. Setiap berjumpa pasti ada saja perdebatan. Baksonya kurang kuah lah. Han so hee pelakor lah. Reemar di block lah. Pokoknya ada aja yang dibicarakan.
"Rel!" panggil Reza.
"Hm?"
"Kok lo mau sih jadian sama Revan?" setelah melemparkan pertanyaan itu, Reza langsung mendapat tatapan tajam daru Revan. Tapi gak peduli, dia ingin mendengar jawaban dari Varel.
"Emang cinta harus punya alasan ya?" tanya Varel.
Mendengar jawaban Varel, senyum Revan mengembang sempurna. Ia melirik Reza lalu menaikkan alisnya sebelah. Mengejek sahabatnya itu.
"Ya... Masa gak punya, pasti punya lah!" protes Reza tak mau kalah.
Revan menusuk bakso lalu memasukkannya ke mukul Varel.
"Udah gak usah dijawab," suruh Revan.
"Setan gak usah diladenin," lanjutnya.
"Bangsat nih anak!" Reza menunjuk Revan dengan telunjuknya. Revan tak memperdulikannya. Ia menusuk bakso lalu memakannya.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan 3 orang siswi yang berdiri di samping meja mereka. Tiga siswi itu bisa dilihat adalah adik kelas mereka. Varel melihat nametag mereka satu-satu. Tertulis, Zahra, Adita dan Melati di sana. Mereka terus melemparkan senyum ke sepasang kekasih itu.
"Kak, bisa minta fotonya gak?" tanya Zahra.
Revan tak menjawab. Ia melirik ke arah Varel. Meminta jawaban dari anak itu.
"Mau foto sama siapa, dek?" tanya Varel.
"Eh... Maksud saya, foto kakak berdua."
"K-Kami?" tanya Varel.
"Iya, kami yang fotoin."
"Bu-Buat apa?"
"Oke!" jawab Revan. Ia langsung merangkul Varel lalu melirik ke arah tiga gadis manis, lucu, dan lugu itu.
Melihat tingkah Revan itu membuat mereka langsung berteriak gemas. Adita langsung mengarahkan kameranya lalu membuka aplikasi kameranya.
Cekreekk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Addictive [end]
RomanceRanked: #1 - gaylove [6/25/2020] #1 - homo [7/20/20] [8/12/20] Dicintai oleh orang yang kita cinta itu bahagia ya. Tapi pernah gak sih liat orang yang sama-sama gak merespon, sama-sama bodoh amat, sama-sama cuek bisa jadi sepasang kekasih? Bukan...