05 - Revan mendadak berubah

16.8K 1.8K 259
                                    

Revan berhasil mengantar Varel ke rumahnya. Tapi, ada sedikit kejanggalan. Sejak kapan Revan bisa mengetahui rumah Varel? Secara, Varel gak pernah mengajak atau memberitau rumahnya ke dia? Apa anak itu cenayang?

Tapi, bukan Varel namanya kalau menjadikan itu jadi sebuah masalah. Karena ia termasuk manusia yang selalu berpikir positif, maka dia menganggap itu sebuah kebetulan.

"Makasih," ucap Varel.

"Hm."

Revan belum ada tanda-tanda mau pergi. Karena itu, Varel jadi sedikit bingung. Varel pun berinisiatif untuk mau masuk dulu. Ia memutar badannya. Tapi, ketika dia hendak melangkah, Revan memanggilnya.

"Rel!" panggil Revan.

"Y... Ya?" tanya Varel. Ia lungsung putar balik.

"Jaket gue," Revan menunjuk jaketnya yang masih di badan Varel.

"Oh, sorry," Varel dengan menahan rasa malu membuka jaketnya lalu memberikannya ke Revan.

Demi Tuhan dan demi Neptunus. Varel baru kali ini merasa gugup seperti ini. Apa yang terjadi? Kenapa Revan? Dia tidak seperti Revan sebelumnya. Cowok yang keras kepala. Kalem. Cool. Tapi ini, semuanya beda.

Varel masuk ke dalam rumah. Melihat kedatangannya membuat Karina bertanya.

"Loh? Kok udah balik?"

"Varel tadi kena bola basket ma, jadi pak Ardito nyuruh Varel balik."

"Kok bisa? Trus gimana? Udah baekan?"

"Udah, cuma agak pusing aja. Tadi juga sedikit kehujanan."

"Ya sudah, ganti baju sana. Habis itu istirahat ya."

"Iya ma."

Varel menuju kamarnya. Diletakkannya tasnya lalu langsung mengganti pakaiannya. Setelah itu Varel berbaring di atas kasurnya. Tiba-tiba ia mengingat perlakuan Revan barusan.

Romantis.

Kata itu yang tiba-tiba terlintas di pikirannya. Tapi, Varel gak tau kenapa itu terjadi. Hatinya mendadak terasa tersentuh dan terbawa perasaan dengan semua tingkah Revan tadi. Varel mulai goyah.

Kacau!

Hati Varel mendadak kacau. Semuanya ambyar secara tiba-tiba. Rencana apa yang semesta rancang untuk Varel? Kenapa jadi seperti ini? Kenapa harus Revan yang notabennya adalah orang yang selama ini tak menarik perhatiannya. Orang yang sama sekali tak pernah ia sanjung dalam hidupnya. Tapi, untuk hari ini, Revan terlalu romantis.

Terlalu baik.

Terlalu ganteng.

***

Hari ini Varel masuk sekolah seperti biasanya. Kejadian kemarin tak begitu menimbulkan penyakit yang begitu parah. Buktinya, hari ini dia sudah bersekolah dan terlihat baik-baik saja. Harusnya gitu. Cuma ketimpuk bola gak mungkin sampai lumpuh.

Varel berjalan di koridor sekolah. Dengan santai dan penuh kepastian. Tanpa ia sadari, tiba-tiba seseorang berjalan di sampingnya. Mata Varel mendadak teralih dan ia mendapati Varel di sampingnya.

Kaget!

Iya Varel kaget. Matanya terus menatap Revan sementara kakinya tetap melangkah. Orang yang ditatap tetap berjalan santai.

"Jalan aja, gak usah liatin gue," ucap Revan.

Revarel 4 love post a new pic!

Love Addictive [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang