15 - New Couple

11.8K 1.1K 49
                                    

Varel memasuki ruangan kelas tercintanya. Belum banyak dihuni orang-orang. Paling 10 atau 15 orang lah. Dan sudah ada Yulia di sana. Gadis itu memang tak pernah telat. Sangat mustahil nama Yulia tertulis di list siswa yang sering terlambat. Sangat mustahil.

Sambil menyunggingkan senyum manis, Varel duduk dengan tenang dan nyaman. Ia disambut oleh Yulia selaku teman semejanya.

"Selamat pagi Varel ku sayang," sapa Yulia.

"Hm."

Jawaban yang cukup membuat darah Yulia meningkat. Tapi, dengan kekuatan bidadari dari kayangan, ia bisa mengontrolnya. Diwajahnya tetap terlukis senyum manisnya.

"Apakah kamu sudah selesai tugas matematika wahai tuan Varel?"

Varel melirik ke arah Yulia. Menyapu pandangannya dari atas sampai bawah. Kesurupan jin apa manusia ini jadi seperti ini?

"Udah."

"Bisakah saya melihatnya? Karena, saya belum selesai sama sekali, wahai tuan Varel."

Lagi-lagi Varel meliril Yulia. Ia memehang jidat gadis itu. Suhunya normal. Tak ada yang aneh.

"Lo sakit Yul?"

"Buru ah! Udah mau masuk nih!"

Varel mengeluarkan buku tugasnya lalu meletakkannya di atas meja Yulia.

"Makasih sayang."

Yulia memeng rajin datang cepat ke sekolah. Tapi, bukan karena memang rajin. You know what is that mean.

Drrttt... Drrtttt...

Ponsel Varwl bergetar. Ia langsung fokus dan melihat pesan masuk itu. Senyumnya mengembang membaca pesan yang baru saja datang.

Revan: Sini ke kelas, aku mau ngasih sesuatu.

Setelah membaca pesan itu, Varel langsung bangkit. Meninggalkan Yulia yang masih menyalin tugasnya. Karena masih fokus ke tugas, Yulia mengabaikannya. Yang penting sekarang tugasnya harus selesai.

Dengan perasaan yang senang, Varel berjalan menyusuri koridor sekolah. Ia tak mengerti lagi maksud dunia mempertemukannya dengan Revan. Dunia sudah gila. Varel dan Revan jadinta ikutan gila.

Sampai di depan kelas, Varel langsung memasukin ruangan itu. Di sana telah banyak siswa yang menghuninya. Seketika semua mata langsung tertuju pada Varel yang sedikit kaget. Tapi, Varel tetap jalan menuju kursi Revan.

"Susah ya pengantin baru, jauh dikit langsung kangen," ujar Dino. Teman Revan yang duduk di depannya.

"Asli men, jadi iri gini gue," balas Doni. Kembaran Dino.

Seisi kelas jadi tertawa renyah. Tak tau apa yang mereka tertawakan. Sementara Varel sudah menahan malu.

Hubungan Revan dan Varel sudah diketahui teman sekelas Revan. Sebelum mereka jadian juga, teman sekelas Revan berharap gosip itu benaran. Ketika, Reza membocorkan apa yang terjadi, semuanya bersorak riang. Dasar aneh!

Tapi itu belum merambat keseluruh sudut sekolah. Karena, kedekatan mereka masih dianggap seperti gosip yang tersebar di sosial media. Revan dan Varel hebat menyembunyikannya.

"Apa?" tanya Varel.

Revan yang tersenyum berdiri dari kursinya. Memegang kedua bahu Varel lalu mendudukkannya ke kursi. Ini adalah kejadian langka di kelas mereka. Revan mempersilahkan orang lain mendudukin kursinya. Untungnya orang lain itu Varel, kalau yang lain. Silahkan mundur.

"Diabetes gue," ucap Lisa. Gadis itu duduk di belakang kursi Revan.

"Please deh! Jangan buat ke-uwu-an di kelas ini. Banyak yang jomblo!" timpal Jennie.

Love Addictive [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang