[I] ‹✓› BADASS ➖ shinryujin

「 school owner's child 」‹¹›

"Kemaren aku nabrak mobil ibu-ibu. Tolong kirimin mobil baru ke rumahnya ya, Pah. Aku udah kirim tipe mobil sama alamat rumahnya lewat WA." Adu Ryujin ke bokapnya yang lagi fokus sama permainan billiardnya.

"Jin, ini udah yang ketiga kalinya di bulan ini!"

"Hehehe"

"Yaudah sana berangkat! Papa lagi fokus nih!!" Balas Jackson.

"Oke makasih ya, Pah. Kalo gitu, hati-hati dijalan!" Kata Ryujin.

"Iyaa, papa berangkat sekolah dulu!"

"AHAHAHAHA!" Ryujin tertawa kencang sebelum akhirnya dia berangkat menuju sekolah.

📍SMK Venusian.

"Woahhh!"

"Udah gila tu orang anjir!"

"Eh itu seriusan sampe segitunya?!"

"Parah banget ga sih?! Tapi kalo jadi dia, gue juga bakal pasrah sih"

Pagi ini, lapangan SMK Venusian ramai sekali. Ada tiga orang di sana yang sedang melakukan sesuatu.

Um, tapi sesuatu itu ga lazim banget!

Parahnya lagi, kejadian itu disaksikan oleh hampir seluruh penghuni sekolah.

Ryujin baru saja sampai. Dia berjalan melewati gerbang dan bergegas pergi ke lantai dua untuk menuju kelasnya. Namun baru saja ingin menaiki tangga, keramaian dilapangan menarik perhatiannya.

Perlahan, Ryujin datang menghampiri mereka dan mencoba untuk menerobos kerumunan hingga ke paling depan.

Dahinya mengerut melihat ketiga orang itu.

"Kalo gamau makin rame, cepet lakuin apa yang gua suruh tadi!" Ujar salah satu orang diantara mereka bertiga.

"Tapi itukan udah jatuh ke lantai." Rintih satu murid lainnya sambil berlutut.

"U–udah kena pasir juga." Murid terakhir menundukkan kepalanya.

"Terus lu pikir gua peduli?" Balas satu-satunya murid yang berdiri tegak diantara mereka bertiga.

"Guan, g–gue janji gaakan dapet nilai 100 lagi dipelajaran mtk."

Guanlin mengeluarkan smirknya.

"Bagus." Bales Guanlin pada Hyeongjun.

"Elu gimana?" Kali ini Guanlin melirik Yeonjun yang sedang berlutut dihadapannya bersama dengan Hyeongjun.

"Gua juga." Yeonjun memalingkan wajahnya dari Guanlin. Dia gatahan buat ngeliat wajah Guanlin lagi.

"Nah gitu dong!! Kalo gitu, supaya lu berdua gua maafin, cepet makan cuphachups gua yang kalian jatohin tadi." Guanlin menendang permen itu ke arah mereka berdua menggunakan sepatunya.

"Tuh makan buruan!"

Semua murid yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa berbisik membicarakan betapa kejamnya perlakuan Guanlin ke mereka berdua.

Sebenernya ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal seperti itu. Sudah sangat sering, sampai semua penghuni sekolah saja menjadi terbiasa dengan tingkah lakunya.

"T–tapi Guan, itu kotor." Rintih Hyeongjun untuk kesekian kalinya.

"Terus, lu lebih milih keluar dari sekolah daripada makan itu?" Balas Guanlin lagi.