Tok tok tokk!!
Semua mata dari kelas 11AK1 tertuju pada seseorang yang baru saja mengetuk pintu kelas mereka.
"Loh? Kamu bukannya anak multimedia? Ngapain kesini?!!" Tanya Seno, guru Bahasa Inggris kelas itu.
"Maap nih, Pak. Saya abis dari ruang guru buat isi spidol, terus ketemu sama Pak Gardu! Dia minta tolong saya buat manggil yang namanya Ryujin dari kelas ini." Jelas Jaemin dari depan kelas.
"Tapi mereka lagi ulangan! Bilang Pak Gardu, nanti Ryujin pergi pas istirahat saja." Perintah Seno.
"Gabisa, Pak, katanya ini urgent banget! Menyangkut kepentingan seluruh rakyat SMK Venusian!!"
"Halah, lebay kamu!" Katanya pada Jaemin. "Jin, kamu sudah selesai belum?" Kali ini, dia bertanya pada Ryujin yang masih fokus dengan soal ulangannya.
"Dua soal lagi, Pak." Balasnya.
"Baik, kalau sudah selesai, langsung kumpul ke saya ya! Setelah itu, baru kamu boleh menemui Pak Gardu."
"Iya, Pak."
Jaemin yang mendengar itu langsung duduk di samping pintu kelas 11AK1 seperti seorang gembel. Dengan sabar, dia menunggu Ryujin untuk menyelesaikan soal ujiannya.
"Udah belum, Jin?"
"Sabar ya, Pak. Saya periksa ulang dulu dari nomor satu."
"Tapi murid yang di depan itu nungguin kamu loh!"
"Ya justru karena itu, Pak."
Jaemin yang nendengar itu dari luar kelas, langsung masuk ke dalam. "Jin, gua ga bohong! Ini bener-bener urgenttt!!"
"Sana kamu pergi, Jin! Lagian gaperlu diperiksa lagi, saya yakin nilai kamu pasti diatas rata-rata." Ujar Seno pada Ryujin. Dia tidak bermaksud mengusir, tapi melihat Jaemin seperti gembel diluar sana, membuatnya agak prihatin.
Ryujin terlihat sedikit berpikir sebelum akhirnya menjawab, "yaudah."
Dia membawa lembar kertasnya ke meja guru, setelah itu pergi ke luar kelas untuk menemui Jaemin.
"Emang hal sepenting apa, sampe dia ngutus lo buat manggil gue?!"
"Penting banget pokoknya."
Akhirnya, mereka berdua berjalan berdampingan menuju ruang guru. Sambil berjalan, Jaemin tidak bisa berhenti menampilkan senyum bahagianya.
"Eh, Jin. Tadi Pak Gardu juga nyuruh lu ngasih nomor telepon."
"Nomor telepon siapa?"
"Tukang cilok."
Ryujin bingung, "hah?"
"Ya nomor telepon kamu dong sayangku."
Ryujin menghentikan langkahnya, "demi tuhan, gue barusan merinding."
"Seneng?"
Dia mendekatkan wajahnya pada Jaemin, "GUE JIJIK!!!"
"Dasar sinting."
Tanpa mengucapkan apapun lagi, Ryujin meninggalkan Jaemin untuk pergi ke ruang guru.
Mereka berdua tidak sadar bahwa disepanjang jalan, banyak mata yang menatap mereka dengan tatapan tidak senang.
"Jae, cewe baru?" Celetuk Vina setelah Ryujin pergi.
"Doain aja ya." Balasnya.
"Berani banget lo kak, deketin kak Ryujin!!" Ujar Mira ikut-ikutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] ‹✓› BADASS ➖ shinryujin
FanficTujuh laki-laki dengan kepribadian berbeda, jatuh cinta dengan satu perempuan yang sama. Siapa yang akhirnya terpilih? /ONE SHOOT/ ©Mei2020 Highest rank : #3 in Ryujin (20/10/20) #9 in Guanlin (25/01/21) #6 in ShinRyujin (29/04/21)