Jika sabtu pagi adalah waktu Ryujin untuk olahraga, maka hari Minggu adalah waktunya untuk hibernasi.
Sekarang sudah pukul sebelas pagi, namun Ryujin masih saja terdampar dikasur minimalis nya.
KRIINGG!!
Suara alarm dari lemari di samping tempat tidur Ryujin berbunyi, sontak dia langsung membuka kedua matanya.
"Siapa sih yang pasang alarm jam segini?!!!" Dumalnya sendirian.
Dengan tenaga yang sangat minim, Ryujin berusaha menggapai alarm itu menggunakan tangan kanannya. Dia melihat ada sebuah sticky note yang tertempel pada alarm tersebut.
'"Kita berangkat jam delapan, Jin. Kamu kalo laper pesen online atau cari makan sendiri aja pake mobil kayak minggu kemarin. TAPI JANGAN NABRAK MOBIL ORANG LAGI YA!! Kita balik nanti malem, babay.
- MamaPapa.""Ahh!" Ryujin mendengus sebal. Kenapa mereka tidak pamit langsung padanya? Kejam sekali.
Kira-kira mulai bulan lalu, setiap hari Minggu, kedua orang tua Ryujin memang selalu pergi ke luar kota untuk mengurus bisnis baru Jackson di sana.
Ryujin buru-buru menggeser tombol ON pada alarm tersebut menjadi OFF. Dia meletakkan benda itu di sembarang tempat, kemudian melanjutkan kegiatan hibernasi panjangnya.
TING TONGG!
Belum sampai lima menit tertidur, Ryujin kembali terbangun.
"Ya Tuhan, kenapa sih orang-orang kalo bertamu itu selalu diwaktu yang salah? Mereka kan bukan Fiersa Besari."
"Ah elah!" Ryujin mengubah posisinya menjadi duduk bersila. Dia berusaha mengumpulkan kembali nyawanya yang belum terkumpul utuh.
Setelah membuat tamunya menunggu selama tiga menit, Ryujin akhirnya berhasil sampai ke lantai satu dan membuka pintu masuk rumahnya.
"ALO KAK LYUJIN!!!!!!!"
"AAAAAA HALO JAMJAM!!"
Rasanya, semua keluh kesah Ryujin mulai dari bangun tidur sampai sekarang, langsung hilang begitu melihat wajah gemas Jamjam.
"Sorry ganggu, Jin. Kamu hari ini lagi sibuk gak?" Ucap Heejun, ayah Jamjam.
Hmm, perasaan Ryujin tidak enak. Pasti kalimat yang Heejun ucapkan selanjutnya akan-
"Om mau minta tolong nih!"
Benar saja, kan.
"Minta tolong apa, Om?" Balas Ryujin sambil tersenyum paksa.
"Om mau nganterin mamanya JamJam ke bandara, kalo misalkan Jamjam ikut, nanti dia pasti bakalan nangis karena dia gamau mamanya pergi. Jadi, om titip Jamjam sama kamu sebentar ya? Ga lama kok!"
Ryujin menghembuskan napasnya pelan, "gapapa, Om! Aku lagi ga sibuk kok."
"Aduh, makasih banyak, Jin! Om buru-buru nih, jadwal pesawatnya jam setengah satu, takutnya ga keburu kalo om bawa Jamjam ikut."
"Iya, Om tenang aja, Jamjam aman sama aku."
"Harus dong! Om tenang kalo dititipnya sama kamu. Udah ya, Jin, om berangkat dulu! Nih, buat ngemil di rumah." Heejun memberikan satu kantung plastik hitam berisi kue buatan Soyul, mama Jamjam.
"IH OM MAKASIH!!!" Ujar Ryujin setelah melihat isi plastik tersebut.
"IYAAA!!" Balas Heejun saat dirinya mulai menjauh dari rumah Ryujin.
Kedua orangtua Jamjam telah pergi, sekarang Jamjam dan Ryujin masih berdiri bersama di depan pintu rumah Ryujin.
"Kak, emangnya mama sama papa aku mau kemanaa siihh??" Tanya Jamjam dengan wajah memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] ‹✓› BADASS ➖ shinryujin
FanfictionTujuh laki-laki dengan kepribadian berbeda, jatuh cinta dengan satu perempuan yang sama. Siapa yang akhirnya terpilih? /ONE SHOOT/ ©Mei2020 Highest rank : #3 in Ryujin (20/10/20) #9 in Guanlin (25/01/21) #6 in ShinRyujin (29/04/21)