Sepuluh

1.1K 93 20
                                    

Pesan dari tante Ambar masuk tiga hari kemudian. Wanita itu ingin bertemu dengan Zaya, nanti sore. Tapi sampai siang ini Zaya belum membalasnya karena dia belum memberitahukan hal itu pada Dhito. Sejak pria itu berkata bahwa rasa frustasinya sudah teratasi, Dhito bekerja tanpa henti seakan-akan tidak ada hari esok. Bahkan kemungkinan besar Dhito hampir tidak tidur. Karena saat pria itu meminta Zaya membuatkan dan mengantarkan kopi untuknya di ruang kerja rumah pada pukul 11 malam pria itu terlihat tidak berniat tidur. Begitu pula saat Zaya bangun jam 3 pagi,  Dhito masih di ruang kerjanya  dan kembali meminta untuk dibuatkan kopi.

Karena itu saat mendapati Dhito tertidur di sofa dengan kertas-kertas berserakan di sekitarnya, Zaya pun memilih untuk membiarkan pria itu tidur. Alih-alih menunjukkan pesan dari tante Ambar, Zaya justru mulai merapikan kertas-kertas yang berantakan di meja kerja Dhito. Setelah selesai dengan kertas-kertas di meja kerjanya, Zaya pun beralih merapikan kertas dan dokumen yang bertebaran di sofa dan sekitarnya. Tapi Dhito masih saja terlelap. Bahkan saat Zaya mencoba membenahi posisi tidur Dhito dan menyelipkan bantal di bawah kepalanya, pria itu tetap tidak terbangun.

"Aku sungguh tidak ingin pergi menemuinya." Kata Zaya setelah meletakkan bantal di bawa kepala Dhito. Tentu saja Dhito tidak merespon. "Tapi dia sudah repot-repot meminta nomorku dari Arnesh. Jadi aku akan mencoba mencari tau apa yang diinginkannya."

Wajah Dhito terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Bulu mata panjang dan lentik itu menyentuh pipinya saat dia menutup mata. Bagaimana bisa seorang pria mempunyai bulu mata yang panjang dan lentik seperti itu? Sunggu tidak adil. Dengan wajah tampan, bulu mata lentik, dan alis tebal. Pria itu pasti tidak pernah kesulitan mendapatkan wanita manapun yang disukainya. Well, kecuali Naira. Itupun karena Dhito terlambat menyadari perasaannya.

"Tidurlah. Kamu sudah dua malam tidak tidur." Kata Zaya sambil bangkit dari tempatnya berlutut untuk memandangi wajah Dhito. "Aku sudah percaya padamu dengan menceritakan semua masa laluku. Sekarang giliranmu untuk mempercayaiku."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kelelahan. Dhito tau dirinya kelelahan setelah dua malam berturut-turut dirinya sama sekali tidak tidur. Bukannya tidak ingin tidur. Kesepakatannya dengan kakeknya lah yang membuat pikirannya penuh. Karenanya Dhito tidak bisa tidur meskipun sudah mencoba memejamkan mata. Dhito pun akhirnya memilih untuk mengisi insomnia nya dengan bekerja. Dengan begitu Dhito bisa mempercepat penyelesaian project ini sebelum masa tenggang yang diberikan kakeknya.

Tapi siang ini akhirnya rasa kantuk menyerang Dhito. Saat mempelajari tumpukan dokumen yang baru diberikan tim legal Horison Grup pagi ini, Dhito akhirnya tidak bisa menahan matanya untuk tetap terbuka. Dhito ingat dirinya tertidur dalam posisi duduk. Tapi dirinya sama sekali tidak ingat dan sadar bagaimana dirinya berakhir dalam posisi rebahan dengan bantal sofa di bawah kepalanya.

Zaya. Gadis itulah yang muncul dipikiran Dhito saat dirinya mengamati sekililingnya sambil meregangkan tubuh. Kertas dan dokumen di meja kerjanya sudah rapi. Begitu pula dengan yang berserakan di sofa dan meja depan Dhito. Jadi kemungkina besar gadis juga lah yang mengubah posisi tidur Dhito menjadi lebih nyaman.

Namun kening Dhito berkerut saat mendapati kubikel di depan ruangan kantornya itu kosong. Tas punggung yang biasa Zaya pakai dan gantung di kursinya pun tidak terlihat. Tidak biasanya gadis itu pergi tanpa memberitahunya. Karenanya Dhito bertanya-tanya dalam hati, kemana Zaya pergi.

Jawaban dari pertanyaan Dhito itu justru membuat Dhito mengucapkan sumpah serapah. Zaya memberitahu Dhito kemana dia pergi melalui pesan yang masuk ke ponsel Dhito saat dirinya tidur. Gadis itu bahkan mem forward pesan dari tantenya, putri sulung keluarga Pramudhana yang ditemuinya di gala dinner itu.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang