Bab - 3

615 40 8
                                    

Selamat membaca, semoga suka.

_____


“Cantik juga si Gina," ucap orang itu—Ketos di sekolahnya yang tak lain adalah Reza. Dirinya tengah berbincang dengan Gilang—temannya.

“Kelas sepuluh yang pake jilbab?” tanya Gilang, pikirannya menerawang untuk mengingat nama tersebut.

“Iya, yang itu.”

“Dia milik Gue!”

Mendengar suara itu sontak Reza dan Gilang menoleh ke belakang melihat Elvin yang berjalan santai ke arah mereka berdua.

“Gina udah gue klaim. Dia milik gue!” ucapnya dengan tegas seolah pernyataan yang tidak bisa dibantah.

Reza hanya menampilkan senyum smirknya mendengar itu. “Ck! Punya hak apa lo?”

Elvin yang ditanya seperti itu hanya menunjukkan seringainya. Dia tidak ingin untuk kedua kalinya, cewek yang dia sukainya di rebut oleh Ketos yang ada di hadapannya. Dia berdecih, lalu berucap tegas. “Belakang sekolah, waktu pulang!”

Kemudian pergi meninggalkan Reza dan Gilang.

***

Bel sekolah sudah berbunyi. Semua siswa-siswi mulai memasuki kelasnya masing-masing. Gina dan Kinan sedang duduk di kelasnya. Hari pertama sekolah sampai sekarang banyak yang menatapnya aneh termasuk teman kelasnya yang menatapnya dengan berbagai tatapan padanya sekarang, itu semua membuat Gina sedikit tidak nyaman.

Kinan yang melihat itu langsung menatap murid yang sekelas dengannya sinis. “Apaan sih, lo. Mata lo ngapain lihatin temen gue?”

“Mata-mata gue, lah. Gunanya mata kan buat lihat,” kata Zahra yang bangkunya berada disisi Kinan.

“Lo yang ngapain, temenan sama ibu-ibu. Aneh lo,” timpal Lily terkekeh membuat semua murid di kelas X Ipa 3 tertawa.

What?! Kayaknya mata lo kena ta---“

“Kinan...” Gina menggeleng. “Biarin aja.”

“Tapi, Gin, mereka tuh keterlaluan banget tahu, gak?” Kinan menatap satu per satu murid di kelasnya dengan tatapan sengit. Saat ingin membuka suara lagi, semua siswi-siswi di kelasnya berhamburan keluar kelas dengan tergesa-gesa.

“Eh, kenapa tuh?” Kinan menatap Gina dengan alis yang terangkat satu. Gina hanya menggeleng, dia juga tidak tahu kenapa semuanya terburu-buru untuk keluar.

Gina dan Kinan mulai keluar dari kelasnya karena penasaran. Mereka berdua tidak melihat hal yang menarik, pandangan di depannya hanya sang Ketos yang sedang bermain basket di lapangan.

“Kak Rezaaaaa cool banget gays!”

“Gue mau jadi pacar lo, Kak.”

“Kak Reza emang ganteng, tapi Kak Elvin lebih ganteng woy!”

“Anjay banyak bener cogan di sini.”

“Berisik banget, dah.” Kinan geleng-geleng melihat kelakuan teman kelasnya.

Gina dan Kinan memang mengakui kalau Ketos di sekolahnya tampan, tapi apa harus mereka seperti teman kelasnya yang teriak-teriak yang menurutnya lebay? Gina geleng-geleng kepala seperti Kinan, lalu menepuk bahu Kinan pelan. “Aku ke kelas duluan, ya?”

Kinan mengangguk menatap Gina sembari tersenyum. Dia memberi jempolnya lalu menatap lagi pada Reza yang membuatnya tertarik saat pertama kali melihatnya. Sedangkan Gina langsung ke kelasnya dan duduk di bangkunya sendiri.

Garis TAKDIR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang