Bab - 10

421 33 2
                                    

Gak kerasa lebaran bentar lagi. Mohon maaf lahir dan batin ya:))

Oke, selamat membaca.
___

Reza yang sedang berada di lapangan hanya senyum-senyum sendiri. Cowok itu sedang bermain basket tanpa ditemani siapa pun. Senyumnya mengembang sejak kemarin, di tambah tadi sempat berbicara dengan wanita yang disukainya membuat cowok itu senang tidak seperti biasanya.

Tangannya terus mendribbling bola, namun pikirannya terus memutar kejadian tadi. Sesaat senyum di wajahnya hilang digantikan dengan tatapan tidak suka saat melihat siapa yang mendorong punggungnya dari belakang. Cowok itu tidak habis pikir dengan ulah Elvin. Satu yang pasti, dia membencinya.

“Jangan sok jadi pahlawan lo!” Elvin berdecih menatapnya dengan tatapan mengejek pada Reza, tangannya dia masukkan pada saku celananya.

Satu-satunya orang yang berani pada Reza—sang Ketos hanya dirinya. Cowok itu bingung, seberapa kuat sang Ketos sehingga banyak yang tidak berani pada cowok itu, padahal yang dia tahu Reza hanya cowok lemah.

Reza menaikkan satu alisnya dengan tersenyum remeh, tangannya dia lipat di dadanya. “Terus, urusan lo apa?” terlihat santai saat Reza menanyakan itu membuat Elvin yang mudah emosi terpancing.

“Sekali gue peringatin sama lo. Jangan deketin cewek gue!” kata Elvin penuh penekanan, dia masih menahan emosinya agar bisa terkendali.

Reza masih tersenyum, kakinya maju satu langkah ke depan. “Dan gue juga peringatin sama lo. Jangan berani ganggu cewek yang udah jadi milik gue. Lo kalah, bro.” Pancing Reza, kepalanya menengadah ke atas sebentar lalu menatap Elvin lagi dengan senyum yang menjengkelkan. “See? Perbuatan lo ngebuat dia jadi bahan gosip di sekolah. Oh... atau emang lo ngelakuin ini secara sengaja?”

***

Gina masih berusaha untuk bisa menenangkan pikirannya. Apa ini ujian dari Allah untuknya? Jika memang iya, apa bisa Gina melewati ini? Dia tidak tahu harus berbuat apa dan harus bagaimana dia menghadapi ujian ini. Gina terus berpikir positif, hatinya masih terus ber-istigfar dari tadi.

Kinan yang duduk di kursi sisi Gina hanya mengusap punggung Gina penuh prihatin. Dia menatap iba pada temannya dan disisi lain juga dia kesal pada Kakak kelasnya. Seharusnya Kinan terbiasa karena Elvin memang seorang badboy di sekolahnya. Seharusnya Kinan tahu bahwa kejadian seperti ini sudah biasa bagi seorang badboy. Namun tetap, dia kesal setengah mati dengan perbuatannya yang membuat temannya menjadi seperti ini.

“Gin, yang sabar, ya?” Gina menatap Kinan tersenyum, dia mengangguk untuk memastikan bahwa dirinya tidak apa-apa.

“Gue tahu lo kuat.” Tangannya masih mengusap punggung Gina dan satu tangannya yang lain dia angkat ke udara dengan telapak yang terkepal. “Semangat!”

Gina makin tersenyum mendengar ucapan dari temannya. Dia bersyukur karena temannya selalu mengerti kondisinya. Dia juga bersyukur di saat orang lain men-judgenya, hanya Kinan yang tidak seperti itu. Temannya malah membelanya dan itu membuat Gina berkali lipat bersyukur telah mempunyai teman seperti Kinan.

Bel berbunyi, semua murid langsung berhamburan masuk kelas. Banyak yang menatap Gina sinis dan ada yang menatap Kinan khawatir. Gina mencoba tidak peduli namun pikiran dan hatinya masih berputar atas kejadian tadi ditambah tatapan teman kelasnya. Disisinya, Kinan menatap sinis teman kelasnya lalu tatapannya beralih pada Guru yang baru saja masuk.

“Siang anak-anak.” Sapa Pak Wahyu begitu dirinya berdiri di depan kelas.

“Siang Paakkk!”

“Sekarang kita akan melanjutkan pelajaran kemarin yang belum sempat ke bahas. Kemarin Bapak menjelaskan sampai halaman berapa?”

“Halaman tiga puluh dua, Pak.” Jawab Kinan saat membuka buku paketnya.

“Oke. Sekar—“

“Permisi Pak!” seseorang dari luar kelas berteriak keras, pintu kelas digedor cukup kencang membuat semuanya mengalihkan pandangan.

Pak Wahyu berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Saat itu juga Pak Wahyu menggelengkan kepalanya saat melihat muridnya yang berdiri di depannya. Beliau tahu betul sifat murid yang satu ini.

“Lagi-lagi kamu. Ada apa?”

Elvin langsung mengarahkan pandangannya ke arah Gina, tidak peduli dengan pertanyaan Pak Wahyu. Perempuan yang ditatap oleh Kakak kelasnya langsung menunduk. Dia tidak ingin bertemu dengannya saat ini, dia juga sangat tidak ingin memperkeruh suasana.

“Bapak tanya, ada apa ke sini? Mau lihat keadaan calon pacar kamu lagi, iya?” Pak Wahyu mengedarkan pandangannya ke arah siswa-siswi yang di kelas, lalu menatap Elvin lagi. “Siapa calon pacar kamu di sini? Mau-maunya sama kamu.”

“Eh jangan gitu, Pak. Gini-gini juga banyak yang ngantri sama saya.” Elvin menoleh sekilas pada Pak Wahyu. “Pak, tadi saya di suruh Bu Dian buat nyuruh Gina ke ruangannya.”

“Gina?” kata Pak Wahyu lalu menatap Gina sekilas. “Ada urusan apa Bu Dian sama Gina?”

“Ya, mana saya tahu, Pak. Tanya aja sendiri.” Elvin menatap Pak Wahyu seperti biasa. “Katanya jangan lama-lama, nanti saya di hukum gara-gara Bapak.”

Pak Wahyu hanya geleng-geleng namun tatapannya saat itu juga mengarah ke Gina dan mengangguk memberi izin. Gina yang melihat itu bangkit namun terhenti sebentar. “Inget. Jangan deket lagi sama tuh Kakel!” bisik Kinan dengan tatapan sinis yang dari tadi ditunjukkan pada Elvin.

Gina mengangguk lalu keluar kelas diikuti Elvin dari belakang yang tengah tersenyum.

Beberapa saat langkahnya terhenti dan berbalik ke belakang. “Kak Elvin ngapain ngikutin?”

Elvin hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. Gina yang melihat itu hanya menghela napas, tidak ingin ambil pusing atas perlakuan Kakak kelasnya lalu melangkah lagi ke arah ruang guru.

Saat hampir sampai, langkahnya terhenti oleh suara Elvin dari belakang. “Gue baru inget. Bu Dian ada di belakang sekolah.”

“Hah? Kok, di belakang sekolah?” alis Gina menyatu, dahinya mengerut bingung.

Tanpa menunggu jawaban dari Elvin, Gina langsung melangkah ke arah belakang sekolah. Elvin yang berada di belakangnya hanya mengikuti Gina dengan bibir yang terus tersenyum.

*****

Oh ya, judul cerita ini kayaknya bakal diganti. Jadi nanti gak bakal bingung, karena udah di kasih tahu.

Jangan lupa Follow akun aku, vote dan komennya juga, yak!!

Rekomendasiin juga cerita ini ke temen-temen kalian.

Btw minggu depan kayaknya gak bakal update. Mohon di maklumi, ya.

See you next part!!

Garis TAKDIR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang