___Gina terus merenung di dalam kamarnya. Perempuan itu sedari tadi memikirkan ucapan kedua orang tuanya. Dia bingung, menerimanya atau tidak. Memang bukan paksaan tapi membuat perempuan itu memikirkannya berkali-kali.
Dia tidak mengenal pria itu, bahkan tidak pernah bertemu. Namun satu yang dia tahu, namanya.
Jujur saja. Jauh di lubuk hati Gina, dia tidak ingin dijodohkan apa lagi dengan pria asing baginya. Namun jika menolak, dia tidak tega pada kedua orang tuanya. Dia merasa anak yang tidak berterima kasih jika tidak menerima perjodohan ini, namun dia tidak tahu harus berbuat apa.
Menerimanya sedang hatinya menolak? Atau menolaknya dengan perasaan bersalah kepada kedua orang tuanya?
Di saat seperti ini, tiba-tiba Elvin muncul di benaknya. Perasaannya makin tidak karuan. Kenapa bisa pria itu muncul dalam pikirannya?
“Ya Allah, aku harus gimana?” Gina menunduk dalam duduknya, dia sangat bingung. Perempuan itu menjadi gelisah apalagi saat mengingat tatapan Sinta.
***
Pagi ini Gina sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Dia sedang memakai sepatunya dan tersenyum saat sudah beres memakainya. Kemudian gadis itu berpamitan kepada kedua orang tuanya lalu mulai melangkah keluar rumah.
“Kak Elvin?” Gina menatap tidak percaya dengan apa yang ada di depan rumahnya. “Kak Elvin ngapain ke sini?”
“Tadinya gue mau langsung berangkat ke sekolah tapi karena gue calon pacar plus calon imam lo yang baik, akhirnya gue jemput calon makmum gue.” Elvin berdiri di depan Gina dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.
“Ta-tapi ... aku bawa kendaraan, Kak.” Gina gugup. Dia menatap ke belakang di mana pintu utama rumahnya. Dia waswas, perempuan itu takut jika Abi dan Ummi nya keluar.
Tidak masalah jika perempuan, namun yang ada di hadapannya adalah pria. Dia selama ini tidak pernah berteman dekat dengan pria. Gina selalu menjaga jarak dan tidak sekalipun dia membawa pria ke rumahnya dan tidak pernah berhubungan mau lewat apa pun termasuk lewat sosial media.
Dan sekarang Elvin, Kakak kelasnya datang ke rumahnya dengan alasan ingin menjemputnya membuat Gina gugup, lebih tepatnya takut. Dia tidak ingin orang tuanya berpikiran aneh-aneh dan dia tidak ingin orang tuanya kecewa.
Gina menatap Elvin dengan perasaan yang masih gugup lalu menggeleng.
Namun yang dilakukan Elvin hanya terkekeh pelan merasa tertantang. Tidak pernah ada yang menolaknya dan baru kali ini seorang Gina kelas X, perempuan yang menurutnya berbeda dari yang lain menolaknya untuk pertama kalinya dia mengajak seseorang sampai se-pagi ini.
“Kalo gue maksa, gimana?” tanya Elvin enteng, dia menatap Gina dengan senyuman berbeda—yang tidak pernah ditunjukkan kepada siapa pun.
Gina yang melihat senyum itu langsung diam. Ini tidak boleh terjadi! Gina menggeleng lagi. “Tapi, Kak. Aku kan udah bilang kal—“
“Apa? Lo udah pernah bilang apa?”
“Aku gak mau nanti timbul fitnah.” Gina menunduk. Dia ingin segera Elvin pergi agar tidak terjadi apa-apa. Perempuan itu takut sekaligus gugup di waktu yang sama. Baru pertama kali ini seorang pria datang ke rumahnya dan dia tidak tahu harus bagaimana.
“Ini alasan lo atau lo ngode sama gue?” Elvin menatap Gina dalam, terdengar jelas dari ucapannya bahwa pria itu sedikit bercanda dan seperti sedikit tidak suka. “Gue lagi belajar jadi calon imam yang baik, nih. Jadi, lo sebagai calon pacar sekaligus calon makmum yang baik, gak gue izinin buat nolak."
Gina yang mendengar itu hanya diam tidak bersuara. Semuanya serba membingungkan. “Maaf, Kak.”
Tiba-tiba Elvin memegang lengan Gina cukup kencang dan membawanya ke mobilnya. Dia tidak peduli jika ada yang melihatnya. Elvin membuka pintu depan dan mendudukkan Gina di sana.
Gina tentu saja kaget. Perlakuan Elvin yang tiba-tiba membuatnya tidak bisa memberontak, di tambah jantungnya berdetak cepat. Ini untuk kedua kalinya lengannya dicekal oleh pria dan pria yang sama. Hatinya terus ber-istigfar, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Perempuan itu masih syok sekaligus gugup.
Pintu pengemudi terbuka menampilkan Elvin yang langsung duduk di samping kursinya. Gina tetap menunduk. Dia tidak menoleh sama sekali ke arah samping. Disisi lain, dia juga takut kedua orang tuanya melihatnya dan berakhir kecewa kepadanya.
*****
Ada yang bisa nebak siapa yang dijodohkan sama Gina? Atau ada yang bisa nebak kejadian selanjutnya?
Untuk jadwal update, gak tau bakal ada perubahan atau tetep seperti biasanya. Masih liat kondisi dulu.
***
Jangan lupa Follow akun aku, vote dan komennya juga ya!! Babay and see you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis TAKDIR [Completed]
Mistério / Suspense"Biarin gue masuk dalam hidup lo. Biarin gue merjuangin, apa yang ingin gue perjuangin. Gue minta lo jangan menjauh dan satu hal, ingetin gue sama kebaikan. Apa gue berhak mencintai lo, Wanita impian gue?" ______ Elvin, seseorang yang sangat beranda...