Bacanya pelan-pelan gaes. Semoga suka, ya!
---
Pada akhirnya kamu dan dia, aku dan harapanku sendiri.
*****
Hari berganti hari. Ini adalah hari di mana tepat pernikahan temannya. Senyum Gina dari tadi terus mengembang saat Kinan mengirim pesan spam untuk segera datang. Saat ini memang belum di mulai karenanya Kinan masih bermain ponsel. Gina hanya membalas seadanya yang membuat Kinan gencar mengirim berbagai spam pada ponselnya.
Disisi lain Elvin baru saja menjemput tunangannya itu. Seperti biasa, senyum manisnya dia tunjukkan untuk gadisnya. Mereka berdua mulai menaiki mobilnya lalu melenggang pergi menuju pernikahan temannya itu.Di perjalanan pikiran Elvin terbagi dua. Semenjak melihat seseorang yang mirip dengan masa lalunya, Elvin selalu bergelut dengan hati dan pikirannya. Dia tahu ini salah besar namun dia hanya ingin memastikan apa perempuan itu adalah Gina atau orang lain.
Mobil Elvin berhenti begitu sudah sampai di lokasi tujuannya. Elvin langsung menggenggam tangan Vania dengan lembut yang di balas senyum oleh gadisnya itu. Mereka berdua melangkah masuk dengan tersenyum kepada siapa pun yang menyapanya dan hal itu membuat keduanya sempat menjadi pusat perhatian.
Sudah biasa.
Elvin memang selalu jadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Elvin dan Vania langsung menghampiri Fahmi dan Kinan yang sedang bersalaman dengan tamu yang lain.
“Dateng juga lo,” kata Fahmi sambil membalas uluran tangan Elvin.
“Langgeng bro,” balas Elvin tersenyum sekilas.
“Iya, Kak. Makasih ya. Cepet nyusul sama Kak Vania.” Kinan terkekeh melihat Vania yang salah tingkah.
“Doa ‘in aja, ya.” Vania masih tersenyum malu-malu membuat Elvin terkekeh.
Elvin dan Vania pun langsung menghampiri Riski yang sedang duduk di meja yang sudah di khususkan oleh Fahmi. Meja itu kini di duduki oleh tiga orang. Riski yang melihat temannya datang hanya tersenyum jahil. “Lo kapan nyusul, cuy?”
“Doa ‘in aja gak usah banyak nanya,” jawab Elvin begitu duduk di kursi meja itu. Vania pun melakukan hal yang sama.
“Van, kalo Elvin gak ngasih kepastian. Nikah sama gue aja, ya?”
“Gak lucu lo.”
Vania hanya terkekeh mendengar jawaban ketus dari tunangannya itu. Mereka bertiga pun hanya berbicara mengenai hal-hal pekerjaan dan Riski yang menanyakan hubungan Elvin dan Vania.
Suasana pernikahan Kinan dan Fahmi sangat megah dan sangat ramai. Namun saat kedatangan seorang perempuan bergamis namun elegan mampu menyita perhatian semuanya. Dia Gina. Perempuan itu tampak tidak nyaman dengan pandangan yang mengarah padanya. Dia hanya menunduk dan memastikan jika kakinya tidak salah bahwa dia melangkah dengan benar ke arah Kinan.
Kinan yang melihat Gina langsung tersenyum senang. Matannya sampai berkaca-kaca saking bahagianya. Dia menyenggol pada Fahmi. “Itu Gina,” kata Kinan dengan suara pelan karena tidak mungkin jika dia berteriak. Padahal bibirnya sudah gatal ingin sekali untuk berteriak.
Sekali lagi Gina menatap ke depan, mencoba untuk menghiraukan tatapan orang lain. Senyum Gina langsung mengembang saat matanya bertemu dengan mata Kinan. Gina pun sama, matanya tampak berkaca-kaca melihat Kinan yang tersenyum lebar padanya.
Kini, rindu pada temannya sudah terpenuhi.
Sementara disisi lain, Elvin hanya diam bak patung. Cantik. Itu yang terbesit di pikirannya. Susah payah Elvin menelan salivanya. Sungguh, Elvin masih tidak percaya jika seseorang yang baru saja berjalan melewatinya adalah Gina. Perempuan yang ia perjuangkan di masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis TAKDIR [Completed]
Gizem / Gerilim"Biarin gue masuk dalam hidup lo. Biarin gue merjuangin, apa yang ingin gue perjuangin. Gue minta lo jangan menjauh dan satu hal, ingetin gue sama kebaikan. Apa gue berhak mencintai lo, Wanita impian gue?" ______ Elvin, seseorang yang sangat beranda...