Cemburu

1.7K 167 2
                                    

Jenata menyilangkan kedua tangannya di dada, mata kucingnya memperhatikan dua cewek yang lagi deketin Kaino di depan perpustakaan. Merasa panas melihat sendiri bagaimana dua cewek centil itu megang-megang lengan cowoknya, sementara Kaino biasa aja menghadapi keduanya, gak menghindar ataupun nyuruh mereka pergi. Jenata berjalan mendekati mereka, meninggalkan Rosie dan Lisa yang sedang asik ngobrol di depan kelas.

Jenata berdehem cukup keras, mengalihkan perhatian dua cewek yang lagi asik nanya-nanya sama Kaino.  Mereka menatap Jenata tidak suka, mengganggu waktu mereka aja. Jenata memeluk pinggang Kaino possesif.

"Udah cukup tebar pesonanya, lebih baik kalian pergi gih?"

Dua cewek tadi mendengus kesal.

"Lo siapa? Nyuruh-nyuruh kita." Cewek yang berambut keriting nanya sama Jenata.

"Gue ceweknya Kaino." Jawab Jenata santai.

"Lo, anak baru ya? Berani sama senior lo?" Sahut cewek yang satunya.

"Gue gak peduli mau senior atau junior kalau udah ganggu hubungan orang, gue gak bisa diem." Tantang Jenata.

"Udah-udah, bentar lagi pada masuk kelas kan? Lebih baik kita bubar ya." Kaino berusaha mendinginkan suasana yang mulai memanas.

Cewek yang berambut keriting tadi lalu menarik tangan temannya untuk pergi dari tempat itu dengan kesal.

Kaino menghela napas, ditatap Jenata seolah meminta penjelasan.

"Mereka cuma salah satu fans aku aja kok sayang. Mereka tahu kalau aku salah satu model majalah lokal disini."

"Lalu kenapa mas gak nyuruh mereka cepat-cepat pergi, malah ikutan ngobrol."

"Aku gak mungkin dong tiba-tiba ngusir mereka. Udah ya, nanti malam jadi ikut kan liat aku pemotretan?"

Jenata menarik napas lalu membuang semua kekesalan di dadanya.

"Yuk, aku antar ke kelas kamu."

Kaino mengantar Jenata sampai depan kelas. Rosie dan Lisa yang masih ngobrol heran melihat Jenata yang datang sama Kaino, perasaan tadi ada sama mereka. Melihat wajah Jenata yang ditekuk terus langsung masuk kelas, membuat keduanya memandang Kaino seolah bertanya kenapa ceweknya seperti itu.

Kaino hanya tersenyum.

"Biasa, nanti juga baik lagi kok. Gue pergi dulu ya."

Lisa dan Rosie hanya mengangguk.

...

Julia lagi nungguin pacarnya di lobi kantor untuk makan siang. Hari ini, cewek cantik berambut panjang itu pingin banget makan siang bareng Jillian. Makanya dia ngejemput cowoknya langsung di kantornya.

Jillian muncul, Julia langsung berdiri dan mendekat.

"Ada apa ngajak makan siang bareng? Lagi kangen ya."

"Emang gak boleh?"

"Boleh dong sayang, aku seneng kok makan siang ditemenin kamu." Jillian merangkul bahunya Julia.

Sebelum mereka melangkah, ada suara wanita yang menghentikan pergerakan Jillian dan Julia.

"Jillian..."

Jillian melepaskan rangkulannya, sedikit membungkuk pada wanita yang berdiri di depannya.

"Tadinya saya mau ngajak makan siang bareng tim yang lain. Tapi sepertinya kamu ada janji ya?"

"Iya bu Angel, saya mau makan siang di luar." Jawab Jillian.

Julia masih ternganga melihat wanita yang mungkin umur tiga puluh limaan ke atas itu. Kemeja dan rok selututnya membungkus tubuh padat berisinya. Rambutnya yang seleher ditata rapi menambah kesan anggun. Wajah dengan lipstik merah menyala itu semakin seksi di wajah cantiknya.

"Baiklah kalau begitu." Wanita yang bernama Angel ini memutar badannya meninggalkan Jillian dan Julia yang masih berdiri di tempatnya.

Julia melirik Jillian yang masih memperhatikan kepergian wanita seksi tersebut.

Apa wanita itu yang membuat Jillian betah lembur selama ini. Julia menggeleng membuang pikiran negatifnya lalu mengikuti langkah Jillian ke pintu keluar.

Di warung soto langganan mereka, Jillian memperhatikan Julia yang hanya mengaduk-ngaduk sendok di gelas es jeruknya.

"Kamu gak makan? Udah ditemenin kok malah kayak yang malas makan gitu."

Julia menghentikan adukannya. Memikirkan sesuatu sebelum akhirnya bertanya.

"Cewek yang di lobi, itu siapa?"

"Itu bu Angel, kepala divisi marketing di tim aku."

"Oh..."

Jillian menghentikan makannya, meneliti raut wajah Julia yang diam.

"Kamu...cemburu?"

Julia mengangkat wajahnya.

"Cemburu? Sama bu Angel, kenapa harus cemburu?" Sedikit terbata menjawab pertanyaan pacarnya.

Jillian tersenyum, tangan kirinya mengusak rambut Julia.

"Kamu tuh kalau cemburu bilang aja sayang..."

Julia mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Kamu tuh susah banget sih bilang cemburu, daripada dipendam dalam hati mending kamu lampiaskan sama aku. Lempar gelas kek, jambak rambut aku kek atau gigit juga boleh kok."

"Apaan sih." Julia menunduk menyembunyikan wajah kesalnya.

Jillian senang kalau dicemburuin sama Julia seperti ini. Ceweknya tuh gak pernah nunjukkin kalau dia lagi cemburu berat. Tetap bersikap biasa, tapi terlihat lucu kalau udah ditanya tentang perasaannya. Beda banget ya sama Jenata.

"Dia tuh bukan tipe aku sayang, dia juga udah punya suami dan anak. Dia cuma atasan aku aja kok."

Julia mengangkat lagi kepalanya, bibirnya sudah tersenyum manis. Hatinya cukup lega dengan penjelasan Jillian tentang sosok wanita yang dicemburuinya itu.

"Aku suapin ya, daritadi kamu tuh cuma ngaduk minuman aja. Emang gak lapar apa?"

"Sekarang sih laper." Jawab Julia polos.

Jillian tertawa, pingin banget nyiuman wajahnya Julia yang gemesin itu. Dia menyodorkan sendok yang berisi nasi dan soto kesukaanya Julia.

Julia menerima suapan Jillian sambil nyengir.

Kalau seperti ini mereka kayak pacaran anak sma ya, gak nyadar umur tapi sok cute banget jadi pingin bawa mereka ke penghulu hehe.

...

"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang