Penghuni Baru

2.8K 262 12
                                    

Lisa menatap bangunan di depannya, menyamakan alamat dan nomor rumah dari hapenya. Rosie menyusul turun dari taxi, lalu menurunkan koper dari bagasi. Rosie tuh lebih kayak turis daripada mahasiswa ya, soalnya rambut bulenya itu bikin mencolok. Nyolokin mata yang melihatnya kagum.

"Benarkan alamatnya?"

Lisa mengangguk, mengambil kopernya lalu melangkah menuju gerbang. 

"Permisi." Teriak Lisa sambil mengetuk-ngetuk pintu gerbang.

Terdengar bunyi kunci gembok yang dibuka, satu wajah muncul dari dalam dengan seragam satpam. 

"Pak saya penghuni baru dari Jakarta." Sahut Rosie.

"Oh iya...iya..." Pak satpam membuka pintu lebar-lebar lalu mengambil kertas dari pos satpam.

"Ini mba Lisa sama mba Rosie ya?"

Lisa dan Rosie mengangguk. Pak satpam memberi tanda dengan melingkari nama mereka berdua di kertas.

"Sepertinya udah lengkap, mba-mba ini penghuni terakhir yang baru." Ucapnya dengan logat jawa.

"Banyak ya pak penghuni barunya?" Rosie memperhatikan halaman luas di depannya.

"Lumayan, mari saya antar ke kamarnya..."

Lisa dan Rosie mengikuti pak satpam sambil memperhatikan rumah dengan dua lantai itu. Kosan bernomor 0327 itu, bergaya modern dengan halaman luas yang bisa jadi tempat parkir sepuluh mobil pribadi. Tempat itu terasa sejuk diantara panasnya kota Yogya, karena banyak tanaman hijau tumbuh di sana. 

Lantai satu ada sepuluh kamar anak cewek, dengan dapur dan teras atau ruang tamu di depan, lantai dua juga ada sepuluh kamar buat anak cowok dengan dapur dan yang paling menarik dari kosan ini adalah adanya rooftop yang cantik buat nongkrong-nongkrong, bakar-bakaran atau sekedar menikmati senja dan matahari pagi.

Pak satpam menyerahkan dua kunci, yang diterima Lisa dan Rosie dengan senang udah gak sabar liat kamarnya. 

"Kamar di lantai ini sebenarnya tinggal satu lagi, jadi terpaksa salah satu mba ini kamarnya di atas ya sama cowok-cowok."

Mata Lisa dan Rosie membesar, malas banget kalau kamarnya diatas gabung sama kamar cowok-cowok. Keduanya memegang kunci masing-masing sambil saling pandang, nasib mereka ada di tangan benda kecil berharga ini. Siapa yang dapat kamar di bawah, dan siapa yang harus ikhlas kamarnya diatas. 

Lisa mendahului Rosie memasang kuncinya pada pintu kamar. Muka Lisa berubah, dengan sedikit cemberut dia mempersilahkan Rosie membuka kamarnya dengan kuncinya sendiri. 

"Maaf ya, kamar ini milik gue..." Rosie melangkah dengan senang memasuki kamarnya. Dengan sangaaat terpaksa Lisa mengikuti pak satpam ke lantai dua menuju kamarnya.

"Tenang aja mba, cowok-cowok disini baik-baik kok." Kata pak satpam tersenyum, tahu kalau Lisa kesal karena kalah dari Rosie. Lisa cuma mendengus pelan.

"Semoga betah disini ya mba." Ucap pak satpam. 

"Makasih pak." 

Setelah mengangguk pak satpam lalu kembali lagi ke pos satpam di depan.

Sedangkan Lisa dengan ogah-ogahan mencoba membuka pintu kamarnya.

"Nah, gue bener kan. Kalau cowok itu gabungnya sama cowok lagi."

Lisa menghentikan gerakan tangannya, kaget karena kenal dengan suara yang barusan. Dia pun menoleh dan mendapat senyum tengil dari cowok yang lagi senderan di pintu kamar sebelahnya. Lisa melongo, what the...kenapa harus ketemu lagi sama cowok yang jatuhin ice creamnya di bandara itu sih. Jangan-jangan dia penghuni baru juga di kosan ini, mana kamarnya sebelahan lagi. 

"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang