Gak Peka

1.4K 189 3
                                    

Untung luka Lisa gak parah, jadi dia bisa langsung pulang dari rumah sakit. Pagi ini Lisa udah bangun tapi masih rebahan di kasur. Rosie lagi bikin susu hangat buat dia dan Jenata lagi sandaran di tembok sambil liatin Lisa.

"Lo masih pusing Sa?" Rosie meletakkan susu di nakas deket kasur, lalu duduk di pinggir ranjang. Lisa ikut duduk di samping temannya itu, pipinya masih sedikit bengkak jadi tambah tembem tuh pipi.

"Gue gak apa-apa kali, masih bisa jalan juga."

"Sori ya gara-gara gue, lo jadi kayak gini."

Lisa liatin Rosie.

"Makanya gue tuh gak suka pake rok mini, ya gitu mengundang seseorang berbuat jahat."

Secara gak langsung, Lisa ngingetin Rosie buat berpakaian yang lebih tertutup. Dia gak mau teman-temannya diremehin cowok-cowok gatal kayak yang semalem, dia kan sayang banget sama Rosie.

"Iya iya gue ngerti..." Rosie senderan di bahunya Lisa. Liat Lisa pingsan semalam kayak mau ikutan pingsan aja dia.

"Gue gak bisa godain Kaino lagi dong, kalau gak pake baju seksi." Jenata manyun.

Lisa dan Rosie ketawa.

"Hmm,  yang penting kalau keluar jangan terbuka aja." Ujar Lisa sambil manggut-manggut bingung, susah ngomong soal keseksian sama Jenata mah.

"Gue beliin sarapan ya, gue sama Jenata mau beli nasi kuning di depan." Rosie berdiri, lalu melangkah keluar bareng Jenata.

Lisa hanya mengangguk, lalu ikut berdiri menuju kamar mandi.


Lisa keluar kamar mandi sambil membungkus rambut basahnya pake handuk, dia kaget ada seseorang yang udah duduk aja sambil liatin gosip di tivi.

"Sialan, kaget gue." Lisa menuju meja rias, ngambil handbody lalu dipakainya di tangan dan kakinya.

"Lain kali jangan bertindak sendirian kayak semalam." Yang lagi duduk ngeluarin suara.

"Hmm..." Lisa ngelanjutin make pelembab di wajahnya.

"Lo tuh jangan mentang-mentang kayak cowok, disamain tenaganya sama cowok juga." Jeka matiin tivi, lalu beralih liatin Lisa.

"Gue gak bisa diem liat temen gue digituin." Sahut Lisa.

"Disana kan ada Jimy, mas Juna sama mas Hoobi. Mereka juga pasti gak bakal diam liat Rosie digituin."

"Kalau nungguin mereka, Rosie keburu digrepe-grepe sama tuh orang."

"Pokoknya gue gak suka lo sok-sok jagoan kayak gitu." Jeka berdiri, melangkah ke arah pintu.

What the, kenapa perasaan Lisa jadi gak enak ya, denger Jeka ngomong gitu. 

"Kalau lo gak suka sama gue, gak usah ngegas kayak gitu dong. Gue tahu apa yang gue lakuin."

"Percuma ngomong sama orang keras kepala kayak lo." Intonasi Jeka udah tinggi aja nih, menyulut api di kepalanya Lisa kayaknya.

Lisa menghampiri Jeka, berdiri di depannya.

"Lo sebenarnya ada masalah apa sih sama gue? Apa yang gue lakuin kayaknya lo gak suka."

Jeka gak jawab, balas natap Lisa dengan dingin. 

Sebelum Jeka jawab, pintu tiba-tiba terbuka dengan keras dan satu-satu orang yang dibalik pintu pada jatuh ke bawah.

Lisa dan Jeka menoleh ke arah pintu, kepala panas mereka mendadak mereda melihat tumpukan orang di depan pintu.

Joya paling bawah hanya bisa melambaikan tangan, Sella, Yera, Wenda dan Irina yang berada diatas punggung Joya pada nyengir kuda. Lisa bantuin mereka berdiri.

"Kalian ngapain sih?" 

"Kita mau nengokin lo, tapi kayaknya lo lagi debat sama Jeka. Kita jadinya nungguin di luar."

" Dasar cewek, gak ada kerjaan selain nguping." Jeka melewati mereka dengan datar. 

"Dasar bocah..." Balas Sella sambil liatin Jeka keluar kamar.

Joya megangin punggungnya yang sakit, lalu rebahan di kasur meluruskan punggungnya takut ada yang bengkok dikit akibat ketindih barusan.

"Lo sama Jeka kenapa ribut mulu sih, heran gue?" Tanya Wenda.

Lisa terdiam, bingung juga mau jawab apa.

"Tadi gue sempet dengar obrolan kalian, yang gue tangkep sih si Jeka khawatir sama lo..." Ucap Irina.

Lisa mengerutkan dahinya.

"Khawatir gimana, dia malah marah-marah sama gue."

"Ihh lo mah gak pekaan." Sahut Joya, dia udah duduk aja deket Irina.

Yera hanya manggut-manggut.

Lisa masih diam, kayaknya pikirannya belum nyampe kesana.

"Lo tahu gak, Jeka yang balas mukul cowok yang bikin lo pingsan semalam terus yang bawa lo ke rumah sakit juga si Jeka sambil gendong lo." Sella nambahin kebingungan di kepala Lisa.

Lisa tertegun, ya mana dia ngerti dengan semua yang dilakuin Jeka buatnya kalau kelakuan Jeka sendiri kayak yang barusan. Entahlah, Lisa belum bisa mengerti dengan sikap Jeka yang sebenarnya sama dia. Karena yang dia tahu selama ini, mereka sering berantem, itu aja.

...




"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang