40.

206 21 5
                                    

"Bau bau kejahatan" gumam Jaemin dan kembali ke mobilnya.

Seperti biasanya Jaemin selalu melewati jalan pintas untuk menuju rumahnya.

Entah kenapa tiba tiba perasaannya menjadi tidak enak setelah melihat kejadian tadi.

"Enggak enggak" Jaemin menggeleng gelengkan kecil kepalanya untuk membuyarkan lamunan nya.

Saat sampai di pertigaan, Jaemin kembali melihat mobil Van yang dinaiki kedua orang tadi.

Entah kenapa ia kepikiran untuk mengikuti mobil itu.

Sekitar 20 menit di jalan Utama, Mobil itu kembali memasuki gang kecil yang mungkin tidak diketahui banyak orang.

Jaemin mengerutkan keningnya "kenapa gue jadi peduli gini ya"

Drttt drttt

Ponsel Jaemin berbunyi dan menampilkan panggilan masuk.

Ia menepikan mobilnya di pinggir jalan sebelum memasuki gang kecil tadi.

***

Disisi lain, minju terus berontak berusaha melepaskan ikatan ditangannya. Ia terus menggerak gerakkan kursi yang didudukinya membuat beberapa orang yang berjaga di luar geram mendengar suara gerakan minju.

"Emmm emmmm" minju berusaha berbicara ketika melihat 2 orang membuka pintu dan berjalan menghampiri nya.

"Berisik!" Salah satu dari mereka membenarkan duduk minju dan kembali mengikat tangan minju yang sempat kendor talinya.

"Jon, beri dia obat yang dikasih bos tadi" ucap salah satu dari mereka ke temannya yang dipanggil Jon itu.

Lalu Jonathan mengeluarkan botol yang berisi obat dan mengambilnya beberapa butir. Lalu membuka mulut minju yang sempat ditutupi kain.

"Hahhhh hahhhh" minju berusaha mengambil nafas sebanyak banyaknya sebab dari tadi ia merasa sesak.

"Lepasin!!"

"Tolong!! Tolon-" Teriakan minju teredam saat Jonathan langsung memasukkan 2 obat kecil ke mulut minju

Lalu Jonathan sedikit menarik rambut minju agar minju ngedongak dan obat itu bisa tertelan.

"Nih minum" teman Jonathan menyodorkan sebotol air mineral untuk Minju.

"Dia mana bisa minum sendiri tolol, kan tangannya kita ikat" ucap Jonathan memukul kepala temannya karena lemot.

"Iya juga ya hehe"

Jonathan mengambil alih botol air itu dan memberi minum minju secara paksa hingga minju tersedak.

"Apa yang kalian lakuin!"

"Lepasin, tolong tolong!"

"Percuma teriak teriak gak bakalan ada yang dengar, tempat ini terpelosok"

"Apa tujuan kalian culik gue kesi--"

Suara minju terdengar semakin pelan dan ucapannya terpotong, kepalanya pusing, matanya tiba tiba tertutup dan ia tak sadarkan diri. Pertanda obatnya sudah bereaksi.

Jonathan tersenyum licik dan membenarkan posisi kepala minju, setelahnya ia dan temannya keluar dan tak lupa mengunci pintu dari luar.

***

Jaemin menghela nafasnya setelah selesai mengangkat telefon dari Soobin, yang katanya 1 jam lagi harus sudah mengumpulkan tugas.

"Hm, masih cukup lama" ucapnya sambil melirik jam di tangannya

Jaemin kembali ke tujuan awal.
"Ck, ketinggalan jejak"

Ia memarkirkan mobilnya ke tempat yang sepi berharap tidak ada yang bisa melihatnya.

Lalu ia berjalan sambil berjaga jaga melewati gang kecil yang mungkin cuma bisa muat dilewati satu mobil pribadi.

Cukup lama Jaemin berjalan, ia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan, hanya pohon pohon besar dan daun daun merambat yang ada disana.

Plakk

"Kok makin banyak nyamuk, apa gue pulang aja ya" gumamnya

Namun hatinya terus berkata bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi, membuat Jaemin terus berjalan seraya menggaruk garuk tangannya yang gatal karena digigit nyamuk.

"Shit, siapa mereka" Jaemin bersembunyi dibalik pohon besar saat tak sengaja melihat dua orang berbadan besar tengah berjaga di depan Rumah tua.

Jaemin mengintip dari belakang pohon

"Hei, siapa disana" teriak salah satu pria berbadan besar saat matanya tak sengaja Melihat Jaemin sekilas.

"Mampus ketahuan" gumam Jaemin

Kreekkk

Jaemin tak sengaja nginjak ranting saat ingin mundur, alhasil pria berbadan besar disana semakin curiga sama keberadaannya.

"Bodoh bodoh bodoh" Jaemin terus meruntuki dirinya sendiri.

Jaemin tak bisa lagi pergi dari sana karena udah ketahuan sama pria tadi.

Dan benar saja bayangan seseorang tengah mendekat padanya.

Bugh
Bugh
Bugh









Jaemin berhasil memukul pria itu dengan kayu besar yang ada di sampingnya, membuat pria itu terjatuh karena kaget mendapat pukulan tiba tiba.

"Hei jangan lari!" Teriak pria itu dengan terduduk saat jaemin berlari menuju Rumah tua itu.

Setelah sampai didepan Rumah tua itu, Jaemin berjalan dengan langkah tanpa suara berusaha memasuki Rumah itu. Ia juga sudah tidak melihat pria lainnya yang sebelumnya berjaga disana.

Jaemin melihat sekitar dan setelah semuanya dirasa aman, ia membuka pintu Rumah itu dengan hati hati.

Kreekkk

Jaemin membulatkan matanya saat didepannya ada 2 orang berbadan besar lainnya yang tampak menyeringai dan itu membuat Jaemin memundurkan langkahnya.

"Mau lari kemana?" Salah satu dari mereka menarik kerah baju Jaemin

"S-siapa kalian?"

"sepertinya dia mau cari mati karena masuk sendiri ke kandang harimau ahahha" tawa Jonathan diikuti oleh lainnya.

"Apa maksud kalian? Lepas, atau gue gak akan segan segan melaporkan kalian ke kantor polisi"

"berani sama kita? Emang bisa lapor? Kita gak akan biarin lo keluar begitu aja ahahah"

Jonathan menarik Jaemin hingga kini ia berada di dalam Rumah itu.

"Gue jadi kangen pukul orang"

Bugh
Bugh

Jonathan memukul bahu Jaemin dengan keras membuat Jaemin meringis kesakitan.

Jaemin merasa bodoh karena bisa bisanya ia tadi mengikuti mobil yang tak dikenal hingga sekarang ia disiksa tanpa berbuat kesalahan apapun sebelumnya.

Ia tak bisa melawan karena jumlah mereka yang banyak dan mereka rata rata berbadan besar, membuatnya hanya pasrah menerima semuanya.

mereka juga menendang perut Jaemin beberapa kali, membuat Jaemin terus terusan meringis menahan sakit. Mereka menghindari memukul bagian wajah karena disana bisa meninggalkan bekas yang bisa dilihat oleh orang lain.

"Bawa dia ke tempat yang sama pada perempuan tadi" suruh Chris sang ketua.

Lalu Jonathan dan Niel menarik Jaemin yang sudah lemas terkulai itu memasuki ruangan yang ditempati minju.




Kalian bisa mampir ke lapak temanku nowanda12 ceritanya masih anget. Baca aja dulu siapa tau suka hehe.







Vote and Comment
Thanks

Girl With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang