07. PArdoN?

34 3 4
                                    

Syahra menutup pintu apartemen lalu bersender di baliknya. Pulang dari rapat dokter dan mendapat hasil yang menurutnya tak adil itu cukup menguras tenaga. Apalagi satu pasien yang membuat mood nya benar benar turun.

Dengan langkah berat, gadis itu berjalan menuju kamar dan membuka lemarinya. Baju baju itu di ambilnya asal lalu di lemparkan ke koper. Besok dirinya harus terbang menjadi dokter utama di tim medis Concert BTS.

Juga yang membuatnya kesal ialah bukan hanya satu bulan atau dua bulan ia menjadi dokter, namun rumah sakit memberi kontrak hingga akhir 2020. Selama 1 setengah tahun akan ia habiskan menjadi dokter untuk Boygrup mempesona itu.

Rumah sakit berkata bahwa ialah yang telah di pilih oleh direktur utama karena saat ia menjadi tenaga medis untuk Concert kemarin, para Idol merasa nyaman jika ia yang menanganinya.

Ah! Alasan bodoh apa itu? Apa yang harus ia katakan pada Faezma? Apakah sang teman yang cerewet itu akan terima?

Dirinya membaringkan tubuh di kasur dan mencium bau sprei putih itu. Sprei yang di pakai Jimin saat insiden asal mengetuk pintu. Syahra tertawa sendiri mengingat 3 harinya bersama Jimin. Singkat namun manis.. Eh?

Syahra menyadarkan dirinya dari hayalan itu lalu berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

~~

Syahra turun dari mobil menuju tempat Concert. Dirinya sudah siap dengan peralatan lengkap yang di butuhkan oleh setiap member.

Concert akan di mulai 5 jam lagi. Seperti biasa, Syahra akan berkeliling stadion untuk melihat lihat juga berfoto. Yaa untuk kenangan bahwa Idol kesayangan para Army's itu pernah ia sentuh dan sekedar mengobrol singkat dengannya.

Pernah juga sekali kali Syahra ingin mengabadikan moment dengan para anggota BTS. Namun ia sadar Tugasnya untuk menjadi dokter, bukan fangirling.

Ketika sedang asik memotret pemandangan suasana concert itu, ada satu objek yang tak sengaja ia tangkap. Foto park Jimin yang sedang memandangi area panggung.

Dengan kaca mata hitam dan topi yang membuatnya teduh dari sinar matahari. Suara itu membuat syahra tenang sejenak memandangi pahatan indah sang kuasa.

Syahra berjalan mendekat kearah tenda backstage untuk duduk sekedar mengobrol atau minum kopi. Rasanya siang ini cukup panas, jadi lebih baik bersembunyi dari sinar mentari daripada membakar diri. Hehehe.

"Dokter, apakah kau mau melihat atas panggung?" tawar Jinso yang tak lain adalah salah satu staff disini.

"Apakah boleh?" tanya Syahra sekedar basa basi. Dia tersenyum mengangguk dan mengulurkan tangan kearah Syahra. Keduanya berjalan menaiki tangga untuk melihat sekitar panggung.

Pemandangan indah citi field membuat Syahra takjub. Terkadang ingin merutuki diri mengapa menjadi Tim medis BTS, tapi juga selalu bersyukur bisa keliling dunia tanpa mengeluarkan ongkos satu sen.

Saat semua member akan turun untuk makan siang, 7 member itu melewati Syahra dan melayangkan sapa. Namun satu hal aneh yaitu ketika Park Jimin melewatinya dengan hawa dingin tak bersahabat.

Syahra bingung dengan tingkah laku Idol ini. Dia yang dengan kurang ajarnya melacak informasi pribadi si gadis, dan ia pula yang marah dan melayangkan permusuhan pada-nya. Begitu pikir Syahra ketika melihat kelakuan Jimin yang aneh.

Syahra ikut turun membuntuti member dan berpura pura ingin makan siang juga. Syahra mencoba menyamai langkahnya dengan Jimin hingga mereka berdua berjalan berdampingan.

"Ha-hay, kabarmu baik Jimin-ssi?" Syahra menyapa dengan senyuman namun di balas anggukan juga muka malas dari yang di sapa. Syahra sedikit memperlambat langkah hingga dirinya berada di belakang Jimin.

Helaan nafas sang dokter terdengar jelas di telinga Jimin tatkala sang bunga hati di belakang tak tahu bahwa Jimin mengawasi gerak geriknya di belakang. Mungkin karena sudah terlalu mencinta hingga bisa merasakan sakit dan bingung yang sedang melanda Syahra kini melihat perubahan sifat Jimin tanpa sebab.

"Oh ayolah, apa yang terjadi dengan mu Jim? Sudah dapat yang baru?" monolog Syahra pelan sembari memperhatikan sepatu hitam Jimin di depannya. Tak ia sangka sang Idol memelankan langkahnya hingga tertinggal dari member lain yang berjalan cepat menemui makanan siang.

Jimin yang sudah memperkirakan bahwa tak ada orang lagi lalu berhenti tiba tiba hingga Syahra menabrak pundaknya. Jimin berbalik menatap Syahra yang melebarkan mata kaget setelah apa yang terjadi.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya Jimin membuat Syahra bingung.

"Aku? Disini? Untuk makan siang." jawab Syahra setengah bohong dan jujur. Sebetulnya dia juga lapar, tapi niat awalnya membuntuti Jimin sih...

"Ini Tempat makan khusus BTS. Para Staff di sebelah sana." ujar Jimin menunjuk Arah kanan yaitu sebuah ruangan dengan tulisan "Staff Room" yang biasa menjadi tempat makan serta bincang bincang sesama Staff atau Tim medis.

Syahra merona merah karena malu. Matanya menatap Jimin yang memasang wajah dengan datar seperti yang tadi.

"A-aa emm jika kau merasa sakit aku akan membantumu. Selamat makan siang!" ujar Syahra menepuk pundak Jimin lalu berlari masuk ke Staff Room itu.

Jimin tersenyum menatap pundaknya yang di tepuk. Mungkin dirinya akan terus memakai baju ini karena sudah di hadiahi tepukan sang dewi pemilik hatinya.

"JIMIN! JIKA KAU MASIH INGIN MELAMUN DISITU, AKAN KU MAKAN JATAH MU!" teriak Taehyung dari Pintu tempat makan Idol yang berjarak 3 meter dari tempat Jimin berdiri.

"Ya Taehyung. Jangan lakukan itu!" Jimin melayangkan tatapan tajam pada sang sahabat namun di balas uluran lidah mengejek. Jimin hendak mengejarnya namun sekali lagi menatap pintu Staff Room dan tersenyum lalu berlari kearah tempat makan itu.


Terimakasih telah memberiku sedikit harapan lagi. Sentuhan mu membuat jiwa tegar ku meminta untuk berjuang sekali lagi.
Mr. Park.





........TBC........
...............
............
.........
.......
.....
...
.

Serendipity PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang