BAB 3

11 0 0
                                    

Ketika lo jatuh..lo harus berusaha buat bangkit..
Karena tak akan ada orang yang akan menolong ketidakberdayaan mu selain dirimu sendiri...

///

BIMA

Sesuai hasil lomba mading minggu lalu, bahwa pemenang lomba akan diajak dinner oleh Bima si ketua osis maka disinilah Mi ran sekarang.

Disebuah cafe yang cukup terkenal seantero kids jaman know. Cafe yang bernuansa putih dengan desain-desain unik disetiap sudut-sudut ruangan.

Mi ran duduk di kursi luar cafe sembari menunggu Bima datang, pasalnya cowok itu telah berpesan untuk menunggunya di depan cafe, mengingat Mi ran yang enggan dijemput olehnya.

Beberapa hari sebelum Mi ran menerima hadiah lomba tersebut, hatinya sempat gundah gulana. Bagaimana tidak, seumur-umur dia belum pernah dinner dengan lawan jenis. Jangan kan temen cowok, pacar pun ia tak punya.

Dan tentu saja sahabat-sahabatnya lah yang memaksanya menerima hadiah tersebut karena memang bagi mereka itu hak Mi ran.

Ada sebersit rasa bersalah dalam hati Mi ran, karena memang ia merasa tak pantas menerima nya. Bukan hanya karena puisi itu bukan karyanya sendiri melainkan banyak anak yang sangat antusias mencurahkan kemampuannya untuk memenangkan lomba tersebut, terlebih para cewek-cewek fans Bima tentunya dengan hadiah menggiurkan, bukan uang atau semacamnya hanya dinner with Bima.

Apa nanti gue bayar aja makanannya ya?? Biar nggak terlalu merasa bersalah, gumam Mi ran.

" Hai..udah lama ya nunggunya?? Sory ya?? Maklum jalanan macet !! ". Sapa Bima yang entah sejak kapan sudah berdiri di dekat Mi ran.

" Eh..itu, nggak apa-apa kok !! Gue juga baru sampai ". Bohongnya.

" Ayo masuk !! " Ajak Bima sambil menggandeng tangan Mi ran.

Sementara Mi ran hanya mematung melihat tangannya digandeng, bahkan dengan cowok yang sama sekali belum ia kenal dekat sebelumnya.

" Sory !! " Ucap Bima cepat melepas gandengan tangannya menyadari Mi ran yang tak bergerak saat menatap tangannya yang ia gandeng.

" Eh-itu-anu, sory juga !! " Jawab Mi ran gugup. Entah kenapa ada desiran aneh yang menjalar di tubuh Mi ran. Ia berjalan kikuk mengikuti langkah Bima yang berjalan di depannya.

" Em Kak, boleh jujur nggak?? " Tanya Mi ran sedikit gugup.

" Iya boleh, soal apa?? " Jawab Bima santai.

Tak lama pesanan mereka datang, menu favorit Mi ran. Steak dan ice lemontea, sementara Bima memesan Spagety dan es capuccino.

" Sambil makan nggak pa-pa, biar makanannya nggak dingin " imbuh Bima.

" Sebenarnya..??? " Mi ran menggantung ucapannya agak ragu akan kejujuran yang ingin ia sampaikan.

Bima masih setia menunggu kata-kata selanjutnya dari Mi ran sembari melahap spagety nya.

" Apa?? " Tanya nya penasaran.

" It-itu Kak !! Soal lomba puisi mading, sebenarnya itu bukan karya ku Kak, maaf ya  Aku nggak bermaksud... " Ucapan Mi ran terhenti saat mendengar gelak tawa dari Bima. Padahal mati-matian Mi ran sengaja mengganti panggilan lo gue jadi aku kamu biar agak sopan tapi responnya di luar ekspetasi.

" Kok Kakak ketawa??, Kakak nggak marah?? " Heran Mi ran.

" Gue udah tau, santai !! " Ucap Bima singkat yang membuat Mi ran melongo.

" Mak-mak-sud Kakak?? " Tanya Mi ran memastikan.

" Iya gue udah tahu, bahkan gue juga tahu itu karya siapa ??"

" Tapi kok Kakak masih mau ngakuin Aku sebagai pemenang padahal masih banyak karya anak lain yang memang jelas bagus dan hasil karya sendiri dan tentang ini semua?? "

" Sengaja !! " Jawab Bima singkat yang lagi-lagi membuat Mi ran heran.

" Nggak usah bingung gitu, nggak perlu juga gue jelasin. Toh nggak akan ngaruh buat lo, tapi hal ini ngaruh banget buat gue. Maka dari itu gue beruntung banget karena tim osis milih karya lo dari pada karya anak-anak lain terutama cewek-cewek alay itu " jelas Bima.

Mi ran semakin nggak mengerti akan apa maksud Bima tapi ia abaikan saja karena hal yang terpenting adalah ia sudah jujur dan meminta maaf.

Hampir 30 menit Mi ran dan Bima menghabiskan makanan mereka sambil berbincang-bincang. Bima orangnya humble juga ceria, itulah yang membuatnya pantas menyandang gelar ketua osis dan banyak cewek tergila-gila padanya.

" Mau gue anterin balik?? " Tawarnya.

" Em nggak usah Kak, gue pulang sendiri aja. Eh..?? " Jawab Mi ran kikuk. Tanpa sengaja ia mengganti panggilan aku jadi gue lagi.

" Gue lo aja biar enak, ntar kalau udah jadi pacar gue baru panggil aku kamu !! " Goda Bima yang seketika membuat pipi Mi ran merona merah.

Ia hanya tersenyum malu menanggapi Bima, sedetik kemudian jantungnya kembali berdebar saat Bima membisikkan sesuatu tepat ditelingnya.

"Hati-hati di jalan, biasanya cewek cantik banyak yang godain. Nanti kalau ada yang gangguin bilang aja lo ceweknya Bima, ok !! .

Mi ran melongo tak percaya akan apa yang barusan ia dengar, sebelum ia merespon Bima telah pergi menjauh menuju mobil nya yang ia parkir tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Sumpah !!! Demi apa?? Jantung gue kenapa rasanya gini banget?? Kaya habis lari maraton aja !! Keluh Mi ran memegangi wajahnya yang tiba-tiba memanas.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang