BAB 4

9 1 0
                                    

Satu hal yang pasti dalam hidup bahwa cinta tak selamanya berhenti ditempat yang sesuai karena mereka juga butuh perjalanan yang panjang sampai benar-benar menemukan tempat yang tepat untuknya beristirahat..

/////

Mi ran

Jam weker dinakas kamar Mi ran kembali terdengar nyaring tepat pukul 06.15 menit, kalau biasanya Mi ran akan membantingnya dan menarik kembali selimutnya tapi pagi ini tidak.

Ia langsung mematikan alarm dan beranjak dari tempat tidur, bergegas mandi dan siap-siap kesekolah.

Mungkin bagi sebagian orang berpikir Mi ran sudah bertobat dan akan melepas predikat ratu telat disekolahnya dari setahun silam tapi diluar itu ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh dihati kecilnya.

Ya...cinta dari mata turun ke hati, wkwk.

Siapa lagi kalau bukan si Bima, ketua osis yang kece badai dengan segudang prestasi dan popularitas. Walau Mi ran akui ia bahkan tak pernah mengenal sosok sepopuler itu sebelumnya. Bahkan dengar namanya pun baru kemarin-kemarin. Sungguh miris memang jika ia tiba-tiba menaruh hati dengan Bima.

" Morning mom " sapa Mi ran riang mendapati mamanya menyiapkan sarapan untuknya.

" Loh..loh..tumben?? " Ucap Mama sambil mengecek kening Mi ran, takut kalau putrinya demam.

" Ih..Mama kenapa sich?? Kok ditumbenin, harusnya bersyukur dong !! " Gerutu Mi ran.

" Iya habis masih jam 07.00 kurang udah rapi, cantik, wangi lagi. Biasanya juga masih guling-guling dikasur !! " Jelas sang Mama agak curiga.

" Miranda mau berubah Ma, mau lebih rajin biar Mama bangga dan nggak malu lagi harus dipanggil keruang BP " jelasnya.

" Syukur deh !! Kalau udah tobat, Mama ikut seneng !! " Goda Mama sambil cekikikan.

Tak lama Mi ran menghabiskan sarapannya dan segera berpamitan dengan Mama nya.
Sedangkan Papa nya selalu berangkat lebih pagi dari pada dirinya.

Ia segera melangkah sambil berdendang riang, entah kenapa suasana hatinya berbunga-bunga pagi ini.

Mi ran bahkan sempat mengoleskan lipsglos pada bibir mungilnya, juga bedak tipis. Padahal itu jarang sekali ia lakukan dalam kesehariannya.

Ia tengah menunggu bus trans saat waktu menunjukkan pukul 06.45 menit. Dan ia pastikan tak akan telat sampai disekolah, karena jarak rumah menuju sekolahnya hanya 10 menit sebelum bel berbunyi.

" Nahh itu dia si abang bus trans nya !! " Pekik Mi ran semangat.

" Weleh..weleh..selamat pagi neng Mi ran, ini abang nggak mimpi kan ya?? " Goda abang bus.

" Mimpi kenapa bang?? "

" Mimpi ada bidadari naik bus abang, hahaha " abang bus terkekeh. Pasalnya penampilan Mi ran pagi ini benar-benar cantik, biasanya juga cantik tapi pagi ini lebih cantik lagi.

" Semua itu anugerah bang, jangan salahin Mama Mi ran yang ngelahirin anak secantik Mi ran, hahaha " Mi ran juga ikutan terkekeh menanggapi celotehan abang bus.

Memang sudah menjadi sarapan dipagi hari untuk Mi ran jika bertemu dengan abang bus, selalu ada saja hal yang dibahas membuatnya semakin bersemangat.

Saat Mi ran hendak beranjak menuju kursi penumpang terdengar suara teriakan dari seseorang yang hendak naik bus sebelum si abang tancap gas.

Alhasil Mi ran yang masih berdiri didepan pintu masuk bus tertubruk oleh penumpang yang tergesa-gesa tersebut.

" Eh..eh..ehh.. " tubuh Mi ran terhuyung dan hampir jatuh kalau saja ia tak berpegangan pada kursi penumpang disampingnya.

" Sorry..sorry..!! " Ucap cowok itu.

" Elo ???? " Mi ran sejenak berfikir seperti mengenal sosok cowok dihadapannya sekarang.

" Tuh kan ?? Kita jodoh, bener kata gue dulu kan??. Masih inget gue kan?? " Tanya cowok itu.

" Rudi?? Ruki?? Luki??, Hehe " Mi ran menggaruk kepala sembari mengingat gerangan nama cowok yang pernah menyelamatkannya dulu.

" Lucky !! You must remember my name, ok baby ??"

Mi ran hanya tersenyum kecut mendengar Lucky memanggilnya dengan sebutan baby.

Dan tak terasa 10 menit pun berlalu, Mi ran pun sampai di area sekolahnya. Belum sempat Mi ran melangkah, lengannya dicekal oleh Lucky.

" Boleh gue minta nomer lo !! " Ucapnya cepat.

" 089669765889, bye " jawab Mi ran cepat.

Selepas kepergian Mi ran, Lucky kembali duduk ke kursinya. Karena jarak sekolahnya masih 10 menit lagi dari sekolah Mi ran.

Lucky terus mengingat nomor yang Mi ran sebutkan sembari mendial pada ponselnya.

Tuttt..tuttt..

" Yes nyambung !! " Ucapnya girang saat mendapati nomornya benar.

" Ya haloo !! " Suara sahutan diseberang sana memang benar-benar cewek.

" Sayang !! Untung gue IQ nya lumayan, jadi hapal nomor yang lo kasih tadi !!" Suara Lucky begitu antusias.

" Eh..siapa?? Kok manggilnya sayang-sayang !! " Tanya cewek diseberang telepon.

" Ini Mi ran kan??, Aku Lucky !! Masak lupa?? "

" Maaf ya mas!! Aku bukan Mi ran !! Namaku Sumi !!, Lagian Aku juga udah punya suami, dari mana masnya dapet nomor ku?? "

Tuttt..tuttt..tutt..

Sambungan dimatikan sepihak oleh Lucky.

" Shiitttt " umpatnya kesal saat gagal menghapal nomor Mi ran dan malah salah sambung.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang