Bab 14

4 1 0
                                    

Biarkan aku menjaga mu, meski dari kejauhan. Karena kini bukan perkara ego yang harus aku utamakan tapi rasa tanggung jawab yang begitu besar terhadap mu Kaila..

Kala sinar mentari tengah menyapa menandakan pagi telah menyambut, di situlah Mi ran masih menggeliat di atas tempat tidurnya. Begitu banyak chat dan panggilan untuknya dari Bima, sahabat, maupun Lucky tak berhasil membangunkannya. Gadis itu benar-benar merasa kelelahan. Kemarin adalah pengalaman pertamanya dengan seorang cowok, dan bahkan status bukan pacar atau suami.

Setengah sadar, Mi ran melihat ponselnya. Saat jam masih menunjukan pukul 06.15 menit, bukan pacar atau sahabat chat pertama yang ia buka melainkan Lucky. Ya cowok itu, Mi ran selalu merasa bersalah terhadapnya. Walau jika dipikir, dirinya lah nanti yang akan menanggung lebih besar resiko jika terjadi hal buruk padanya dari pada Lucky. Tapi tetap saja, semua terjadi karenanya.

" Are you ok "
" Kamu mau Aku jemput Kamu?, Bima jemput Kamu apa nggak?
" Mau dibeliin sarapan dulu sebelum berangkat sekolah?? "
" Jangan lupa bawa baju olahraga biar gak dihukum !! "
" Kamu ada madu di rumah?, kalau ada minum campur ke teh hangat. Biar efek obatnya bener-bener ilang, kalau nggak ada nanti Aku beliin !! "

Mi ran tersenyum membaca chat dari Lucky, cowok itu kenapa tiba-tiba jadi berubah care banget sama dia. Biasanya lo gue ini tiba-tiba jadi Aku Kamu.

Calling L.A.P

" Bisa nggak chat nya gak borongan gitu, gue bingung mau jawab yang mana dulu. Gue baru bangun tidur, masih setengah sadar " ucap Mi ran.
" Hahahaha..sorry, bisa di jawab satu-satu, Aku sabar menunggu !!"
" Hem.., i'm ok now. Belum tau chat Kak Bima belum gue baca, nggak terimakasih nanti gue beli di kantin sekolah aja, iya makasih udah diingetin, nggak ada madu di rumah boleh kalau lo mau beliin. Udah ya, udah gue jawab semua " ucap Mi ran.
" Iya Kaila, see you. Muaaaahh " ucap Lucky cepat dan sambungan terputus.
Mi ran hanya tersenyum menanggapi.

Ia segera bergegas ke kamar mandi, mempersiapkan diri untuk mengahadapi hari-hari selanjutnya.
Tak lupa ia membalas pesan Kak Bima juga sahabatnya. Ia tak mau dijemput, Mi ran memilih naik bus. Hari ini Mi ran malas untuk berdandan, ntah kenapa, ia merasa bahwa itu bukan dirinya. Kalau Kak Bima memang bener-bener tulus suka sama dia, toh pasti Kak Bima mau menerima Mi ran apa adanya, pikir Mi ran.

Sesampainya di sekolah, Mi ran menghela napas dalam-dalam.
" It's ok Mi, everything be ok. No problem about you " Mi ran mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
Sekolah sudah sangat ramai, karena memang 10 menit lagi bel masuk.
Mi ran berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya, tanpa ia sadari Lucky berjalan di belakangnya. Mengikutinya tanpa suara.
"Bro kemarin lo kemana aja, pamit ke toilet kok sampe jamuran gue nungguin lo " ucap salah satu cowok teman Lucky di sekolah barunya. Lucky benar-benar lupa akan teman-temannya yang tengah menunggunya kemarin, fokusnya hanya ke Mi ran.

Mendengar ada suara di belakangnya, Mi ran pun menoleh, mendapati Lucky yang tengah menatapnya lekat.
Entah bagaimana perasaan Mi ran sekarang ini, baginya siapa Lucky??
Takdir apa yang membuatnya mengenal Lucky??. Mi ran hanya tersenyum tanpa menyapa. Ia menyadari posisinya sekarang adalah pacar Bima. Ia tak ingin melukai perasaan Bima, tapi bagaimana perasaan Lucky? Apa cowok itu baik-baik saja??

" Eh..kemana aja lo kemarin, pamit ke toilet kok ya hilang tanpa kabar, chat gue kenapa di read doang ?? " Tegur Nanda yang sudah bertengger di depan pintu kelas.
" Sorry, ada hal darurat kemarin Nan, lupa bilang kalian " ucap Mi ran sambil melirik Lucky yang sudah masuk ke kelas.
" Ih tuh cowok ya, ganteng sih ganteng. Tapi kenapa gue males banget lihat mukanya ya !! " Ucap Nanda.
" Kenapa emang, dia gak seburuk yang lo pikir Nan ?? " Mi ran tiba-tiba membela.
" Mana ada baik kalau suka maenin hati cewek !! " Serang Nanda.
" Mungkin ceweknya aja yang suka, dia nya gak. Jadi bisa dibilang gak sengaja nyakitin !! " Ucap Mi ran enteng.
" Lo emang ya, polos jangan kebangetan. Udah lah, fokus-fokus. Hari ini kita harus semangat, mapel olahraga. Jangan-jangan suruh lari lagi muterin lapangan?? "
" It's ok, just run. Easy..." Ucap Mi ran bersemangat lalu masuk ke kelas.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang